Chat

197 29 6
                                    

Rarra Maczine: add back dong, ar

Sejak Rarra mengetahui ID LINE Arazie dari teman sekelasnya, Rarra langsung menekan tombol add dan mengirimkan satu pesan.

Arazie TPS: udahhh

Rarra Maczine: thankyou

Arazie TPS: lo anak IPS 3 kan?

Rarra Maczine: iya, lo IPS 1 ya?

Arazie TPS: yoi

Dan ya, sudah. Chat mereka berdua berakhir disitu karena memang tidak ada hal yang perlu dibicarakan atau ditanyakan lagi. Awalnya Rarra masuk kelas IPS 1, tetapi karena ia tidak suka dengan anak-anak kelas itu, ia pun berinisiatif untuk pindah ke kelas IPS 3 saja.

Karena masih ada tugas berkelompok dan kebetulan Rarra satu kelompok dengan Arazie, dari situ Rarra mengenal sosok Arazie yang memang sudah didamba-dambakan oleh kaum wanita di SMA Bhakti Jaya. Arazie memang tidak tampan, tetapi wajahnya yang manis dan perilakunya yang sangat baik mampu membuat para wanita menyukainya.

"Ra, ada LINE tuh dari Arazie." ucap Relly membuat Rarra yang tadi sedang mengerjakan tugas langsung kaget gak karuan. Dan otomatis mengambil ponselnya.

Arazie TPS: kenapa pindah ke ips 3, ra?

Rarra Maczine: pingin aja hehe

Arazie TPS: gak nyaman ya sama anak ips 1?

Rarra Maczine: hehehehe itu tau

Arazie TPS: yaudah deh, semoga nyaman ya di ips 3

Rarra Maczine: iyaa thank you, ar. lo juga semoga nyaman di ips 1 :D

Arazie TPS: amin amin, thank you :)

Relly yang berada di sebelah Rarra mencolek-colek dagu Rarra sambil tersenyum usil. "Udah chat aja, neng."

"Eh, diem dong," Rarra menepis tangan Relly kasar. Kesal.

•••

Sudah tiga bulan Rarra sekolah di SMA Bhakti Jaya. Sudah tiga bulan juga ia memendam perasannya. Sudah tiga bulan juga... ia dekat dengan Arazie. Tetapi tanda-tanda bahwa Arazie juga membalas perasaannya, sangat nihil.

Rarra tidak berharap Arazie akan menyukainya juga, hanya saja Rarra berharap agar laki-laki itu tidak kaget dengan kenyataan bahwa Rarra memang menyukainya. Juga tidak akan menjauh ketika ia mengetahui hal itu.

"Iya, Arazie kan lagi deket sama cewek," seseorang berbicara di samping kanan tubuh Rarra saat ia sedang fokus-fokusnya membaca novelnya. "Katanya sih bukan anak sekolah sini."

"Lo tau darimana emang?" satu orang lagi menyahut.

"Tau dari temen deketnya si Arazie."

Merasa hati dan seluruh organ tubuhnya memanas, Rarra bangkit dari posisi duduknya dan langsung berjalan cepat keluar dari perpustakaan. Setelah menemukan sosok Relly yang tengah membeli jus alpukat dan jus mangga, Rarra langsung menghampirinya.

"EH!" seru Relly kaget ketika Rarra tiba-tiba mengambil jus alpukat dari genggaman Relly. "Ra, lo tuh ah! Beli sendiri bisa, anjir."

"Ogah ngantri gue."

"Itu gue beliin buat Rey!" Wajah Relly berubah kusut. Iya, gaya itu anak soalnya sekarang udah punya pacar yang barusan jadian sekitar satu minggu yang lalu.

Bukannya meminta maaf, Rarra malah berjalan ke arah meja yang sudah ditempati oleh Rey dan temannya —Willy—. Tanpa meminta izin atau berbicara apa-apa lagi, Rarra langsung duduk di salah satu kursi, tepatnya di hadapan Willy sambil menyeruput jus alpukat yang tadi niatnya diberikan ke Rey.

"Jus alpukat kamu diambil Rarra tuh," Dagu Relly menunjuk gelas yang tengah digenggam erat oleh Rarra.

Rey ikut menoleh sekilas sebelum akhirnya tersenyum. "Nggak apa-apa nanti aku bisa beli sendiri kok."

"Sok imut lo!" Willy menyahut sambil menempeleng kepala Rey keras.

"KENAPA SIH KENAPA?!" Tiba-tiba Rarra berteriak tanpa melihat keadaan kantin yang sedang ramai-ramainya.

"Apaan sih, anjing?!" Willy ikut bernada keras karena kaget dengan teriakan Rarra yang sangat tiba-tiba tadi.

Setelah menghela napasnya, Rarra menyeruput jus alpukat lagi. Lalu, matanya menatap Rey dan Willy bergantian. "Lo berdua tau gak Arazie sekarang lagi deket sama siapa?"

"Sama lo?" jawab para lelaki bersamaan.

Gregetan, Rarra berdecak keras. Selalu percuma jika bertanya kepada kedua orang itu. Jawabannya selalu tidak berfaedah.

Beyond the GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang