2.masalalu.

12 2 0
                                    

Hembusan angin menerpa dedaunan, dengan lihai bagai berdansa dengan angin diudara begitu damai, menelisik dan mendarat di permukaan tanah.

Dua insan terlihat bercengkrama. Pandangan mereka lurus.

"Bisma, apa kamu akan ingat aku begitu aku pergi jauh?" tanya seorang gadis disamping pria itu.

"Mengapa kamu tanya gitu?" Ujar pria itu menoleh kearah si gadis.

"Aku hanya takut Bisma, seolah itu akan terjadi nanti." gadis itu menunduk ia benar-benar takut itu, entalah firasatnya kali ini kacau.

Bisma mengusap rambut si gadis dengan lembut mencoba menenangkan perasaan itu.

Tiba-tiba ponsel Bisma berdering panggilan.

"Sebentar. "

Gadis itu menatap punggung Bisma yang semakin jauh.

"Hei." Sapa seseorang menepuk bahu si gadis.

"Geo!" Tegur si gadis,
"Ada apa geo?".

"Kamu sendirian? " Geo merapikan anak rambut si gadis itu.

"Ga, aku sama Bisma. Kamu belum berangkat?"

"Hmm, tadi aku liat Bisma pergi naik mobil." Geo memandang wajah gadis itu.

"Bisma kok ga bilang sih." Si gadis itu menunduk seraya menautkan kedua kedua tangannya. Ia merasa kecewa, memang sudah berkali-kali ia sering ditinggalkan.

"Gina?, kamu nyerah aja Bisma ga akan pernah peka sama kamu bahkan dia udah mau tunangan, lepasin dia gin." Saran Geo sahabatnya.

"Aku belum bisa." Gina mencoba untuk tegar dan menahan emosinya.

Geo menghadapkan tubuh Gina agar berhadapan dengannya dan menggenggam kedua tangan Gina.
"Aku akan selalu buat kamu, kamu jangan lupa makan ya, kalau kamu butuh aku kembali aku akan akan segera kesini."

"Makasih buat semuanya G, aku gatau gimana harus bales kamu." Gina masih menunduk tak maua menatap Geo.

Geo menarik dagu Gina agar menatapnya.
"Cukup cintai aku seperti aku mencintaimu, balaslah diriku dengan dirimu."

"A.. Ku." Air mata Gina lolos terjun dari pelupuk Gina.

"Aku akan menunggu kamu." Ucapnya sambil mencium kening lama.

Sebagai tanda perpisahan...

"Aku pergi ya." Geo menangkup wajah Gina, kemudian pamit pergi.

"Hati-hati ya." Pesan Gina kemudian tersenyum manis pada Geo. Geo pun membalas senyuman Gina dan melambaikan tangannya lalu mulai menaiki mobil jeep nya dan melenggang pergi jauh.

Gina menghapus air matanya, kemudian menghadap ke arah barat tempat sang cahaya terbesar itu terbenam.

Betapa indahnya tuhan melukiskan langit nan indah ini.

Sendirian?.

Itu sudah biasa, bahkan untuk melihat sunset dengan Bisma begitu sulit. Gina menghela nafasnya dan memejamkan matanya sejenak.

Tuhan mengapa kau mempertemukan diriku denganya.
Jika ini akan berakhir dengan sia-sia..

Aku mencintainya, tapi dia tak membalasnya..

Jika dia tak mencintaiku maka aku ingin dia menghargaiku..


____________________________________

REMEMBER METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang