4.

45 3 0
                                    

Saat sebelum latihan saman dimulai, aku memilih untuk berdiam diri di pojok ruangan.

Apa iya kak Iki gapernah jatuh cinta? Dan apa iya aku cinta pertamanya? Ah gamungkin. Astagfirullah kenapa jadi mikirin kak Iki gini sih. Udahlah.

"Dine? Kamu gapapa kan?" Kata kak Nanda sambil melambaikan tangannya di depan muka ku dan membuyarkan lamunanku.

"Eh iya kak, Nadine gapapa kok" jawab aku.

"Yaudah yuk latihan, eh tapi gapapa kan kakinya?"

"Gapapa kok kak. Sans" jawabku.

Tibatiba "assalammualaikum" salam dari kak Iki yang datang ke masjid. Ya mungkin seperti biasa mengawasi kami latihan

"Waalaikumsalam" jawab kami serentak.

"Eh Nadine, kaki kamu gapapa emang dibawa latihan?" Tanya kak Iki.

"Gapapa buktinya tadi Nadine udah latihan kok"

"Gausah dipaksain gitu Dine, nanti kenapa kenapa lagi gimana? Udah ya Nda si Nadine gausah latihan"

"Cie kak Iki khawatir sama Nadine" celetuk Novi dan di ikuti sama teman teman dengan kata "cie"

"Apasih?" Kata ku dan kak Iki berbarengan.

Apa? Aku ngomong berbarengan sama kak Iki?

"Noh kan ngomongnya aja barengan" ucap Desy dan di ikuti membali sama teman teman dengan kata "cie".

"Berarti kaka sama Nadine sehati lah" ledek kak Iki.

"Apaan sih kak ih," gumam sebel ku kepada kak Iki.

"Kaka bercanda kok sayang" ledek kak Iki dan selalu di cie in sama temen temen.

"Udah ah latihan lagi kak Nanda, tinggal besok loh" ajak aku.

"Gapapa kok dine sans aja kalo masih mau ngobrol mah" ledek kak Nanda.

"Ah tidak akak, yasudah Nadine latihan sendiri" aku pun pura pura ngambek supaya mereka mau latihan lagi

"Udah gih latihan lagi ngambek kan tuh dede. Parah si. Udah latihan" ujar kak Iki.

"Tidak, dede ga ngambek kok" sambil menggeleng gelengkan kepala

Kita pun akhirnya latihan kembali.

Sesudah latihan kami pun bergegas pulang kerumah. Seperti biasa, aku selalu menanyakan kepada Novi pulang sama siapa. Dan ternyata hari ini Novi pulang dijemput oleh bapaknya. Alhasil hari ini aku bakal naik bis sekolah sendiri.

"Ki, kasian tuh Nadine pulang sendiri. Anterin gih" ucap kak Nanda kepada kak Iki yang sedang main handphone.

"Ayuk pulang bareng lagi, asikkk" ujar kak Iki sambil melayangkan kedua tangannya keatas.

"Tidak akak, Nadine pulang naik bis sekolah aja" tolak aku.

"Yah kak ditolak parah" ujar Desy yang mengompor ngompori kak Iki sambil menggelengkan kepala nya.

"Kamu tolak aku? Memang apa salah aku? Sedih jadinya" ujar kak Iki dengan muka cemberut dan bibir yang di tekuk layaknya orang ingin menangis.

"Utuk utuk utuk kak, sabar ya" kata Desy sambil mengelus punggungnya kak Iki.

"ih bukan begitu maksud Nadine. Kan kemarin Nadine sudah merepotkan akak, sekarang Nadine tidak mau merpotkan akak lagi" jelas aku.

"Aku tidak pernah merasakan di repotkan dirimu nona manis, berkenan kah anda pulang bareng dengan saya?" Kata kak Iki sambil mengulurkan tangannya kepadaku.

Malaikat penjaga kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang