Aku merasakan hangat ditubuhku. Dan seakan ada yang mengganjal kepalaku. Leherku pegal sekali. Aku mencoba membuka mataku, perlahan. Kulihat Alnord duduk manis disebelahku dengan senyum mengembang diwajahnya. Garis senyumnya terlihat jelas sekali.
Aku melihat tubuhku sudah tertutupi oleh jas hitam miliknya.
Sungguh aku mengantuk sekali hari itu."Udah bangun lo? Sumpah lo molor lama banget Ra" ucap Alnord dengan mimik yang menggemaskan
"Gue ketiduran? Yang lain gimana? Maaf banget Alnord sayang, maafin yach yach yach?" Jawab Ara dengan sedikit menahan tawa karena ekspresi Alnord yang lucu
"Iya deh Ara sayang. Udah didalem. Yuk masuk" ajak AlnordHari ini hari kita berkumpul bersama teman teman. Semua tampak gembira ketika aku dan Alnord tiba disana. Kita melepas rindu setelah beberapa bulan ini tidak pernah bertemu.
Tak terasa kita semua sudah dewasa. Kita sudah sibuk dengan urusan masing masing.
Untuk bertemu pun sangat sulit."Apa kabar guys? Gimana kerjaan?" Ucap Roy memulai percakapan
"Sumpah gue sibuk banget tau gak sampe gak bisa kemana mana seharian di salon mulu. Gue sampe gak bisa call Eza imut gue" jawab Lala masih sama seperti dia ketika SMA dulu
"Gue sih biasa aja, kan pegawai gue banyak" sambung Roy dengan nada sombong tapi bercanda
"Roy, lo gak kangen sama gue? Lo masih sayang sama gue? Hayo hayo berani bilang sayang sama gue depan Alnord?" Cetus Ara mengolok Roy
"Y .. yaa, gitu deh. Kangen banget gue sama lo Ra, astaga lo tambah kecil aja. Nggak ada bedanya sama lo yang dulu. Sayang? Ya gue masih tetap sayang lah sama lo. Lo kan sahabat gue yang paling cute" sahut Roy tanpa takut
"Idih, Ara udah punya gue ya, jangan gitu lo. Ara sayang nya sama gue aja. Haha. Ya nggak sayang?" Balas Alnord dengan sedikit tertawa
"Ya udah deh gue jones ngalah" sahut Roy ngambek
"Mana Eza, La??" Tanya Arnold
"Masih di jalan Al, bentar lagi juga sampe" sahut Lala sembari menunggu kedatangan pacarnyaOh ya. Lala dan Eza memutuskan untuk jadian. Dimalam pergantian tahun mereka menyadari bahwa mereka saling menyukai satu sama lain. Awalnya aku memang tidak menyangka, tetapi lama kelamaan memang terlihat jelas kalau mereka memang pasangan yang cocok.
Eza sibuk bekerja untuk album barunya sehingga ia terlambat datang malam itu.
Ia menulis sebuah lagu penuh cinta untuk Lala. Malam itu, Eza memperdengarkan lagu barunya itu pada kami. Tapi lebih khususnya untuk Lala."Kita duluan ya, mau pergi lagi soalnya" kata Alnord hendak pamit
"Lain kali kita kumpul lagi ya kayak gini seru seruan terutama lo La, jangan lupa call gue yak? Lo juga Za, jagain sobat gue Lala. Roy, cari pacar gih, biar sayangnya pindah kepacar roy" sambung Ara panjang dan lebar
"Oke my bestfriend Ara sayang, gue gak bakal lupa call lo kok" sahut Lala dengan khas nya
"Nggak, maunya sama Ara aja" jawab Roy bercanda sembari melihat kearah Arnold yang memasang tatapan menusukAku dan Alnord berada diatas jembatan penyebrangan tempat pertama kali dia mengajakku kencan.
Tempat ini masih sama. Lantainya yang kasar, udaranya, cahayanya, dan langitnya.
Alnord memelukku dari belakang. Pelukannya sangat erat. Wajahnya dekat sekali dengan wajahku. Hal itu membuatku gugup namun nyaman."Ra, liat langitnya. Masih sama seperti waktu itu kan?" Ucap Alnord
"Ya. Masih sama. Gue senang bisa ada disini lagi, sama lo" kata Ara membalas ucapan Arnold
"Lo punya impian Ra?" Tanya Alnord sambil menatap langit malam
"Ada. Impian yang ingin banget gue wujudin" jawab Ara tanpa melihat Alnord
"Apaan? Gue bisa wujudin itu?" Kata Arnold bertanya lagi tapi kali ini melepaskan pelukannya dan menatap Ara
"Menikah sama lo" jawab Ara dengan mata tertuju pada ArnoldAku pikir Arnold pasti sedikit terkejut waktu itu. Tapi aku mengatakannya dengan sungguh sungguh. Aku ingin menikah dengannya. Ingin menjadi istrinya, ingin menjadi ibu dari anak anaknya.
"Beneran? Lo mau jadi istri gue?" Tanya Arnold dengan santai
"Ya. Gue seriuslah. Lo ah udah suasananya romantis gini lo hancurin" jawab Ara dengan sedikit cemberut
"Kalo gitu, tutup mata lo sekarang. Gue mau wujudin impian lo" Ucap Alnord dengan lembut
(Ara menutup matanya, lalu beberapa detik kemudian Alnord memberi kode agar Ara membuka Matanya)Aku terkejut sekali malam itu. Ketika aku membuka mataku, aku melihat sebuah cincin dengan mutiara kecil yang tampak indah.
Aku sedikit terharu dengan cara dia melamarku malam itu. Sampai sampai aku hampir menangis."WOULD YOU MARRY ME?" Ucap Alnord sambil berlutut dengan sebuah kotak cincin ditangannya yang menjulur didepanku
Matanya saat itu tidak berpaling dariku. Aku melihat sebuah ketulusan. Alisnya yang lentik, matanya yang besar, bibirnya yang menyunggingkan senyum lebar, aku bisa melihatnya dengan jelas saat itu walaupun hanya diterangi dengan lampu jalan dan cahaya kendaraan yang berlalu lalang.
"Yes. I'm Yours" jawab Ara dengan mata berbinar karena hampir menangis
Aku tidak ingin melupakan saat itu. Aku berharap waktu berhenti saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MEMORIES
Short StorySiapa sangka hidup Ara yang biasa saja menjadi penuh warna dengan kehadiran Alnord. Laki laki dengan wajah sendu yang menyimpan masa lalu penuh luka kini hadir dalam hidupnya. Mengajarkan Ara akan arti cinta yang sesungguhnya. Selain itu, Ara hadir...