3. Ali dan Nata

7.6K 673 24
                                    

"Ali?"

Ali tersenyum kecil. Bukan, bukan untuk Prilly, tapi untuk Nata yang berada di samping Prilly. Kembali ke Prilly, tatapan Ali berubah menjadi datar.

Sudah lama Prilly tak melihat senyum itu, rindu pastinya. Ingim rasanya Prilly memeluk lelaki di hadapannya saat ini juga. Tapi entah mengapa Prilly merasa badannya kaku untuk melakukan itu. Prilly juga pastinya punya rasa malu untuk melakukannya.

"Ayo masuk dulu, kita ngobrol di dalam," ucap Ali mempersilahkan Prilly untuk masuk ke apartemennya. Prilly mengangguk dan mengikuti Ali masuk ke dalam apartemennya. Bersih, rapi, dan harum, kata itulah yang pantas untuk mendeskripsikan apartemen Ali, sama seperti kost-kostan Ali, suami Prilly dulu.

Prilly berjalan menggandeng tangan Nata sambil melihat-lihat foto Ali yang terpajang di dinding-dinding apartemen Ali. Anehnya, tidak ada foto keluarga Ali atau lainnya. Jadi Prilly tidak bisa memastikan lelaki yang bernama Ali ini benar Ali suaminya atau bukan.

Saat sedang asik melihat-lihat foto Ali, tubuh Prilly dan tubuh Ali bertabrakan karena tidak sengaja. Tubuh Prilly yang hampir jatuh di tahan oleh Ali, mereka berdua saling tatap-tatapan. Jantung kedunya juga berdetak sangat kencang.

"Mami sama papi ngapain di situ?" Suara Nata menganggetkan mereka Ali dan Prilly. Mereka berdua tersadar dan langsung melepaskan diri masing-masing.

"Em.. maaf." Ali mencoba bersikap biasa saja. Padahal ia berusaha menutupi rasa geoginya. Sedangkan Prilly mengangguk dan mengalihkan pandangannya ke arah lain, pipinya sudah di penuhi dengan sembrutan merah sekarang.

"Yaudah, kalian duduk di sini dulu, biar aku ambilkan minum." Prilly duduk di sofa dan memperhatikan Ali yang berjalan ke arah dapur. Prilly mengingat ucapan Nata tadi, sepertinya ada yang mengganjal.

"Papi?" Gumam Prilly lalu menatap Nata dengan terkejut.

"Astaga! Kan gue sering nunjukim foto Ali ke Nata! Pantes aja Nata panggil Ali tadi 'papi'" Ucap Prilly di dalam hati.

Tak lama kemudian Ali datang membawa nampan yang berisi 3 gelas jus jeruk dan 1 piring kue. Nampan itu ia taruh di meja yang berada di depan sofa.

"Minum dulu," kata Ali singkat.

"Iya, makasih ya, Li?" Prilly meminum jus itu sedikit. Sedangkan Nata hanya diam dan duduk anteng bersama tabnya.

"Ngomong-ngomong kamu ada perlu apa mau ketemu sama aku?" Tanya Ali membuka pembicaraan. Kali ini wajahnya tampak serius dan begitu dingin.

"A-aku cuma p-pengen minta maaf aja atas kejadian kemarin," ucap Prilly gugup karena Ali memandanginya terus sejak tadi.

"Cuma itu?"

"Aku juga pengen ngobrol-ngobrol sama kamu," kata Prilly.

"Maaf, aku sibuk!" Balas Ali kembali datar. Tetapi Prilly tak pantang menyerah. Ia terus memaksa Ali agar mau mengobrol dengannya.

"Ini kan hari minggu, masa kantor kamu gak ada libur, sih?"

"Gak bisa. Aku sibuk!"

"Please, Ali, kali ini aja. Masa kamu gak kasian sama aku sama anak kamu juga. Udah jauh-jauh ke datang ke apartemen kamu, eh sampai sini di usir!" Rajuk Prilly.

"Apa? Anak aku?" Tanya Ali bingung dengan perkataan Prilly barusan. Prilly yang tersadar pun langsung menutup mulutnya yang asal ceplos itu.

"Enggak-enggak, maksud aku itu anak aku, iya anak aku, bukan kamu," koreksi Prilly.

"Udah, sekarang kamu pergi dari sini. Aku bilang aku sibuk!" Usir Ali dengan nada datar dan dingin. Prilly hampir saja pasrah kalau Nata tak membantunya. Nata tiba-tiba saja menaruh kepalanya di paha Ali. Ia berbaring sambil bermain tabnya di sana.

"Oh good girl!" Sorak Prilly di dalam hati.

"Nah, kan, Nata aja masih mau di sini." Tunjuk Prilly ke arah Nata. Ali menghela nafasnya jengah mengahdapi segala rayuan dan alasan Prilly.

"Emang mau ngobrol apa sih?" Tanya Ali.

"Ya apa aja. Tentang kehidupan kamu, pekerjaan, atau apalah," ucap Prilly modus karena ingin mencari tau sesuatu tentang lelaki di hadapannya ini.

"Itu urusan pribadi aku! Kamu itu siapanya aku? Aku juga gak kenal sama kamu, jadi kamu gak berhak tau apa-apa tentang aku!" Entah mengapa hati Prilly sakit mendengar ucapan Ali barusan. Mereka berdua terdiam sesaat. Ali memperhatikan Nata yang berbaring di pahanya.

"Ehm, Ali. Boleh pinjem kamar mandi sebentar enggak? Aku kebelet nih. Janji deh habis ini aku bakal pulang," ucap Prilly sambil menahan sesuatu.

"Jalan aja ke arah dapur, nanti pasti dapat."

Prilly langsung berlari ke dapur. Tak perlu lama mencari, Prilly sudah mendapatkan letak kamar mandi yang tadi Ali bilang. Ia masuk dengan terburu-buru. Tak butuh waktu lama ia keluar.

"Hfttt, lega," kata Prilly. Ia langsung berjalan ke arah sofa yang tadi ia tempati, tapi Prilly malah sembunyi di balik tembok, mengintip Ali yang sedang memeluk Nata dan menciumi kepalanya. Sekilas Prilly melihat mata Ali berkaca-kaca, Ali juga mengucapkan sesuatu tapi tak bisa Prilly dengar.

"Jangan-jangan...." gumam Prilly lalu ia kembali menatap Ali dan Nata.

[•••]

Prilly membopong Nata ke dalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Prilly dan Naufal. Nata tadi tertidur saat masih di apartemen Ali. Tidurnya sangat pulas, Nata begitu nyaman saat bersama Ali. Mereka tidak jadi pulang cepat, tiba-tiba saja Ali meminta Prilly untuk tidak pulang dulu, alasannya Nata.

"Mimpi indah sayang." Prilly mengecup kening Nata. Setelah itu ia keluar dari kamar Nata dan melihat Naufal yang ada di depan pintu kamar Nata.

"Eh, kamu mau masuk?" Tanya Prilly.

"Enggak jadi, hehehe."

Prilly tersenyum kecil lalu pergi ke kamar sebelahnya. Naufal juga mengikuti Prilly dari belakang.

"Tadi dari mana sih, sayang? Kok aku gak di ajak." Naufal memeluk Prilly dari belakang, tentu Prilly kaget. Tapi setelah itu Prilly membiarkannya.

"Kamu kenapa sih? Aku tadi habis ke tempat Dewi, dia maksa aku. Yaudah deh aku ke sana sama Nata juga," dusta Prilly. Entah sampai kapan ia mau jujur pada suaminya itu.

"Gimana sama kantor kamu?" Tanya Prilly balik.

"Alhamdulillah sekarang udah normal. Semua masalah dapat teratasi," jawab Naufal dan hanya di tanggapi anggukan oleh Prilly. Naufal makin mengeratkan pelukannya, tapi makin lama Prilly makin risih. Prilly melepaskan kedua tangan Naufal di perutnya.

"Em, aku malam ini tidur sama Nata, Boleh kan?" Pinta Prilly.

"Loh? Terus aku?"

"Ya sendiri lah. Aku lagi pengen aja tidur sama Nata. Boleh ya?"

"Iya deh," ucap Naufal akhirnya. Prilly tersenyum senang. Ia mandi, lalu pergi ke kamar Nata lagi.

Malam ini Prilly rasanya sangat malas berbicara dengan Naufal. Lidah Prilly juga rasanya kelu memanggil Naufal dengan panggilan 'sayang'. Prilly tak tau mengapa sikapanya sendiri berubah.

[•••]

Maaf gak jelas, wkwkwk. Vote + komen ya, itu wajib. Om telolet om😂

Kecup jauh 😘

[211216

Takdir [CBD Season 2]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang