"Halo little princess, bagaimana kabar mu?" terdengar suara sammy alexander adiwinata dari seberang sana. Entah apa yang membuatnya menelponku sepagi ini, tidakkah dia tau kalau aku benci bangun pagi? Huh menyebalkan punya kakak seperti dia."Ada apa kak? , kenapa menelponku sepagi ini?" tanyaku yang di respon dengan kekehannya. Dasar kalau saja dia ada di hadapanku aku akan menggulingkannya ke tebing sana.
Aku mendengar dia membuang nafas kasar sebelum menjawabku
"Gaby, pulanglah daddy sakit" ucapnya lirih yang mungkin sekarang wajahnya sudah muram jika di dengar dari suara getirnya. Jantungku seketika berdetak tanpa aturan hingga rasanya dadaku ingin di belah oleh jantungku sendiri. Aku berusaha tenang dengan harapan bahwa daddyku akan baik baik saja.***
Aku menatap kabut putih yang sudah kulihat sejak beberapa jam lalu. Yah sekarang aku sudah di dalam pesawat dengan tujuan indonesia kota kelahiranku, kota yang didalamnya terdapat kenangan pahit, kota yang selalu ingin aku hindari namun tidak bisa, karena buktinya aku sudah kembali lagi padanya.
Aku melihat kak sam dari tempatku berdiri sekarang. Dia berlari kecil kearahku dan sekarang sudah memelukku dengan erat. Kakak ku ini memang tidak berubah, dia bahkan hobby sekali memelukku.
" kenapa tidak membalas pelukanku? Tidak kangen padaku?" ucapnya yang menyadarkan aku dari pikiran yang entah apa, aku juga bingung.
Aku melihat wajahnya sedang berlagak sok imut sekarang, seperti anak kecil saja pikirku dalam hati yang mampu membuatku geli melihat tingkahnya." kakak aku kangen sekali" aku langsung mempererat pelukanku padanya. Dia terkekeh senang karena ucapanku. Setelah selesai dengan acara reunian kakak beradik akhirnya kami menaiki mobil kak sammy yang akan mengantarkanku ke tempat daddy, karena daddy adalah alasan kenapa aku kembali ketempat ini.
Aku mengerutkan keningku mendapati mobil kami telah berhenti di parkiran perusahaan winata group, salah satu pengusaha terkaya di Asia bahkan sudah merambat ke Internasional. Siapa yang tidak mengenal daddyku? Cukup sebut nama "james christian adiwinata" maka semua orang akan ber oh panjang.
"Kenapa kesini? Bukannya daddy sakit?" tanyaku heran, jujur saja aku mulai curiga pada kakakku ini sepertinya dia membohongiku. " daddy ada di ruang rapat sekarang, dia memaksa bekerja karena tidak yakin dengan kemampuanku princess". Sesaat dia menatapku dengan sedih tapi segera tersenyum menatapku tulus. Aku tau dia kecewa pada daddy yang sangat keras padanya.aku akui bahwa daddy sering meragukan kak sammy padahal dia sudah berusaha keras, aku kasihan padanya dan ingin rasanya aku bilang pada daddy agar tidak seperti itu pada kak sammy.
" yasudah, ayo kita temui daddy.." aku segera menarik tangannya dan segera menuju lift khusus menuju ruangan daddy. Ya ampun pemandangan tidak bisa di bilang baik saat aku berjalan melalui beberapa staff menuju ruangan rapat daddy. Sungguh aku tidak suka pakain seperti itu, sebenarnya sejak kapan kantor ini sebagai tempat
Para model? Pakaian mini, dengan dandanan yang mengerikan. Huh.. Aku melirik kak sammy yang sedari tadi terkekeh melihat caraku menatap satu persatu karyawannya. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Apa kak sammy sudah gila?.
Aku berusaha acuh untuk saat ini, karena yang ku inginkan hanya segera bertemu daddy sekarang. Tanpa basa basi aku segera mendorong pintu ruangan dimana daddyku sedang rapat.untung saat ini aku tidak terlalu berantakan karna dengan dress hitam selutut tanpa make up dan rambut sengaja ku gerai aku rasa sudah rapi kalau hanya sekedar bertemu daddy, dan aku sangat terkejut saat pintu di buka wow hebat, semua mata tertuju padaku yang sudah mengganggu rapat mereka. Ini tidak seperti dugaanku, kenapa kak sammy tidak bilang kalau rapat serame ini? Tunggu apa ini? Kenapa semua wajah mereka sangat muda? Apa karna Ceo sekarang sudah zaman yang muda muda yah, ahk entahlah."Little princess.., kau datang" kata daddy yang terlihat terkejut dengan kedatanganku, aku segera berlari kepelukannya tanpa mempedulikan siapapapun yang ada disana.aku meringkuk di dekapan daddy meningmati kehangatan seorang ayah yang tengah merindukan putrinya. "Apa daddy sudah sehat?" tanyaku setelah melepaskan pelukannya.aku hanya membalasku dengan senyuman yang memperlihatkan bahwa dia tidak baik.wajahnya tampak lelah,mungkin karena terlalu berpikir keras.
"Daddy tidak baik baik saja princess". Setelah lama menunggu ,akhirnya daddy menjawab pertanyaanku dengan nada suara yang sangat lembut.
" apa daddy masih sakit? Lalu kenapa bekerja?" pertanyaanku kulontarkan bertubi tubi hingga daddy bingung mau jawab yang mana, ia tampak berpikir sebelum membuka suaranya."daddy merindukanmu,jangan tinggalkan daddy sayang..". Boom daddy sukses membuat dadaku sesak saat ini,aku merasa bersalah karena telah mengecewakan orang yang sangat ku cintai didalam hidupku.aku memeluknya kembali, dia mengelus puncak kepalaku dengan sayang Dan berkali kali memcium puncak kepalaku.
"Ehemm" .oh my god,
Hampir saja kami melupakan semua yang ada di ruangan ini.jika suara itu tidak terdengar.aku melirik pemiliknya sekilas,tapi langsung ku palingkan setelah melihat dia menatapku juga.
"Maaf semuanya, hampir saja aku melupakan kalian". Daddy merangkul bahuku dan menyuruhku memperkenalkan diri kepada semua rekan bisnisnya.
"hallo semua, nama saya gaby aliana roses adiwinata" ucapku sambil membukkuk memberi hormat pada mereka semua.setelahnya aku duduk di samping kursi daddy dan mengikuti rapat sampai selesai.Akhirnya kami meninggalkan kantor daddy setelah rapat selesai, rasanya badanku remuk semua.aku ingin segera menikmati guyuran air dingin di tubuhku dan itulah yang aku rasakan beberapa menit yang lalu setelah aku mandi,rasanya luar biasa.aku segera menaiki tempat tidur king sizeku yang lama tidak kupakai dan memejamkan mataku agar bisa menghilangkan semua rasa penatku seharian ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Of Love
RomanceAku tidak percaya lagi pada kata miracle sejak saat itu. Bahkan aku tidak mengenalnya bahkan tidak merasakannya walau aku sangat ingin. Tidakkah benar kata orang orang jika berharap pada kata itu maka akan membantu mu? Jawabannya tidak.! Kata itu be...