Takut

116 7 1
                                    

Mungkin kamu gak sadar.

Atau pura-pura tidak sadar?

Walau sebenarnya, saya tidak punya hak untuk merasakan ini. Saya sadar, karena terlalu nyaman sama kamu inilah akibatnya.

Ini konyol.

Saya cemburu.

Walau saya tahu wanita itu hanya temanmu, tapi hati ini tak mau tahu.

Rasanya konyol memang, bukan siapa-siapa tapi gak rela kamu antar dia pulang.

Bahkan wanita itu memintanya di depan saya.

Bukan tanpa sebab, hanya saja untuk saat ini saya takut.

Takut dia jatuh cinta (lagi) sama kamu.

Ya.

Wanita itu pernah menyimpan rasa sama kamu.

Dan kamu tidak tahu itu.

Entah mengapa harus saya yang tahu tentang itu? Dalam sebuah ke-tidaksengaja-an.

Dan sekarang, saya takut.

Dia mulai merasakannya lagi.

Ketika menyadari, bahwa kamu terlihat lebih dewasa sekarang. Ketika menyadari bahu kamu terlihat lebih kokoh sekarang. Ketika menyadari kalian dipertemukan lagi dalam suasana baru seperti sekarang.

Saya hanya orang baru.

Dia yang tahu banyak tentangmu, sementara saya hanya bisa tersenyum getir melihat seberapa banyak yang ia tahu dan bercerita mengenai dirimu.

Maaf, jika kamu menganggap ini berlebihan.

Ini mungkin imbas dari kedekatan kita beberapa bulan ini, dengan kode-kode manis yang sering kamu buat hingga saya lupa diri.

Kamu baru singgah, jangan pergi walau sekedar satu langkah.

Saya harap ini hanya sekedar rasa takut saja, bukan firasat bahwa ini memang akan jadi nyata.

                                            

                                             Djakarta, Januari 2017
                                                                              -syhw.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang