Prolog

933 90 9
                                    

 malam hari kali ini terasa begitu hening. bintang dan bulan mungkin bersinar terang di luar sana, namun tak sedikit pun cahayanya bisa mencairkan kekakuan yang bersarang di sebuah rumah besar bercat putih. di dalam rumah itu, tampak tiga orang penghuninya yang tegang dan hening.

     "apa kalian bilang? aku harus bertunangan dengan anak yang tidak ku kenal lalu kalian akan pergi ke luar negeri? dan kalian bilang, ini bentuk kasih sayang kalian terhadap ku ?"

   seorang namja cantik berwajah puppy menatap marah pada orang tuanya. matanya memerah, menahan rasa kesal dan emosi sekaligus. baru saja, ia mendengar kedua orang tuanya berniat menjodohkannya, kemudian menitipkannya pasa si calon tunangannya itu ketika kedua orang tuanya pergi ke amerika nanti. tidakkah itu begitu berlebihan? namja itu tidak habis pikir, apakah orang tuanya menyayanginya? jika memang sayang, mengapa mereka harus melakukan hal ini?

      keadaan menjadi hening usai namja itu melampiaskan kemarahannya. seorang perempuan paruh baya berambut sebahu hanya bisa mengusap punggung namja itu. sementara sang ayah yang tampak gagah hanya bisa memijat kepalnya karena terlalu pusing.

    " ini demi kebaikan kamu. baekhyun~ah. eomma dan appa tak bisa meninggalkanmu sendiri di seoul. kuliahmu juga baru berjalan beberapa bulan. kau tidak bisa kamu ajak ikut untuk pergi ke luar negri," sang ayah mencoba membujuk anak itu, walaupun raut wajah anak itu masih belum berubah, telihat kusut dan menahan marah.

      "ini tidak adil! harusnya jika kalian menyayangku, kalian tidak boleh pergi jauh dari seoul! aku kini ragu, selama ini kalian menganggapku anak atau tidak? mengapa kalian selalu meninggalkanku?"

   "BYUN BAEKHYUN!" bentak sang ayah marah.

   namja itu memalingkan mukanya segera berdiri dari sofa yang sedari tadi di dudukinya. ia benar-benar muak bila harus berlama-lama di ruang tamu itu. ruang tamu yang tak pernah terisi oleh kehangatan. ruang tamu yang hanya bisa menjadi saksi dari pertengkaran-pertengkarannya bersama kedua orang tuanya yang sebenarnya sangat ia sayangi.

     "aku tak mau bertunangan di usia muda! aku tak mau!"

BRAKKK

.

.

.

.

like & comment

:)


my phobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang