Dating

7 0 0
                                    

Aku berpacaran dengan Alnord. Hubungan kami baik baik saja. Terkadang ada beberapa hal yang membuat kami kerap kali bertengkar. Hal hal kecil saja bisa membuat kami tidak saling bicara.
Walau begitu, kami selalu punya cara untuk menghibur satu sama lain.

Aku melanjutkan study ku ke kursus menjahit. Alnord melanjutkan ke perguruan tinggi untuk bisa menjadi dokter seperti yang ia cita citakan. Disamping itu, dia juga berbisnis sepatu dan assesoris lainnya.
Lala mendirikan sebuah salon kecantikan.
Eza membuat sebuah album yang lirik lagunya ia tulis sendiri dengan penuh harapan akan menuai banyak dukungan masyarakat.
Dan Roy, dia masih sama dengan hobi otomotif nya. Roy membuka bengkel sendiri dengan banyak pegawai.

Kami sering kali berkumpul bersama seusai bekerja. Kami makan bersama disebuah restoran dan bercanda bersama persis seperti masih sekolah dulu. Kami masih tetap berkomunikasi. Masih menjalin hubungan baik. Hanya saja mungkin sekarang sudah berbeda. Waktu yang kami habiskan bersama lebih sedikit karena sibuk oleh pekerjaan masing masing. But, it's okay.

Begini rasanya kehidupan orang dewasa. Sulit membagi waktu.

"Ra, gue udah didepan nih" terdengar suara laki laki dari balik ponsel Ara
"Iya bentar ya gue jalan keluar" jawab Ara kepada seseorang diseberang ponselnya

Ketika aku tiba didepan butik tempatku bekerja, aku melihat seorang lelaki dengan jas putihnya dan bersepatu hitam berdiri disamping mobilnya.

Ya, benar. Dia Alnord. Laki laki yang aku cintai sedang menungguku. Dan aku sedang berjalan kearahnya. Dia menoleh dan langsung memberiku pelukan dari belakang. Lantas itu membuatku kaget. Walaupun itu bukan kali pertamanya dia memelukku, tetap saja aku gugup.

"Hai" sapa Alnord masih dengan posisi dibelakang Ara

Tangannya melingkar dipinggang ku, dan dagunya ia sandarkan di bahuku.

"Hai, baru pulang?" Balas Ara dengan tangannya yang menimpali lingkaran tangan Alnord dipinggangnya
"Ya, barusan aja. Untung pas waktu lo pulang. Jadi gue langsung kesini" jawab Alnord masih dengan manja
"Oh gitu. Lo udah makan?" Tanya Ara sedikit menoleh kebelakang untuk melihat Alnord.
"Belum. Gue maunya disuapi lo" ucap Alnord sambil menggoyang goyangkan tubuh Ara
"Ah lo mah .. ya udah yuk makan" jawab Ara mengiyakan

Alnord melepaskan pelukannya dan membukakan pintu mobilnya untuk Ara lalu melajukan mobilnya kesebuah tempat makan yang diasa mereka datangi

Alnord dekat sekali dengan keluargaku. Dia ramah, dan sopan pada ibu, ayah dan kakakku.
Ia pun sudah tak sungkan lagi bermanja manja denganku didepan kakakku.
Oh ya, kakakku sudah menikah. Dan istrinya sedang mengandung anak pertama mereka. Sebentar lagi aku akan dapat keponakan yang lucu pastinya.

Terkadang kakakku menghabiskan hari liburnya dengan bermain PS dengan Alnord. Mereka punya banyak persamaan. Mereka sama sama tidak suka pedas, sangat suka keju dan punya warna kesukaan yang sama. Ya, warna kesukaan mereka 'putih'. Sungguh tampak lemah dengan warna itu.

"Ra, hadap belakang bentar" ucap Arnold pada Ara yang duduk disebelahnya
"Oh ya, nih" jawab Ara sambil memberi karet rambut pada Arnold
"Nanti malam ada acara?" Tanya Arnold sembari mengikat rambut Ara sebelum makan
"Nggak tuh, kenapa? Mau datang?" Ara balas bertanya
"Nggak. Males liat lo jelek" jawab Arnold dengan nada mengejek
"Ih, nyebelin. Gue gaplok lo ntar" balas Ara kesal

Arnold hanya tertawa kecil melihat tingkah Ara

Waktu terus berjalan tanpa henti. Begitu pula kisah kami.
Aku harap kami akan selalu seperti ini.


THE MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang