SALAH SANGKA

10 0 2
                                    

Tak sabar Ave menunggu jam pulang kantor. Sedikit-dikit melirik jam tangannya mondar mandir gak jelas di samping mejanya.

"Ve , kamu kenapa sih? daritadi bolak balik gak jelas pusing tau liatnya!" omel Dista.

"Aku nervous abis dis, pulang kantor Pak Alfa nyuruh aku nungguin dia dilobi."

"Ngapain? Gak biasanya Pak Alfa nyuruh karyawannya nungguin dia dilobi." Kaget Dista dengan tampang gak percayanya tepatnya sih gak habis fikir.

"Ngajakin kencan kali." Kata Ave ngawur

"Ye itu sih kamunya yang ngarep."ejek Dista

"Hehehe, namanya juga bermimpi."bela Ave

"Ya udah sana dandan yang cantik kali aja Pak Alfa mau ngajakin kamu kencan kayak mimpi kamu tadi." Goda Dista

"ih apaan sih Dis bikin malu aja."

"kirain kagak punya malu."

"Menurut LO ?"

"Hehe,piss." Ucap Dista sambil mengangkat telunjuk dan jari tengahnya. Ave hanya bisa mendengus melihat kelakuan sahabatnya yang nyablak abis itu.

***

Tergesa-gesa Ave melangkah menuju ke lobi. Sesampainya disana Ave duduk di sebuah sofa yang terletak di pojok ruangan samping pintu keluar, dengan gelisah Ave terus melirik kearah lift yang digunakan khusus untuk sang CEO beserta jajarannya. Tak terasa 10 menit berlalu tetapi belum ada tanda-tanda Alfa akan turun ke lobi. Jangan – jangan Pak Alfa lupa lagi, piker Ave. Tap..Tap..Tap.. terdengar suara sepatu pantofel membelah ruangan lobi tersebut. Ave menengokkan kepalanya kearah suara pantofel tersebut. Disana Alfa berjalan dengan tegasnya dan jangan lupakan tanpa senyum sedikitpun menghiasi wajahnya. Walaupun seperti itu tetap saja semua mata karyawan perempuan di lobi menatap kearah pria tampan tersebut.

"Kamu ?" panggil Alfa setelah berada disamping Ave.

"Ave pak, nama saya bukan kamu." Gerutu Ave entah kenapa dia kesal jika Alfa memanggilnya dengan sebutan kamu seakan dia gak punya nama aja.

"Iya saya tau." Ucap Alfa jengah. Tau kok manggilnya tetep kamu, gak sopan! Gerutu Ave dalam hati.

"Saya tau kalau kamu sedang menggerutui saya." Ucap Alfa. Kok dia tau jangan – jangan dia cenayang atau bapak nya dukun, piker Ave ngelantur.

"Saya bukan cenayang atau dukun seperti yang kamu piker." Jelas Alfa. Ave hanya bisa manggut - manggut saja.

"Ini dokumen laporan keuangan tadi sudah saya cek." Kata Alfa. Tanpa basa basi lagi Alfa segera meninggalkan Ave yang kaget dengan kejadian barusan.

"Apa- apaan ini aku cuma disuruh nunggu dilobi hanya untuk menerima laporan ini, kamprett!! Kirain mau diajakin kencan atau gak pulang bareng kek, ternyata..musnah deh harapanku." Umpat Ave. dengan persaan kecewa, malu Ave melangkah keluar kantor.

***

Lesu, letih, lelah itulah yang Ave rasakan pagi ini gimana gak lelah coba kalau kemaren aja dia dikerjain bosnya sampai gak bisa tidur saking malunya. Sampai di mejanya Ave melihat Dista yang bersandar di tembok dekat komputernya.

"Pagi Ve, gimana kemaren ? diajakin doi kemana ? kok muka kamu malah kusut gitu sih?" Tanya Dista antusias.

Dengan ogah-gahan Ave pun menjawab "boro-boro diajakin makan atau kalau gak diajakin pulang bareng lha ini Cuma ngasih dokumen laporan keuangan kemaren aja suruh nunggu di lobi."

"Jadi yang kemaren itu bukan ajakan kencan ?" Tanya Dista kaget. Ave hanya menggelengkan kepalanya dengan lesu. Tawa membahana milik Dista pun terdengar.

"Gak usah pake ketawa emang gak bisa ?' jawab Eva semakin dongkol.

"Gimana gak ketawa coba, cerita kamu gokil sumpah hahahaha."jawab Dista tanpa bisa menghentikan tawanya.

"Mangkanya kalau punya mimpi jangan ketinggian kalau jatuh kan sakit jadinya." Lanjut Dista lagi. Ave hanya bisa menangkupkan kepalanya di meja sedalam-dalamnya tanpa menghiraukan nasehat Dista. Gak bisa protes lebih tepatnya karena kemaren Ave terlanjur kegeeran dan sekarang tinggal tanggung akibatnya.

***

Hari libur kantor pun tiba, saatnya bagi Ave untuk tidur seharian di kamar kostnya. Sayangnya saat ingin melanjutkan tidur lagi perut Ave keroncongan maklum semalam lupa makan karena begadang baca novel kesukaannya terpaksa Ave melangkahkan kakinya menuju kulkas yang berada di dapur kecil samping kamarnya. Saat membuka pintu kulkas Ave baru sadar sejak kemaren dia lupa untuk belanja bulanan alhasil kulkasnya sekarang kosong. Dengan malas Ave melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap ke Supermarket terdekat.

Ave mendorong troli belanjaannya dengan santai, memilih barang apa saja yang benar diperlukannya selama sebulan ini. Tanpa sengaja matanya menangkap seseorang yang sangat familiar karena penasaran Ave pun semakin mendekat kearah orang tersebut. Betapa kagetnya orang tersebut adalah Alfa si suami idaman, pujaan hatinya yang kemaren sukses bikin dia diketawain habis-habisan oleh Dista. Sedang apa dia disni ? piker Ave. belanjalah emang mau ngapain lagi secara ini kan supermarket masa kesini mau nonton ya kali kan gak matching, sepertinya otak Ave udah mulai ngelantur.

"Ternyata Pak Alfa belanja disini juga ya?" Tanya Ave sesaat setelah berada disamping Alfa. Merasa ada yang menegurnya Alfa reflek menolehkan kepalanya kesamping, ternyata Ave telah berdiri disampingnya.

"Kamu! Ngapain disini? Kamu ngikutin saya ya?" kaget Alfa

Ave hanya memutar bola matanya jengah. "siapa juga yang ngikutin bapak, orang saya kesini mau belanja." Jawab Ave. Dengan kesal Alfa pun mendorong trolinya pergi kebagian buah, disana Alfa memilih jeruk yang bagus untuk dibelinya. Ave pun memilih mengekor dibelakang Alfa.

"Ternyata orang seperti bapak mau juga pergi belanja kirain Cuma ngandelin pelayan di rumah, semakin kagum saya sama bapak, eh ngomong-ngomong bapak dirumah tinggal sama siapa?" Tanya Ave kepo.

"bukan urusan kamu." Jawab Alfa dingin

"Ya elah pak saya kan Cuma nanya jawabnya jutek amat." Sahut Ave cemberut. Tanpa berkata apa-apalagi Ave pun melangkah menuju kasir menaruh belanjaannya diatas meja kasir dan merogoh dompet didalam tasnya. Raut wajah Ave seketika berubah panic saat tidak mendapati dompet didalam tasnya dengan cepat Ave mengoabrak-abrik isi didalam tasnya. Gimana ini dompet aku ketinggalan, begonya aku kenapa tadi gak ngecek tas dulu, keluh Ave.

"Maaf mbak.. belum sempat Ave menyelesaikan perkataanya Alfa langsung mennyela.

"Sekalian aja mbak." Ucap Alfa sambil memberikan kartu kreditnya. Ave hanya bisa kaget melihat tindakan Alfa., Setelah selesai membayar Alfa segera meninggalkan Ave yang masih bengong disana. Tersadar dari kekagetannya Ave pun segera mengejar Alfa.

"Pak Alfa tunggu." Teriak Ave. Alfa yang mendengar teriakan Ave pun berhenti.

"Makasih ya pak udah nolong saya tadi, maaf kalau ngerepotin bapak."

"Mangkanya kalau gak punya uang mending gak usah belanja."ucap Alfa sadis. Setelah berkata seperti itu Alfa segera melangkah menuju mobilnya.

Sedangkan Ave hanya senyum – senyum sendiri melihat tindakan Alfa tadi kepadanya. Gak nyangka ya walaupun Pak Alfa orangnya dingin, jutek, sombong, suka marah-marah ternyata dia baik juga, piker Ave. Tambah cinta Ave sama Alfa pokoknya aku padamu.


My Love is My CEOWhere stories live. Discover now