Remorse 5

23 7 0
                                    

"Naya kemana, Ken?" tanya Neyra kepada Ken.

"Gue nggak tau." jawabnya.

Sudah tiga hari, Naya tidak masuk sekolah. Tak ada surat izin, ataupun telpon ke wali kelas. Artinya, sudah tiga hari Naya di alpa.

***

Neyra is calling..

"Ken, Naya Ken" terdengar suara di sebrang sana yang terisak.

"Kenapa, Ney? Key kenapa?"

"Selama tiga hari belakangan ini, Naya sakit. Dia di opname. Dia sakit "

"Terus sekarang keadaannya gimana?"

"Naya udah pergi Ken. Naya udah nggak ada."

Air mataku terjatuh. Aku nggak bisa berkata kata. Seakan, ini hanyalah mimpi.

"Ken. Lo kesini sekarang. Ke rumah Naya. Nanti sore dia mau di makamkan."

Aku langsung mengambil kunci mobil dan membelah ramainya perkotaan.

***

Sepulang dari pemakaman, tante Keira, mamanya Key memberikanku sepucuk surat.

"Ini Ken, surat dari Keynaya untuk kamu."

Sekarang, aku sudah di rumah, dengan mata yang masih sembab. Jujur, ini semua seperti mimpi.

Aku mengamati surat yang tadi diberikan oleh tante Keira. Di bagian luar terdapat tulisan,

'untuk : Kenta Alfarizhy, sahabat tersayang-nya Key'

'dari : Keynaya Ariza, orang yang udah nyakitin Ken :)'

Baru membaca bagian luar surat, aku sudah meneteskan air mata, lagi. Aku menghapus air mataku dan mulai membuka surat tersebut.

Hai Ken :)

Tunggu. Aku tebak. Kamu pasti menangis membaca surat ini. Sebelumnya, ketika kamu membaca surat ini, aku mohon kamu jangan menangis. Aku selalu disini, di hati kamu. Aku nggak mau, kamu buang buang air mata hanya untuk menangisi kepergianku. Maaf jika tebakanku salah hehe :)

Aku menghapus tetesan air mataku yang masih mengalir di pipiku. Walau aku tak bisa berhenti menangis, aku akan berusaha untuk memenuhi kemauan Key.

Ya. Saat membaca surat ini, mungkin saja aku sudah nggak ada di dunia ini. Tapi yakinlah, aku selalu di sisimu, Ken.

Nggak banyak yang ingin aku sampaikan di surat ini kok. Jadi, waktumu nggak terbuang banyak hanya untuk membaca surat yang mungkin nggak berguna ini.

Aku tau, kamu masih marah ya sama aku?

Enggak Key. Enggak sama sekali.

Maaf untuk kesekian kalinya ya, Ken. Seandainya aku nggak punya penyakit mematikan ini, mungkin hidupmu bakalan lebih berwarna. Aku nggak akan nolak kamu kalo aku nggak punya penyakit ini.

Aku sengaja nolak kamu. Maaf, lagi. Hehe aku kebanyakan minta maaf ya. Semua itu aku lakuin karena jika aku jadi milik kamu, kamu akan lebih susah ngelepas aku yang sudah waktunya untuk pergi.

Aku juga sengaja nggak ngasi tau kamu, karena aku nggak mau ngerepotin kamu. Aku maunya kamu seneng. Aku nggak mau kamu khawatir. Maaf lagi ya, Ken.

Setelah kamu membaca surat ini, terserah kamu, kamu mau benci aku juga gapapa. Asalkan kamu bahagia.

Mungkin itu aja sih yang mau aku sampaikan. Kamu baik baik ya, Ken. Sukses untuk kedepannya :)

salam ..., Key ❤

Air mataku yang sudah dari tadi terbendung, akhirnya tumpah, lagi.

Semoga kamu tenang, Key.

Aku melipat surat itu kembali, dan menyimpannya di meja belajarku. Kemudian, aku akan larut ke alam mimpi.

Ternyata, aku salah. Ditinggalkan untuk selamanya lebih menyakitkan dibanding yang lainnya.

Seandainya waktu bisa diputar, tak akan aku menyakitinya di hari terakhirnya. Semuanya hanya tinggal kenangan. Makasih untuk segalanya, Keynaya Ariza. -Kenta Alfarizhy

RemorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang