Part 3

21 1 0
                                    



...... Your smile is the paradise

MOS pun selesai dan senin kegiatan belajar mengajar diadakan. Aku kembali ke kelasku dengan semangat.

Entahlah aku sangat tidak sabar untuk belajar materi SMA.

Senyum yang tadinya merekah dalam wajahku kian menipis. Didepanku ada seseorang yang sangat ingin kuhindarian. Sang ketos

Flashback on

"Sekarang kalian semua punya waktu 15 menit buat ngasih surat dan bunga kalian"

Entah Andin dan Karina sudah kemana, tapi yang pasti aku dan Alysha sama gugupnya.
Dan ya, Alysha jadi memberikan suratnya ke Brian.

Suatu kebetulan, Brian datang dan mengobrol hal yang sepertinya serius dengan ketos.

"Al! itu mumpung orang yang mau kita kasih lagi barengan! Buruan"

Alysha mengangguk dan langsung berjalan

"Eh, nama tu ketos siapa sih?? Kok gue gatau ya?"

" lah lo gimana Sha, nulis surat tapi gatau nama. Doi namanya Rajendra"

Saat kami sudah berhadapan dengan mereka, Brian mengernyit bingung sedangkan Rajendra menatapku dengan senyum penuh kemenangan. Cih

Alysha langsung menarik lenganku setelah memberi surat itu. Katanya ia takut dengan reaksi Brian apalagi setelah membaca surat itu.

Flashback off

Aku segera berbalik arah secepat mungkin berharap dia tidak melihatku.

"Woi lo! Sini bentar"

Aku mengumpat dalam diam dan segera berbalik menuju dirinya.

"Kenapa kak?"

Ia hanya mengangkat sebelah alisnya dan pandangannya berubah lurus "Galendra! Tunggu!" Dan ia meninggalkanku.

Ternyata bukan aku yang ia maksud.

Kuhentakkan kakiku menuju kelas. Rasanya sangat kesal dan memalukan menjadi satu. Untung tadi koridor sepi. Kalo ramai? Sudahlah ingin pindah negara rasanya.

Alysha bertanya ada apa denganku. Memang mungkin sekarang bibirku melengkung kebawah. Aku hanya menjawab dengan gelengan. Sungguh mood ku rusak hari ini.

Karina mengajak kami bertiga untuk main kerumahnya namun aku menolak dengan alasan mau pergi. Alasan klasik.

Yang aku butuhkan sekarang adalah membeli ice cream dan ke toko buku. Entahlah emosi ku pasti akan surut kalau pergi ke dua tempat itu.

Aku mengetik pesan ke Brian agar tak usah menungguku saat pulang sekolah. Aku bilang kepadanya sejujurnya. Ia memaksa untuk mengantarku tetapi aku menolak dan mengancamnya dan akhirnya ia pasrah.

Aku memasuki toko ice cream itu dengan langkah riang, aku memesan dan duduk di tempat yang menghadap jendela.

"Kakak! Eya boleh duduk disini ga?" Aku menoleh, astaga ini anak kecil yang waktu itu.

Hate? Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang