1.angan

39 2 0
                                    

Aku berbaring diatas permukaan bukit. Memandang langit satu bulan beribu bintang, aku ingin mengambilnya satu. Kuraih bunga aster yang berada disampingku, mencoba mengingat perjalananku selama ini, selalu ada duka yang membuatku menangis dan selalu a dan suka yang tertawa. Aku tersenyum. Kugapai bulan sebisa mungkin walau sebentar lagi aku akan keatas tapi rasanya aku tak ingin meninggalkan tanah ini, walau rasanya tubuhku nanti akan selamanya terus ditanah.

Ku nikmati hembusan angin malam yang menusuk tulangku yang rapuh angin yang tak bisa kunikmati esok.
Aku bangkit dari baringanku tadi dan segera pergi dari bukit.

Aku memakai gaun yang sangat cantik tubuhku yang kurus dimakan efek obat.

Senandung kecil yang kuucap pemberi semangat hidup tersirat makna kata itu, membuat ku sakit hati. Namun pada akhirnya semua akan terjadi cepat atau lambat dan tuhan memilih cepat.

Lebih cepat itu lebih baik.

Kubuka pintu rumahku disana sudah berkumpul ramai. Ini yang kuinginkan dan impikan.

Ini yang terakhir kalinya.

Mereka tersenyum padaku menampilkan senyum haru dan tulus, deru tangis hampir mengimbangi kebahagiaan sekaligus kerelaan.

Mereka menyambutku penuh suka cita. Aku menoleh ibuku terus menangis pilu tak bisa merelakanku memenuhi yang mungkin takdir ku.

Aku percaya.

Ibuku memelukku seakan tak mau merelakan tak mau melepaskan.

Aku mengusap air matanya. Dan tersenyum manis padanya.

Aku memeluk semuanya satu per satu, aku sungguh tak sanggup melihat mereka berairkan air mata mereka.

Pamanku memberikan sebuah kotak. Kubuka lalu kutemukan sebuah bandana.

Aku tersenyum miris seharusnya aku punya rambut agar bandana ini nampak cantik.

"Kamu tak perlu rambut untuk ini, pakailah nak untuk kami."

Aku memakainya dan menengok ke cermin. Aku dahulunya sehat bugar kini menampak tubuh tengkorak, aku rindu pipiku yang dulu aku usal kini hanya bertirus besar, mataku sayu sekarang.

Aku tersenyum melihat penampilan ku saat ini.

Tidak apa-apa, demi mereka.

Aku sudah siap pemotretan.

REMEMBER METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang