Pressure (ft Renjun)

513 74 6
                                    

Senyum Renjun seakan menerjemahkan kondisi hatinya yang sedang berbunga-bunga saat ini. Bagaimana tidak? Dengan uang tabungannya, baru saja ia membeli novel Sherlock Holmes dan buku antariksa bergambar kesukaannya.

Ia menjinjing paper bag bertuliskan nama toko buku yang baru saja ia sambangi di sebuah pusat perbelanjaan ternama.

Tling

Ah, ponselnya berdering singkat. Ia segera merogoh sakunya dan membaca pesan singkat yang masuk.

Mama.

Renjun, mama boleh minta tolong belikan sabun, sampo, minyak goreng, buah apel, dan jeruk? Nanti uangnya mama ganti tenang saja, terima kasih ^^

Tentu saja, ma.

Renjun segera menuruni eskalator karena supermarket berada di lantai pertama.

.

.

.

Renjun mendorong troli sambil melihat sekeliling, mencari dimana tempat-tempat barang yang ibunya pesankan. Hingga matanya tertuju pada area peralatan mandi.

Dengan sedikit melangkah cepat, Renjun mendorong troli menuju area peralatan mandi tersebut. Dengan mudah ia dapat menemukan sabun dan sampo yang ia cari. Ia pun meletakkannya pada troli.

Duar!

Troli Renjun bertabrakan dengan troli seorang gadis yang kedua tangannya tampak sibuk menggenggam dua body wash.

"Aduh, maaf jiejie. Aku tidak sengaja," kata Renjun pada gadis tersebut.

"Sudahlah sudah," ucap gadis itu sewot. "Lebih baik bantulah aku," sambung gadis berambut panjang itu lagi.

Karena merasa bersalah, Renjun menyanggupi permintaan gadis tersebut.

"Apa yang bisa kubantu?" tanya Renjun pada gadis itu seraya menghampirinya.

Gadis yang lebih tinggi dari Renjun itu berbisik di telinga Renjun.

"Boleh aku pinjam uangmu?" bisik gadis tersebut.

Renjun terdiam untuk beberapa detik kemudian tertawa pelan.

"Kenapa tertawa?" tanya gadis itu heran.

"Untuk apa jiejie meminjam uang dari bocah laki-laki sepertiku? Bukankah lebih baik meminjam uang dari gege yang itu?" tanya Renjun seraya melirik pemuda yang mengenakan blazer dan kaca mata hitam. Rambutnya juga dicat pirang.

Gadis itu menggeleng.

"Mana bisa? Aku kan bisa malu," tangkas gadis itu.

Renjun mengernyit.

"Kalau begitu, jiejie meminjam uang untuk apa? Masa iya jiejie berbelanja tanpa membawa uang sepeser pun?" tanya Renjun lagi.

Gadis itu menatap dua body wash yang ia genggam.

"Aku sangat ingin body wash merek ini, tapi setelah ku hitung semua belanjaanku, aku masih kekurangan 50¥ padahal aku tidak membawa kartu kredit bahkan debit," jawab gadis itu.

"Kalau begitu beli saja yang merek lain," ucap Renjun enteng.

"Mana bisa? Semua teman-temanku memakai ini sekarang," gerutu gadis itu.

Renjun termenung sesaat, kemudian tertawa pelan.

"Hey, mengapa kamu tertawa?" gadis itu tidak terima.

"Apa jiejie tahu persamaan tekanan?" tanya Renjun, dengan senyum khasnya.

Gadis itu keheranan.

"Kenapa kau malah mengajariku fisika? Kau mengingatkanku dengan praktikum susulanku yang gagal karena kecoak terbang si dongo itu!" gerutu gadis itu.

Alih-alih menanggapi, Renjun malah lanjut saja berbicara.

"Persamaan tekanan adalah gaya dibagi luas permukaan, sehingga tekanan berbanding lurus dengan gaya," jelas Renjun.

Tentu saja gadis itu tak mengerti. Dan Renjun tahu.

"Semakin besar gaya, semakin besar juga tekanan. Semakin besar gaya atau gengsi jiejie untuk membeli sabun karena prestise di depan teman-teman, semakin besar juga tekanan yang akan jiejie rasakan. Contohnya, sampai-sampai nekat meminta pinjaman uang padaku yang tak mengenal jiejie sebelumnya," ujar Renjun panjang lebar.

Si gadis itu tak terima.

"Enak saja, ini bukan sabun! Ini body wash!" gerutu gadis itu tak terima.

Renjun terkikih.

"Menurutku, semua yang dipakai untuk membersihkan badan saat mandi adalah sabun," jawabnya sambil tertawa dan menderetkan giginya. Lucu.

Tapi tidak buat gadis itu. Ia keburu malu karena beberapa pasang mata memandangnya.

"Bilang saja sejak awal tidak mau meminjamkan uang! Dasar pelit!" gerutu gadis itu. Ia meletakkan body wash itu kembali ke tempatnya dengan kasar dan kemudian mendorong trolinya dengan kasar pula meninggalkan Renjun yang kebingungan.

Beberapa pasang mata memandang kepergian gadis itu dan juga Renjun.

Renjun menatap layar ponselnya.

"Selanjutnya, minyak goreng," gumamnya agak keras kemudian mendorong trolinya pergi meninggalkan area tersebut.

.

.

.

istri-istri njun gabole gengsian ya, njun cinta kamu apa adanya kok -njun

-Fin

ni haoo ^^
maap kemarin ngga update
rencananya hari ini mau double update

rencana

iya

baru rencana

^^

btw tahu kan siapa gadis itu?
pasti taulah wkwkwk
salah satu perusuh/? china brothers kita uhuhuuuu

btw njun ganas ya
istrinya banyak
(read : istri-istri njun)
aku istrimu yg keberapa maz :')

jgn jadi reader gaib ya guys
ada matanya ga ada jejaknyaa

takut akuutuuuhh :((((

happy holiday :*
-shrimp

NCT 的 中国人 (Special China Line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang