Remorse 2

26 4 0
                                    

"Key, nanti pulangan ke cafe biasa yuk?" ajak Ken kepadaku.

"Oke deh. Nanti saling tunggu aja ya."

"Sip"

Akupun memasuki ruang kelas yang sudah ramai karena sebentar lagi bel masuk akan dibunyikan.

***

"Key," panggilnya

"Hm?" Aku hanya menggumam pelan karena aku masih sibuk dengan ponselku dan aku masih menikmati cheesecake di depanku.

"Bisa ngomong serius nggak?" ucapnya pelan.

Aku yang mengerti langsung meletakkan ponselku dan menatap matanya.

Kemudian, ia menggenggam tanganku dan berkata,
"Kamu mau nggak, jadi pacar aku?"

Deg.

Kata-katanya sukses membuat detak jantungku tak karuan. Aku nggak tau harus menjawab apa, karena aku nggak mau membuatnya sakit hati. Tapi, aku juga nggak mau menerimanya karena aku masih belum siap terjatuh untuk yang kedua kalinya setelah putus dari Arka. 

Aku hanya bisa berdiam diri.

"Jadi gimana, Key?" tanyanya lagi, meminta kepastian.

"Em, Kayaknya gue nggak bisa Ken. Gue masih belum bisa buka hati untuk siapapun. Ma-maaf ya Ken." ucapku gugup, karena tak mau menyakitinya.

"Iya, gapapa kok, Key." jawabnya sambil tersenyum. Aku tau, pasti ada goresan luka di hatinya, meski hanya setitik. dan Aku tau, bahwa Ken hanya pura-pura tegar di depanku.

Maaf udah membuatmu sakit hati, Ken.

***

Ponselku berbunyi, pertanda ada pesan yang baru masuk.

you receive 1 new message

Kenta A  : Hai, cantik.

Keynaya : Hai juga, Ken.

Kenta A  : Lagi apa, cantik?

Keynaya : Biasa, bosen. hehe.

Kenta A  : Wkw

Seperti biasa, jika di chat, Ken pasti bosenin.

Akupun mengalihkan chat dari Ken. Aku membuka timeline, mencari-cari quotes yang pas dengan keadaan hatiku saat ini.

Namun, aku malah menemukan timeline Ken yang bertuliskan,

'Aku gapapa. Dan aku masih belum menyerah.'

Aku yakin, timeline tersebut adalah sebuah 'kode' untukku. Tapi, aku nggak mau terlalu kepekaan.

Tiba tiba,

Tok tok tok..

Terdengar ketukan pintu dari luar kamarku.

"Masuk aja, nggak dikunci."

Kemudian, masuklah seorang gadis.

"Loh? Kok nggak bilang mau kesini?" ujarku

"Gue udah chat lo. Tapi lo nggak bales. Terus gue telpon ke rumah lo. Yang angkat mbok. Katanya lo ada di kamar, yaudah gue langsung kesini. Gue bosen banget soalnya" jelas Neyra panjang lebar.

Aku pun langsung memeriksa ponselku. Ternyata, chat dari Neyra tenggelam karena banyaknya official account.

"Eh iya, pas banget lo kesini. Gue mau cerita something nih."

Lalu, aku menceritakan kejadian tadi sore di cafe bersama Ken itu.

Setelah selesai bercerita,

"Yaudah, lo nggak usah merasa bersalah kali ke dia. Ikutin kata hati lo, karena kata hati itu yang terbaik kata orang-orang."

Tak lama, Neyra pun berpamitan untuk pulang karena sudah di telfonin kedua orang tuanya.

Maaf. Maaf karena belum bisa menerimamu. Aku hanya takut, akan terjatuh untuk kedua kalinya.
-Keynaya Ariza

RemorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang