Horror (ft KunWinJunLe)

607 59 9
                                    

jan tanya aing di mana, aing yg moto -kuncoro

Kun melirik jam tangannya, "Filmnya masih setengah jam lagi, lebih baik kita membeli sesuatu untuk dimakan," kata Kun.

Renjun dan Chenle mengangguk patuh. Namun tidak bagi Winwin yang juga sibuk melihat jam tangannya. Alisnya bertaut. Keningnya mengernyit.

"Tidak, Gege. Hanya tiga puluh menit saja."

Dengan serempak Kun, Renjun, dan Chenle mengelus dada mereka yang bidang/?, mencoba bersabar mempunyai teman sejenis Winwin.

"O aza ya kan, ge," keluh Chenle seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya, sudah. Lebih baik kita pergi ke lantai bawah untuk mencari makanan," ucap Renjun mengalihkan pembicaraan, yang kemudian disetujui semuanya,

kecuali Winwin.

Winwin mengetuk-ketuk dagunya, "Ke lantai bawah? Di bawah lantai kan ada tanah," kata Winwin dengan ekspresi berpikir.

Merasa kesal, dengan cepat Chenle menyambar tangan Winwin dan menyeretnya menuruni eskalator.

.

.

.

Kun mendorong troli belanjaan selayaknya gege tertua yang mengayomi adik-adiknya. Tadinya Chenle bersikeras agar Winwin didudukkan di tempat balita yang dekat dengan pegangan troli. Tapi Winwin pun bersikeras menolak,

karena Winwin lebih memilih untuk duduk di troli yang jadi satu dengan mobil-mobilan sebagai tempat untuk balitanya.

((kok gini amat ya ku menistakan win2 :(( ))

"Winwin mau chiki," ucap Winwin dengan girang. Chenle terkikih.

"Winwin-gege suka makan chiki?" tanya Chenle.

Winwin mengangguk antusias dan semangat serta girang.

"Pantas saja otak Winwin-gege menyusut, ngiaHAHAHAHA, ujar Chenle sambil tertawa terbwahak-bahak.

Winwin hanya termangu.

"Kalau menyusut berarti kurang angin," ucap Winwin tiba-tiba.

"Kok kurang angin?" tanya Chenle mewakili rasa penasaran Renjun dan Kun.

"Kalau ban menyusut kan diisi angin," jawab Winwin kelewat polos.

Kun, Renjun, dan Chenle hanya mengeluh pasrah menerima kenyataan memiliki teman menyebalkan-tapi-menyayangkan sespesies Winwin.

"Berarti otak Winwin-gege gak bisa besar-besar dong," celetuk Chenle.

Winwin penasaran, "Kenapa?"

Chenle menahan tawa, "Pfft, nanti masuk angin."

Sementara Chenle tertawa, Winwin hanya menggembungkan pipinya tanda tidak terima.

Kun dan Renjun? Mereka tidak terlalu menghiraukan percakapan Winwin dan Chenle. Mereka malah sibuk memperdebatkan camilan apa yang paling bergizi.

"Ya sudah, kita beli pop corn saja," Kun memutuskan.

Chenle mengejek.

"Ah, klasik sekali," celetuknya yang hanya dibalas dengan cengiran manis Kun dan Renjun.

Mereka pun membeli empat bungkus pop corn dan empat kaleng soft drink serta sedotan. Kata Renjun, minum soft drink lebih baik memakai sedotan agar gigi tidak rusak. Kun, Winwin, dan Chenle patuh saja mendengar nasihat Renjun bak ahli gizi itu.

NCT 的 中国人 (Special China Line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang