"Ali??"
"Mm...maksud aku Naufal Ma. Aku tiba-tiba kangen Ali nih Ma, makanya kebawa nama Ali," jawab Prilly sambil cengengesan.
'Duh, Prill, lo bego banget sih! Untung aja Mama gak curiga!' Batin Prilly.
"Yaudah, pokoknya kamu harus hamil lagi! Cucu satu itu gak cukup, Prill. Kurang rame," ucap Mama yang membuat Prilly seketika terdiam. Bagaimana mau cepat hamil, melakukannya saja jarang. Naufal nya saja lebih sering dinas keluar!
•••
Prilly mengerjapkan matanya, berusaha mengumpulkan kesadarannya. Begitu matanya terbuka sempurna pandangan yang pertama kali di lihat adalah wajah damai Ali ketika tertidur. Prilly langsung bangkit dari tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi.
Hari ini Naufal akan pulang, setelah seminggu ia dinas ke Jerman. Itu tandanya Prilly harus pulang ke rumahnya bersama Naufal. Berat rasanya kembali satu ranjang dengan Naufal, namun mau bagaimana lagi. Kalau ia tak segera pulang, bisa-bisa Naufal curiga akan keberadaan Prilly. Prilly saja sudah syukur bahwa Mama nya tak curiga alasan Prilly tiba-tiba tinggal di apartemennya.
Setelah selesai mandi, Prilly segera membangunkan Ali untuk segera mandi.
"Sayang..." panggil Prilly sambil mengguncangkan tubuh Ali pelan. Berharap agar laki-laki itu akan segera bangun. Namun rupanya Ali masih nyaman dalam tidurnya. Mungkin saja Ali masih merasa kelelahan akibat semalam mereka yang habis berolahraga. Prilly tak langsung putus asa, ia terus berusaha agar Ali terbangun dari tidurnya.
Benar saja, tak berapa lama Ali mulai mengerjapkan matanya dan berusaha mengumpulkan kesadarannya. Begitu matanya terbuka, pandangan yang pertama di lihat Ali adalah wajah cantik Prilly yang sudah terlihat segar sehabis mandi dan sedang tersenyum menatap Ali.
"Morning kiss?" tanya Ali yang langsung membuat Prilly menunduk dan mencium bibir Ali singkat. Ali tersenyum melihat perlakuan Prilly, rupanya wanitanya ini pekaan.
"Udah sana kamu mandi. Aku mau bangunin Nata, abis itu buat sarapan," perintah Prilly yang tentu saja langsung di turuti oleh Ali. Jika saja Ali tak langsung menurutinya, bisa-bisa Prilly akan ngambek hingga berhari-hari dan akan terus mendiaminya.
Prilly pun langsung bergegas menuju kamar Nata dan membangunkan putrinya tersebut. Setelah di pastikan Nata benar-benar bangun dan masuk ke kamar mandi, Prilly menuju dapur untuk membuat keluarga kecilnya itu sarapan. Entah bagaimana pendapat orang-orang tentang hubungannya dengan Ali, selagi mereka bahagia, kenapa tidak di jalankan saja? Terserah apa kata orang, yang penting mereka bahagia.
Ali yang sudah rapi dengan pakaian kantornya langsung menghampiri Prilly yang sedang masak di dapur. Di peluknya tubuh wanitanya itu dari belakang yang sempat membuat Prilly terkejut.
"Kamu ngangetin aja deh," ucap Prilly yang masih terus sibuk mengaduk nasi goreng sosis buatannya. Ali terus menciumi aroma tubuh Prilly dari belakang, aroma yang sangat memabukan bagi Ali, bagaikan candu untuk dirinya.
"Kamu tunggu di meja makan aja sana, aku mau pindahin ini dulu ke piring!" Perintah Prilly yang membuat Ali cemberut.
"Baru juga peluk kamu, udah di suruh lepas aja." Prilly terkekeh geli mendengar lelakinya yang sedang merajuk. Lantas Prilly mematikan kompornya dan berbalik menghadap Ali. Di kecupnya bibir Ali singkat dan langsung memeluk tubuh Ali erat, menyembunyikan pipinya yang mulai memanas akibat aksinya itu. Ali hanya terkekeh melihat tingkah Prilly yang sangat menggemaskan.
![](https://img.wattpad.com/cover/93193954-288-k857963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir [CBD Season 2]✔️
FanficKecelakaan 5 tahun yang lalu membuat Prilly harus benar-benar ikhlas merelakan Ali pergi. Dan sekarang, Prilly telah menikah dengan pria lain, yaitu Naufal. Namun, takdir menjalankan tugasnya dengan baik. Takdir membuat hidup Prilly lebih berwarna...