Mantan

116 10 0
                                    

Banyak yang bilang, ia tidak usah dikenang.

Hanya ingin sekedar mengucapkan terima kasih, untuk sepenggal kenangan manis walau harus berakhir dengan tragis.

Walau bagaimana pun, dia pernah menjadi bagian dari kisah hidup saya. Pernah menjadi seseorang yang saya sebut namanya dalam doa.

Sampai akhirnya kita pisah dengan alasan klasik, tak asing lagi didengar.

Tak cocok lah, hambar, bosan, beda prinsip atau yang paling rumit adalah beda keyakinan .

Kenyataan memang tak selalu akur dengan harapan. Tapi setidaknya, jangan pernah membenci apapun keputusan Tuhan.

Semua itu terjadi karena alasan.

Pernah dengar mengenai 'Jodoh gak akan kemana? ' , pegang saja prinsip itu. Sampai Tuhan benar-benar menemukanmu, dengan sosok yang sudah lama dipersiapkanNya untukmu.

Percayalah.

Semua yang datang pasti akan pergi. Bersyukurlah para mantan pergi dengan pamit. Walau kadang, caranya berpamitan cukup membuat saya menangis semalaman.

Saya bukan seorang anak kecil, menunggu yang pergi dengan harapan akan kembali lagi.

Kenyataan tak semulus itu.

Intinya harus rela, harus terbiasa. Rela melihat kini bukan tanganmu lagi yang digenggamnya. Harus terbiasa bangun tanpa ucapan 'selamat pagi' darinya.

Atau yang sederhana, tak akan membuatmu tertawa dengan sifat konyolnya.

Bangun semua dari awal. Kalimat 'putus' jangan sampai membuatmu lupa akan indahnya jatuh cinta.

Dear.. para mantan, terima kasih untuk kisah sebentarnya. Juga untuk goresan luka-nya.

Djakarta, Desember 2016
-syhw.

PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang