Prilly menggeliat dalam pelukan seseorang. Matanya mengerjap melihat orang yang sedang mendekapnya saat ini. Ops! Bukan hanya saat ini, tapi sejak tadi malam. Senyumnya mengembang lalu Prilly mencium pipi orang tersebut, siapa lagi kalau bukan Ali.
"Makasih!"
Prilly membulatkan matanya kaget, ternyata Ali sudah bangun terlebih dahulu. Ali membuka matanya dan mendapati wajah Prilly yang memerah karena ulahnya sendiri.
"Cium di sini dong, sayang," kata Ali menunjuk bibirnya yang membuat Prilly makin malu.
"Apa sih kamu. Liat tuh udah jam berapa, kamu gak ke kantor?" Bukannya bangun dan bergegas mandi, Ali malah makin mengeratkan pelukannya di pinggang Prilly.
"Aliii, bangun ih!"
"10 menit lagi sayang."
"Kelamaan Aliku. Nata juga mau sekolah, nanti dia terlambat."
"5 menit lagi, janji deh. Aku masih mau meluk kamu."
Prilly menghela nafas pelan. Beginilah Ali jika sedang bersama Prilly, sifatnya akan berubah menjadi sangat manja. Apalagi setelah Ali dan Prilly berpisah sangat lama, sifat manjanya akan bertambah berkali-kali lipat.
"Aku mau libur kerja aja ya hari ini," ucap Ali lagi.
"Gak ada, gak ada. Jangan mentang-mentang ada aku terus kamu jadi males kerja gini ya! Udah ayo bangun, 5 menit udah habis! Kalau kamu enggak bangun, jangan harap aku mau nemuin kamu lagi!" Ancam Prilly dan berhasil, Ali bangun tapi dengan wajah yang di tekuk.
"Serem banget ancemannya, buk."
"Bodo amat! Udah sana mandi, aku mau bangunin Nata terus mau masak." Prilly beranjak dari ranjang lalu mengikat rambutnya asal.
Cup!
Ali langsung berlari ke kamar mandi setelah berhasil mendapatkan ciuman di bibir Prilly. Sedangkan Prilly terjengkit kaget dan memandang Ali kesal.
"Aliiiiiiiiiiiiiii!"
•••
"Mami, nasi gorengnya enak banget. Nata selalu suka sama nasi goreng buatan Mami."
Prilly tersenyum mendengar pujian dari Nata yang tengah lahap memakan nasi goreng buatannya itu. Sama persis seperti Ali, Nata sangat menyukai nasi goreng, apalagi di tambah dengan sosis.
"Makasih sayang," balas Prilly.
"Kapan sih masakan Mami kita ini gak enak? Semua yang Mami masak itu selalu enak," kata Ali yang juga memakan nasi gorengnya.
"Pernah, Pi. Waktu pas Nata minta masakin opor ayam, terus pas Nata sama Papa rasain rasanya asinnn bangettt." Ali dan Prilly tertawa mendengar Nata.
"Ya kan waktu itu Mami gak tau kalau jadinya asin. Besok Mami bikinin opor ayam deh khusus buat Nata," kata Prilly yang membuat Nata melebarkan matanya. "Beneran ya, Mami." Prilly tersenyum dan mengangguk.
"Khusus buat Nata aja nih? Papi enggak?" Tanya Ali dengan wajah sok-sok ngambeknya itu.
"Iya Papi juga. Yaudah yuk berangkat, Nata di antar Papi ya."
"Loh, sama kamu juga, dong. Sekalian aku antar ke butik kamu," sahut Ali.
"Kamu nanti terlambat, sayang. Udah gak usah," tolak Prilly lembut.
"Enggak, pokoknya kamu harus ikut aku! Titik gak pake koma!" Ucap ALi tak terbantahkan. "Oke, aku ikut kamu. Huh, dasar pemaksa!" Cibir Prilly yang masih dapat di dengar oleh Ali.
Mereka pun menaiki mobil lalu pergi mengantar Nata ke sekolahnya. Selama di perjalanan, Nata bercerita saat dirinya berada di Bandung bersama Naufal. Nata itu anak yang ceria dan cerewet persisi seperti Prilly.
"Nah udah sampai. Belajar yang bener ya sayang, jangan nakal di sekolah," pesan Ali kepada Nata. "Iya, dengerin kata Ibu guru. Nanti siang Nata di jemput sama Pak Santo, ya," tambah Prilly.
"Oke Pi, Mi. Nata pergi dulu, assalamualaikum." Nata mencium tangan Ali dan Prilly lalu keluar dari mobil. Seelah di pastikan Nata masuk ke sekolah, Ali dan Prilly menlanjutkan pergi ke butik.
"Oh iya, sayang, nanti aku mau ketemu sama Kak Dian loh," ucap Prilly membuka pembicaraan.
"Mau ngapain?" Tanya Ali.
"Mau bahas tentang kerja sama project kita terus ya... ih kamu kaya gak tau ibu-ibu cantik kalau ketemu itu kaya gimana, hahaha."
"Cieee ibu-ibu, pada nyadar ya udah ibu-ibu."
"Masa ya cewek-cewek. Aku udah punya Nata, Kak Dian juga udah dua tuh." Ali terkekeh mendengarnya, Kakaknya itu telah menikah dan memiliki 2 anak. Dian menikah saat Ali masih koma waktu itu.
"Oh iya, aku udah gak pernah lihat Sofi sama Cece lagi. Mereka kemana?" Tanya Ali teringat 2 sahabat Prilly itu.
"Sofi sama Cece ikut suami mereka pindah. Sofi sekarang tinggal di Prancis terus Cece tinggal di Bali. Mereka ninggalin aku, tapi untung aja masih ada Dewi."
"Cece sekarang hamil lima bulan, kalau si Sofi udah punya anak satu. Kangen deh sama mereka," lanjut Prilly. Ali hanya menganggukkan kepalanya.
Mobil Ali berhenti di depan butik milik Prilly. Ali melihat mobil yang ia sangat kenali tepat disebelah mobilnya. Mobil Dian, dia ternyata sudah ada di sini.
"Loh, masih di sini Kak? Kenapa gak masuk dulu?" Tanya Prilly saat sudah keluar dari mobil dan melihat Dian yang juga keluar dari mobilnya.
"Gue baru dateng kok, Prill. Wahh lo berangkat sama Ali? Naufal gak marah nih?" Prilly terdiam mendengar pertanyaan Dian. Ali yang baru keluar dari mobilnya aneh melihat ekspresi kedua wanita ini.
"Ini kenapa?"
"Ah, kepo lo kaya dukun, Li. Ini masalah perempuan, lo gak perlu tau," sahut Dian keki pada Ali.
"I-iya, kamu kepo banget deh," tambah Prilly dengan senyum di paksakan.
"Udah lo sana ke kantor Li. Pake ikutan turun lo ah, mau ngapain lo?"
"Mau ini...." Ali mencium kening Prilly dan berpamitan. Setelah itu ia menjulurkan lidahnya ke arah Dian.
"Ali, lo nyium orang gak tau tempat. Dasar lo!" Teriak Dian pada Ali karena Ali sudah masuk ke dalam mobil lalu pergi dari sana. Prilly cekikikan, sudah lama Prilly tidak melihat keributan kedua kakak adik ini.
"Huh! Udah lama nih gak naik darah gara-gara dia. Beda nih kaya dulu, cepet banget capek kalau marah-marah," kata Dian.
"Hehehe, inget umur kak. Yaudah yuk kita ngobrol di dalam aja. Panas di sini." Mereka pun berjalan ke dalam butik Prilly.
"Em, Prill," panggil Dian saat mereka sudah sampai di ruangan Prilly.
"Iya, kenapa Kak?"
"Aduh gimana ya? Gue gak enak ngomongnya sama lo, Prill."
"Soal aku, Ali, dan Naufal kan Kak?" Tanya Prilly tepat sasaran. Dian mengangguk ragu.
"Aku tau Kak, aku salah. Naufal gak tau apa pun tentang hubungan aku dan Ali belakangan ini, bahkan Naufal pun gak tau kalau Ali masih hidup. Aku sering bohong ke Naufal kalau ketemu sama Ali. Tapi Kak, apa aku salah kalau aku pengen bersatu lagi sama Ali. Aku masih cinta sama Ali, Kak."
Dian menarik Prilly ke dalam pelukannya. Dian tau bagaiman jika ia yang berada di posisi Prilly saat ini. Sangat dilema.
"Aku gak tau harus gimana lagi Kak. Aku takut bilang sama Naufal Kak."
"Prill, aku saranin kamu jujur sama suami kamu, sebelum semuanya jadi makin rumit."
"Kak, aku gak bisa." Dian menghela nafasnya kasar.
"ALI atau NAUFAL?!"
[•••]
Hola gaes! Gimana tahun barunya? Happy new year ya semua 🎉 (maaf telat)
Vote+komen ya! Penting!
Lope lope ❤
[020117]

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir [CBD Season 2]✔️
FanficKecelakaan 5 tahun yang lalu membuat Prilly harus benar-benar ikhlas merelakan Ali pergi. Dan sekarang, Prilly telah menikah dengan pria lain, yaitu Naufal. Namun, takdir menjalankan tugasnya dengan baik. Takdir membuat hidup Prilly lebih berwarna...