0.2

50 1 0
                                    


Sekarang

India POV

"Ini mau dipakaikan sepatu yang mana Bu?" Tanya salah satu seorang pegawaiku saat fitting model untuk fashion show-ku yang pertama.

"Hmm, yang stiletto merah itu aja yang ada accent gold-nya" Jawabku. Di umurku yang sudah 28 tahun ini akhirnya aku dapat menyelenggarakan fashion show pertamaku yang akan dilaksanakan dalam waktu kurang dari satu minggu lagi dan sekarang aku lagi stress berat karena salah satu model yang harusnya tampil kakinya terkilir sampai tidak bisa menggunakan high heels.

"Vina!" aku memanggil asisten pribadiku.

"Iya bu?"

"Udah dapat model pengganti belum? Acaranya udah bentar lagi nih dan Saya ingin acaranya sempurna" tanyaku kepadanya, nggak bakal aku ngebiarin fashion show yang udah aku rencanain dari setahun yang lalu gagal cuma gara-gara satu model.

"Iya udah" katanya, lalu tiba-tiba dia menunjuk seseorang yang sedang menuju ke arah aku "Nah itu dia modelnya namanya Vanya" hmm kok mukanya familiar ya, kayak pernah ketemu.

"Hallo, wait... India Prasetyo? Ini gue Vanya Houtman!" katanya sambil memelukku.

"Ohmygod Vanya! Long time no see you look absolutely gorgeous! Ohiya nama gue udah bukan India Prasetyo lagi, India Hartono sekarang" jawabku sambil membalas pelukannya. Vanya Houtman, teman satu SMP-ku, seorang blasteran indo-belanda yang cantik banget, lalu waktu mau naik kelas 9 tiba-tiba dia dan satu keluarganya balik lagi ke Belanda dan semenjak saat itu kita lost contact, sampe sekarang.

"Wow you're married and a designer? Anjir nggak nyangka banget gue"

"Haha biasa aja kali Vany, lagian belum terkenal juga ini baru fashion show pertama" jawabku agak malu-malu.

"Lo mau merendah untuk meroket ya? Fashion show pertama sih pertama tapi boutique lo udah dimana-mana gila!"

"Iya tapikan baru di Indonesia, belum kayak lo udah go international, btw nggak enak banget ngobrol di sini mending kita ke coffee shop depan studio yuk! Tapi lo fitting dulu ya hehe soalnya hari H udah deket nih" kataku ke Vanya.

----------------------------------

"Well well well, so who's the lucky guy?" tanya Vanya begitu kita duduk berhadapan di coffee shop ditemani vanilla latte buatku dan macchiato buat Vanya.

"Hmm his name is Adam Hartono, kita ketemu waktu kuliah di ITB dan udah bareng terus semenjak itu" kataku.

"Wah udah lama juga ya kalian nikahnya... "

"Iya, Adam and I were completely head over heels with each other and he proposed to me 6 months after we started dating and 6 months later I became Mrs. Hartono" jawabku sambil tersenyum-senyum mengingat lamaran Adam kepadaku. Coba kita masih seperti dulu ya Dam..

"Awwww, by the way liat dong foto-nya Adam!" kata Vanya

"Ini dia" Kataku sambil menunjukan salah satu foto favoritku dengan Adam yang di ambil 1 tahun yang lalu waktu aku dan dia masih sangat bahagia.

"You guys look so good together!" puji Vanya

"Thank you, gantian dong sekarang lo cerita, pasti ada cowok kan?"

"Hmmm iya" kata Vanya yang pipinya mulai memerah

"Omg! You're blushing! Cerita Vany cerita!" ujarku kepada Vanya

"Namanya Genta, kita belum official Di, tapi ya dia baik dan gentleman banget beda jauh sama mantan-mantan gue, gue dan dia udah sering banget nge-date tapi dia belum coba sekalipun untuk mencium gue, bayangin dong kagetnya gue setelah kencan kita yang kelima dia belum juga cium gue, terus gue tanya kan kenapa belum cium gue, karena gue jelek ya? Gue tanyakan terus tau ngga dia bilang apa? Dia bilang karena dia nggak mau ngancurin apa yang kita punya dia mau take it slow, langsung swoon gue" kata Vanya sambil tersenyum-senyum sendiri

"Aww, he seems like a good guy, I'm happy for you Vany"

"Thanks babe! Btw lo sama Adam gimana? Any babies yet?"

"Belum, gue sama Adam mau focus sama kita dan ke karir dulu lagian kita juga masih muda perjalanan kita masih panjang" jawabku, lebih ke karir sepertinya sekarang, kataku dalam hati

"Hmm understandable, gue yakin banget nanti future babies lo sama Adam pasti ganteng-ganteng dann cantik-cantik banget" kata Vanya

"Haha Amiin" kataku sambil tertawa-tawa kecil.

Lost LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang