it must be a dream

281 47 5
                                    

senja telah menjelang. warna orange menghiasi langit luas, membuat nuansa indah terpatri jelas di atas sana. rumah yang biasanya sepi itu kini sangat ramai, berbeda dengan hari-hari sebelumnya. ruang tamu sudah dihias oleh banyaknya bunga di setiap sudut. di sudut ruang tamu bagian kiri, ada berbagai makanan yang siap untuk dihidangkan nanti malam. ruang tamu itu didesain dengan sederhana untuk sebuh hari pertunangan, namun seseorang yang tinggal di rumah itu justru menyukainya.

"baekhyun~ah apa yang kau lakukan di sana?" ibu baekhyun memandang anaknya sedikit kesal. sebentar lagi malam akan tiba, tapi anaknya belum bersiap-siap sama sekali. namja cantik itu malah ada di atas tangga, duduk seperti orang linglung yang tak tahu ke mana arah jalan pulang.

"aku tidak bisa merias wajahku sendiri," kata baekhyun beralasan. ia bohong soal itu. walaupun ia tak terlalu pandai dalam hal memakai make up, tapi ia cukup bisa diandalkan jika hanya menyulap diri sendiri menjadi lebih cantik.

"masuklah ke kamar dan ganti bajumu yang sudah eomma belikan! eomma yang akan merias wajahmu!" seru ibunya tegas.

baekhyun menurut. ia berjalan ke arah kamarnya yang ada di lantai atas. sesampainya di kamar, baekhyun mengganti bajunya dengan stelan jas berwarna hitam, dan celana bahan yang juga sama dengan warna bajunya, tampak gagah, tetapi tidak menutupi sisi keimutanya.

ibunya datang saat ia selesai mengenakan gaunnya. wanita paruh baya itu tampak terharu melihat putranya yang begitu tampan. jas yang di kenakan membuat anaknya terlihat seperti remaja dewasa yang gagah dan juga mempesona.

"kemarilah, sayang. eomma akan membuatmu tampil lebih tampan malam ini." ibunya mengajak baekhyun untuk duduk di depan sebuah cermin besar yang ada di kamar anak itu.

baekhyun menurut dan segera duduk di hadapan cermin. di sampingnya, sang ibu menyiapkan semua make up yang di butuhkan

" sayang, apa saat ini kau masih tidak setuju dengan perjodohan ini?" sang ibu memberikan pertanyaan pada anaknya sambil mengoleskan bedak perlahan-lahan pada wajah putih milik anaknya itu.

"tidak, eomma. aku mulai sadar, semua yang eomma dan appa pilihkan adalah hal terbaik untukku. chanyeol hyung adalah pria yang baik, aku yakin dia bisa menjagaku," jawab baekhyun.

"syukurlah..... eomma senang sekali mendengarnya, baekhyun~ah. kekhawatiran eomma dan appa akan sedikit menghilang karena kau telah memiliki tunangan. eomma dan appa sengaja memilihkan seorang dokter untuk menjadi pendampingmu, dengan harapan bisa selalu menjagamu. kau juga gampang sakit, setidaknya akan ada yang merawatmu saat kau sakit."

"hm.... jadi karena itu eomma menjodohkan aku dengan chanyeol hyung?" tanya baekhyun ingin tahu.

"ne, itu salah satu alasannya. tapi hal lain yang jauh lebih penting, chanyeol adalah pria yang dewasa, dia juga sayang pada keluarga, eomma yakin masa depanm akan baik-baik saja jika kau mempunyai pendamping hidup untuknya."

"dan satu lagi. eomma dan appa yakin Chanyeol adalah tipemu. kau bisa melihatnya bukan? dia begitu tampan, tak terlihat bahwa usianya hampir 25 tahun. eomma yakin, kau telah terpesona padanya hanya dalam hitungan detik," canda sang ibu.

"aish, eomma biasa saja!" kata baekhyun malu-malu.

"pejamkan matamu, eomma akan menambahkan eye liner dan shadow pada matamu." kata sang ibu.

baekhyun mengangguk patuh. ia memejamkan matanya. selanjutnya, ia hanya bisa meraksakan ada olesan-olesan halus di sekitar matanya, membuat ia sedikit geli.

"selesai. sekarang bukalah matamu."

DEG

baekhyun tak percaya dengan apa yang ia lihat dalam cermin. itu dirinya. dirinya yang terlihat sempurna dalam balutan jas yang indah dan riasan wajah yang begitu rapih, riasan wajahnya tidak membuatnya seperti perempuan sama sekali, justru sangat natural, namun menambah keimutan baekhyun malam ini. rambut baekhyun di beri pomed dan memberikan kesan arogan.

my phobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang