AWAL PERTEMUAN

19 1 0
                                    

Ave POV

Hari ini adalah pertama kali aku masuk kerja, Philips Corp itulah pilihanku untung aja masuk. Oh ya sebelumnya perkenalkan namaku Ave lebih tepatnya Aveleria Pradista dan inilah kisahku. Njirr!! Banyak banget yang daftar ya iyalah secara tuh perusahaaan gedhe banget, bertaraf internasional, terkenal seantero negeri pula (lebay tapi emang bener kok, abaikan). Sebelum berangkat cek penampilan dulu kemeja warna putih oke, rok hitam selutut oke, sepatu berhak 5cm oke, sip tinggal berangkat deh. Disinilah aku berada sekarang Divisi Keuangan, pak Rega sang Manajer memperkenalkanku kepada seluruh staf keuangan lainnya. Aku hanya bisa tersenyum dan menganggukan kepala dengan sopan.

"Ave, kamu dipanggil Pak Rega sekarang." Kata Dista temen samping meja kerjaku. "oh iya Dis" jawabku. Akupun tergesa-gesa menuju ruangan Pak Rega.

"Permisi, bapak memanggil saya?"

"Tolong kamu siapakan nota-nota yang berkaitan dengan pembelian kamu bisa mengambilnya di bagian pembelian." perintah Pak Rega. "iya pak." Oh God baru juga masuk kerja pertama tapi kerjaannya beh banyak gila, keluku.

Tak terasa jam pulang kantor tiba rasa lelah mulai menggelayuti ku, ingin cepat sampai kost mulai membayangiku.

***

Author POV

"Ave makan siang yuk." Ajak Dista

"Makan siang dimana?" Tanya Ave sambil membereskan dokumen yang berserakan dimeja.

"kekantin aja yuk males kalau jalan jauh."

"terserah deh, ikut aja."

Saat di lift tanpa sengaja Ave menabrak seseorang dengan terkejut Ave mengalihkan pandangannya kearah orang yang ditabrak tadi. Betapa kagetnya Ave setelah melihat orang yang ditabraknya tadi ternyata memiliki wajah seperti salah satu dewa yunani. Ganteng abiss. Sepatu, celana, kemeja dan jas yang digunakan jelas-jelas tidak murah kelihatan kalau pakaian yang digunakan bermerk, sorot matanya yang tajam rahang pipinya yang tegas menambah kesan seksi di mata Ave. Suara deheman menyadarkan Ave.

"ehem, bisa menyingkir dari hadapan saya." Perintah pria itu. Dengan kikuk Ave menyikir dari hadapannya.

"Maaf" jawab Ave dengan gugup. Tanpa basa basi pria tersebut segera masuk kedalam lift.

"Ya ampun Dis itu cowok ganteng banget, kamu tau gak dia siapa?" teriak Ave heboh. Melihat kelakuan Ave tadi Dista pun hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Dia itu pak Alfa lebih tepatnya Keanu Alfatama Philips CEO kita cucu dari pendiri perusahaan ini, emang sih ganteng dan tajir abis sayangnya sombong angkuh dan gak pernah ngomong sekalinya ngomong beh bikin sakit hati." Jelas dista.

"Tetep aja dia itu TOP banget cowok idaman lah." Bela Ave.

"kamu aja belum tahu kalau pak Alfa marah kayak gimana, coba kalau kamu tahu bakal nyesel udah bilang kayak gitu." Protes Dista. Sebelum ave mendebatnya lagi dista segera bergegas menuju kantin.

***

Setelah jam makan siang uasi Pak Rega memanggil ave keruangannya. Beliau meminta Ave untuk meeting dengan divisi lain yang akan dipimpin langsung oleh sang CEO Alfa. Dengan senang hati Ave menyetujui permintaan manajernya itu berhubung kemaren manajernya itu dimarahin habis-habisan dan diancam akan dipecat oleh Alfa karena terlambat menyerahkan laporan keuangan tahunan mungkin hal tersebut membuat pak Rega belum siap bertemu secara langsung dengan Alfa. Semangat 45 Ave memasuki ruang rapat disana sudah ada perwakilan dari divisi lain. Ave duduk disebelah Rere perwakilan dari devisi pemasaran. Sang CEO kebanggaan kita belum datang.

"Tumben Ve kamu yang gantiin Pak Rega?" Tanya Rere

"Iya nih, mungkin pak Rega masih belum siap bertemu pak Alfa". Jawab Ave

"Iya juga sih kalau aku jadi pak Rega mungkin aku gak mau ketemu pak Alfa selamanya." Kata Rere dengan muka bergidik ngeri sambil membayangkan meeting kemaren. Ave hanya bisa mengangkat bahunya entahlah menurut Ave walaupun Alfa nyeremin tetap aja ganteng, piker Ave ngelantur.

Hawa dingin mulai terasa saat Alfa memasuki ruang rapat. Semua staf hanya bisa menundukkan kepala takut kena semprot sang CEO. Cuma Ave saja yang terlihat antusias menatap wajah pujaannya tanpa terasa takut.

"Selamat siang" suara seksi itu pun terdengar menurut Ave.

"Mari kita mulai meetingnya, Rere bagaimana laporan produk kita tahun ini?" Tanya Alfa dingin

"Bulan ini penjualan produk kita mengalami kenaikan yang signifikan dikarenakan konsumen sangat suka dengan inovasi terbaru kita." Jawab Rere

"Tingkatkan terus kualitas produk kita, karena itu sangat penting." Tambah Alfa. Ave yang hanya memperhatikan interaksi Alfa dengan Rere tersentak Karen tiba-tiba Alfa menatap Ave dingin.

"Kamu ?! bagaimana laporan keuangan tahun ini ? jangan membuat kesalahan seperti manajer sialanmu itu!

"Laporan keuangan Tahun ini menunjukkan laba perusahaan kita naik hamper 50 % pak. Untuk laporan keuangan kemaren sudah kami perbaiki apabila bapak memintanya saya membawanya sekarang." Jawab Ave gugup entah kenapa aura intimidasi Alfa begitu kuat membuat Ave mati kutu.

"Bawa keruangan saya nanti." Ucap Aljfa tanpa bisa dibantah. Ave hanya bisa menganggukan kepala cepat mendengar perintah Alfa.

***

Dengan perasaan campur aduk Ave melangkah menuju ruangan mewah sang CEO. Disana ada Brenda sekertaris Alfa.

"Masuklah. Pak Alfa sudah menunggumu." Ucap Brenda. Dengan langkah pelan Ave pun masuk keruangan Alfa.

"Permisi, ini dokumen yang bapak minta." Ucap Ave gugup. Disana terlihat Alfa duduk santai dikursi kebanggaannya seraya menatapannya tajam.

"letakkan disini."kata Alfa sambil menunjuk mejanya.

"Baik Pak, kalau bapak tak memerlukan apa-apa lagi saya permisi."jawab Ave lalu melangkah kakinya kepintu.

"Nanti pulang kantor,tunggu saya dilobi."ucap Alfa cepat tanpa bisa dibantah.

"Apa?" jawab Ave kaget.

"keluarlah dan jangan lupa." Usir Alfa. Ave melangkah keluar ruangan dengan tampang syok. Apa maksudnya coba menyuruhku menunggu dilobi, jangan-jangan Pak Alfa mau ngajakin aku kencan,piker Ave ngawur. Fix udah gila sepertinya Ave.

�m�

My Love is My CEOWhere stories live. Discover now