Part Three.

43 5 3
                                    


"Mandaa!!"gue teriak di depan rumahnya dan dia congek kebangetan.

Hari ini gue menghampiri Manda di rumahnya buat berangkat sekolah bareng. Udah lama gue nunggu di depan rumahnya kayak orang bego, sampai gue berbiji dan akhirnya berbuah, dia belum juga keluar dari rumah yang bernuansa cozy itu.

"Oke kita berangkat."tanpa gue tau nih bocah nongol darimana dan dengan santainya dia langsung berkata logat alay dan langsung duduk di jok belakang motor gue.

"Buset dah, lo dandan apa cari wangsit, lama bener."kesal gue sambil menengok padanya.

"Kayak lo nggak tau aja deh Nad."Manda menampakkan muka cengengesan seraya mendorong lengan gue pelan. Kebiasaan Manda adalah dandannya lama banget, sumpah. Katanya biar si pacar tersepona, eh terpesona maksudnya.

"Yaudah kita berangkat sekarang."melajukan motor pink gue.

Melaju menyusuri jalanan penuh lalu lalang kendaraan. Mengabsen setiap rute, meliuk bebas dalam sekat sekat pengendara.

Setibanya di sekolah, gerbang masih terbuka sangat lebar, menandakan bahwa gue hari ini nggak telat. Ini rekor bagi gue. Bersama Manda gue berjalan menuju kelas, melewati koridor yang berselimut sepi, hanya ada sedikit aktivitas di dalamnya.

Tiba tiba suara ramai memecah hawa sunyi. Pandangan gue beralih menuju dumber suara, begitu juga dengan Manda.

"Rafa....Rafa.."

"Gue minta fotonya dong..."

"Jadi pacar gue dong..."

"Sumpah fa lo ganteng banget.."

Histeris kerumunan cewek cewek centil pada seorang cowok, teriak teriak nggak jelas kayak orang demo, napa nggak sekalian bakar ban aja. Cowok itu mungkin saja most wanted di SMA 1 ini, jadi cabe cabean merapat deh.

"Iyuh, tuh cewek cewek kurang kerjaan apa."cetus gue mengejek.

"Iya, masak pagi pagi udah cari mangsa kek gitu sih, kayak nggak laku aja."Manda masih menatap kerumunan cewek cewek itu. Dan gue tersindir dengan kata kata 'nggak laku' nya itu.

Mata gue berpindah fokus sama smartphone gue, kali aja ada yang chat gitu.

Tak berselang lama, kehisterisan itu hilang digantikan dengan suara ramainya murid berjalan melewati koridor.

"Ya ampun Nad, ganteng banget."kejut Manda. Seolah ia menangkap pemandangan indah.

"Siapa?"gue celingukan.

"Itu Nad, ada cowok."Manda menunjuk sumber cowok itu bertempat.

Benar saja, disana terlihat seorang cowok berdiri sendiri hendak menuju kelasnya.

Dia? Lagi?

"Inget pacar woy inget."gue teriak di telinga Manda yang masih melongo liatin si cowok itu.

"Aw, sakit tauk."dia mendengus kesal sambil mengelus pelan telinganya.

"Ah udah yuk masuk."gue narik tanganya Manda dan liatin dia yang masih cemberut kesal karena gue teriakin telinganya.

Oh namanya Rafa.

Yang di-histerisin cewek cewek tadi ternyata si cowok songong, jadi si cowok songong itu namanya Rafa.

****

Pelajaran berjalan dengan lancar hari ini, kayaknya gue mulai nyaman dengan penghuni kelas sepuluh mipa satu ini.

Kocak banget anak anaknya, tingkahnya tuh nggak ada yang garing, semuanya lucu.

Bel pulang berbunyi, tanda pelajaran berakhir dan waktunya bertolak untuk pulang. Kangen banget sama temen empuk gue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because You SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang