5.masalalu(c)

12 0 0
                                    

Typo dimana²

Matahari memunculkan sinarnya mengantikan bulan sang penerang malam yang gelisah. Malam yang panjang namun cepat ketika terlelap.

Gina membuka matanya dan mengerjapkan matanya menstabilkan cahaya matahari yang menyelinap ke jendelanya. Oh astaga Gina baru ingat semalam ia pingsan di balkonnya dan reflek ia bangun namun dia tak kuasa lalu kembali berbaring, ia melirik keseluruh kamarnya tak ada siapa-siapa. Ia juga baru teringat besok adalah pernikahan ayahnya dengan tante Rena. Ya ayahnya akan menikah lagi.

Suara bukaan pintu terdengar oleh Gina dan langsung menoleh dan dipintu tersebut ada Ayahnya yang tersenyum sambil membawa nampan sarapan.

Sang Ayah langsung menghampiri putrinya dan duduk disebelah Gina
"Sayang masih pusing?" Ayahnya mengelus rambut putrinya.

Gina hanya mengangguk, dan wajahnya pucat serta bibir yang kering Gina mencoba tersenyum pada Ayahnya seolah berkata 'Aku gapapa kok Yah'

"Kamu makan dulu ya abis itu kita Rumah sakit" sang Ayah membantu Gina untuk duduk lalu menyuapi putrinya itu.

Gina menerima suapan itu dengan malas.
"Tapi ya, nanti ada simulasi"

"Itu bisa nanti, yang Ayah pentingin itu kesehatan kamu" ucap Ayahnya.

Gina mengangguk kemudian meraih ponselnya di nakas lalu membuka grupnya, lalu mengetik sesuatu.

Setelah itu ia kembalikan ponsel ke nakas kembali.
"Kamu ngetik apa?" tanya ayah.

"Aku kan gamasuk sekolah Ayah, ya pasti aku ketik izin ke temen dulu"

"Oh iya Ayah lupa, yaudah kamu selesain sarapan kamu abis itu bibi mina yang bantu kamu siap-siap oke, Ayah keluar dulu ya" ayah mencium kening Gina lalu beranjak pergi ke bawah.

Gina menghela nafasnya rasanya bosan sekali seharian di rumah sakit dan rasa pusing masih memenuhi kepalanya.

****

Ani sedang berada dikantin, ia sedang membaca novelnya sambil menunggu dua temannya juga bakso yang ia pesan. Ani mengecek ponselnya dan tidak ada notifikasi dari Gina, ia khawatir dengan Gina dan tanpa kabar rasanya ingin pergi ke rumah Gina sekarang.

"An!"

Ani menoleh dan langsung saja dua temannya itu duduk dihadapannya.

"Udah ada kabar dari Gina?" tanya Mario.

Ani menggeleng resah

"Ck, apa kita ke rumahnya aja?" usul Daniel.

"Gue sih kepengennya gitu, tapi.. " ucap Ani sambil menatap dua kawannya itu.

Ani ragu ingin berbicara rahasia kecil yang mungkin jika mereka tahu past ik mereka akan membalas orang yang ia ceritakan.

Ani menggeleng kemudian memutuskan untuk tidak melanjutkan bicaranya dan menjaga rahasia ini bersama Gina.

Apalagi untuk Mario, Ani sudah tahu perasaan Mario pada Gina, dati tatapan serta perlakuan Mario yang menyukai Gina sejak SMP namun ia takut untuk mengungkapkannya.

"Tapi apa?" tanya Mario dengan penasaran.

"Tapi takut ada anjing penjaga" Alibi Ani cengengesan berharap Mario tidak membahas lagi topik tadi.

REMEMBER METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang