2007 1st Meet

17 3 0
                                    

"Ra, Ara .. lihat gue Ra"
"Eh iya apaan La?"
"Lo mikirin apaan sih? Dari tadi gue cerita gak lo dengerin"
"Eh iya maaf yaa Lala sayang"

«»Lala. Dia teman sekelasku. Aku duduk dibangku SMA kelas 3 ips. Ini tahun terakhirku. Usiaku 17 tahun saat ini. Lala satu satunya temen cewe yang paling dekat denganku di sekolah. Dia cerewet dan bawel. Hobinya menonton melow drama. Dia juga hobi belanja dan hobi tidur.
But, she's my bestfriend.

"Eh bocah bocah, buruan masuk kelas, gak denger bel udah bunyi? (Sambil menarik rambut Lala)" teriak Roy
"Ih Roy, lo jahil banget sih, liat ni rambut gue yang barusan di catok rusak" sahut Lala

«»Roy. Dia itu laki laki super jahil diantara kami semua. Dia punya badan yang ideal, dengan rambut ala koreanya itu. Kulitnya putih dan dia punya sisi lembut dibalik badannya yang besar.

"Ya udah yuk cabut" Lala beranjak dari kursi kantin
"Tungguin gue la" teriak Ara sembari berlari kecil mengejar Lala dan Roy yang sudah mulai berjalan

Ketika tiba dikelas, dengan sigap roy segera berlari mendekati anak laki laki yang duduk dikursi paling belakang dengan earphone ditelinganya.
"Hei bro! I'm back" teriak Roy sambil menepuk bahu anak laki laki itu
"(Menatap Roy dengan tatapan tajam mematikan)"
"Hei, ayolah, jangan natap gue begitu, lo buat gue takut tahu" kata Roy melemah

«»Eza. Anak laki laki misterius dikelas ku. Dia memang tampak misterius tetapi Roy bisa mengubahnya menjadi orang gila dalam sekejab.

Sepulang sekolah Ara, Lala, Roy dan Eza berjalan bersama menuju gerbang. Tetapi hujan turun dengan sangat deras diluar sana. Karenanya mereka terpaksa menunggu diteras sekolah. Ara menatap jauh ke lapangan. Terlihat anak laki laki dengan bola basket ditangannya yang sedang asik melakukan dribble.

Ara membatin "siapa anak laki laki yang bermain basket ditengah hujan deras seperti ini? Apa dia gila? Dia pasti gila"
Tanpa sengaja Ara bertatapan dengan anak itu, Ara melihat jauh kedalam mata anak itu.
"terlihat murung dan kesedihan yang mendalam" ucap Ara kecil
"Ha? Apa Ra? Lo ngomong sama siapa? Siapa yang murung?" Tanya Lala disambut dengan tatapan tanya Roy dan Eza.
"Anak itu" jawab Ara sambil menunjuk kearah anak itu berdiri, membuat teman temannya menoleh kearah yang sama
"Wah, ganteng banget ra, itu manusia atau dewa? Atau dia pangeran berkuda putih?" Ucap Lala kegirangan
"Ngapain dia main basket waktu ujan gini? Bego amat" umpat Roy
"Dia Alnord. Alnord Gland. Kelas 3 ipa" sahut Eza masih dengan earphone nya.
"Arnold?" Ucap Ara dengan sedikit nada tanya
"Dia kehilangan kekasihnya 1 tahun yang lalu dalam sebuah kebakaran" lanjut Eza menjelaskan
"Ouh, sungguh kisah pangeran yang malang" ucap Lala lirih
"Oke, stop mellow drama nya guys, hujan udah reda, yuk jalan" ucap Roy membuyarkan lamunan Ara

Mereka berlari kecil menuju gerbang karena hujan gerimis. Ara berjalan perlahan karena matanya masih tertuju pada Alnord.

Ara merebahkan tubuhnya dipangkuan kakaknya, Elo. Elo tersenyum melihat tingkah adiknya itu.
"Udah pulang ra?" Tanya Elo
"Barusan kak. Eh kak, tadi Ara liat anak laki laki main basket hujan hujan. Dan anehnya matanya. Ara liat didalam matanya terlihat jelas anak itu murung dan sedih banget" jelas Ara dengan pikirannya yang menerawang balik ke lapangan tadi
"Dia pasti punya banyak luka dalam hatinya. Kenapa? Kamu suka dia? Ayoo ngaku adik kakak satu ini sudah mulai kenal cowok ya haha" ledek Elo sambil mencubit pipi adiknya itu
"Ih apaan sih kak, Ara kan cerita doang, lagian juga baru pertama kali lihat dia tau" jawab Ara dengan manja
"Gini ya ra, setiap orang pasti punya luka masing masing, dan punya cara sendiri untuk menyembuhkan luka nya" tutur Elo dengan bijak membuat Ara menahan tawa
"Cieilah, iyadeh iyadeh kakakku yang ganteng, baik nan bijak" sahut Ara sambil tertawa kecil
"Udah sana kerjain pr" kata Elo sembari memukul kepala Ara
"Oke deh my beloved brother" jawab Ara menyeringai
---------*--------
Ara sudah merebahkan diri ditempat tidurnya sambil menatap langit langit kamarnya. Ia membatin "wajah sendu itu, aku tertarik padanya"
Lalu menarik selimut dan memajamkan matanya.

THE MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang