37. pergi

494 33 4
                                    

thirty seven

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

thirty seven

TUBUHNYA terhantam taksi, melayang, lalu terhempas begitu saja diatas mobil lain berwarna hitam. Dan, didetik selanjutnya, tubuhnya tergelinding diatas aspal.

TES.

Bagaikana mimpi buruk. Kini darah sudah mengalir deras dari kepala, menyebar keatas aspal, dan membentuk lingkaran yang besar.

Darah segar dengan merah pekat itu membuat semua orang tak berani mendekat. Hanya melihat dan menangis prihatin.

Ibu-ibu didalam taksi keluar, menjerit dengan keras. Menyadarkan semua orang, termasuk gadis dengan tubuh seperti tak bernyawa itu, setelah menyaksikan semuanya, dari awal hingga akhir. Melihat tubuh anak laki-laki itu terhempas kesana kemari karena hantaman mobil taksi.

Andrea berlari, menghampiri ibu-ibu yang kini sudah terjatuh diatas aspal saking shock nya. Tangannya bergetar, matanya penuh air mata.

“Bu, hubungi ambulance! Sekarang!”

Andrea sudah tidak memikirkan bagaimana ibu itu selanjutnya. Gadis ber-rok selutut itu segera berlari dengan gemetar. Menghampiri Fathan yang terkapar penuh darah. Fathan yang tak berani disentuh oleh siapapun karena darah yang berlumuran dimana-mana.

Andrea tidak peduli, tidak peduli betapa parahnya darah disekitarnya. Mengotori rok putihnya, lutut, dan seluruh kakinya.

“Fathan bangun, Fath! Fath, gue sayang lo. Gue gak akan tinggalin lo. Gue gak benci lo, Fath. Please bangun.” Andrea menaikan kepala Fathan dari atas aspal keatas pahanya. Membuat darah segar kembali mengalir dipahanya.

Andrea menangis terhisak-hisak. Rasanya hatinya dipukul-pukul. Tak bisa berkata apa-apa selain meraung-raung melihat lelaki yang dicintai ada dipelukannya, dalam kondisi seperti ini.

“Fathan, bangun, hm?” Andrea mendekati wajahnya kewajah Fathan yang terkena lelehan darah dibeberapa titik wajahnya. Andrea mengamatinya lamat-lamat. Masih sama, indah. Fathannya masih indah.

“Gue disini. Gue peluk lo. Gue sayang lo. Fathan....”

Andrea mengusap wajah Fathan dengan gemetar, mengusap darah yang melewati mata Fathan pelan. Dengan air mata yang jatuh berkali-kali diwajah Fathan.

Dan sesenggukan yang mengartikan betapa hancurnya gadis itu saat ini.

“Fathan banguunn!” teriak Andrea frustasi.

If YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang