2.

68 14 28
                                    


Hyejin mendudukan tubuh nya di bangku dekat jendela. 20 menit berlalu sesudah bel masuk berbunyi, tapi Song ssaem belum juga datang untuk mengajar.

"Ah apa kau tadi melihat nya?"

"Aku melihat nya! Tapi saat aku dan yang lain mengejar nya, aku kehilangan jejak nya! Ah sayang sekali!"

"Huh! Aku tak sempat melihat nya karena aku sedikit terlambat hari ini"

"Baiklah! Hari selanjutnya kita tak boleh sampai kehilangan jejak nya!"

"Ya semoga kita sempat mengejar nya besok"

"Ah aku tak sabar melihat wajah tampan nya itu!"

"Apa kalian lihat badan nya? Kyaa atletis sekali!"

damn, bisakah mereka diam? Apa boleh kusumpal mulut-mulut itu dengan kaos kaki? Jika boleh dengan senang hati aku akan menyumpalnya.

Ah, bagaimana bisa mereka begitu tergila-gila dengan namja bodoh seperti dia? Bahkan Hyejin tak mengerti bagaimana cara berpikir mereka itu.

Hyejin menghelakan napas nya. ini sudah hampir setengah jam tapi mengapa Song ssaem belum datang juga? Apa dia tidak akan masuk? Padahal sebentar lagi ujian semester.

Akan menjadi kesialan yang kedua kalinya bagi Hyejin bila Song ssaem tidak masuk hari ini.

Ia membutuhkan materi Kimia serta pembahasan nya untuk bekal nya di ujian semester nanti.

Meskipun Hyejin sudah merangkum beberapa buku kimia di perpustakaan minggu lalu, tetap saja materi Song ssaem tetaplah yang terbaik.

Seberapa tebal pun Hyejin merangkum tentang kimia, Hanya materi Song ssaem lah yang bisa masuk kedalam otaknya dan membuatnya lebih mengerti.

Apalagi sebagai modal untuk bersaing dengan anak kelas nya. Kelas 2-1 merupakan kelas unggulan di angkatan nya.

Rangking mereka pun tak akan lebih dari 50 besar dalam kategori angkatan nya di sekolah ini. Tak sedikit dari mereka masuk ke sekolah ini dengan jalur prestasi nya.

Begitu juga dengan Hyejin, Jika bukan karena peluang akan prestasi nya disekolah ini. Hyejin tak akan mau masuk ke sekolah ini.

Ia akan lebih senang memilih sekolah swasta yang aman dan tentram. Apalagi tidak ada namja menyebalkan yang ia temui tadi pagi di dalamnya.

Di sekolah nya, Hyejin termasuk gadis yang unggul. Ia sering diutus untuk mengikuti olimpiade sebagai perwakilan sekolah nya.

Rangking nya pun tak pernah lebih melewati 5 besar di kelas nya. Para ssaem pun sering mengandalkan nya bila tidak ada satu pun anak di kelas yang bisa menjawab soal.

Tak sedikit siswa dan siswi yang iri terhadap diri nya.

Kembali ke realita nya, gadis-gadis itu semakin bersemangat membicarakan namja itu. Bahkan bisa Hyejin dengar ada yang sampai ingin menculik nya saking tampannya dia.

Hyejin bergidik. Apa itu tak terlalu berlebihan? Membayangkan nya saja sudah membuat Hyejin merinding.

Memutuskan untuk tak memikirkan hal itu lagi, Hyejin menyumpal kedua telinga nya dengan headset lalu memilih lagu secara acak.

Ia alihkan pandangan nya menuju lapangan sekolah. Dari jendela ini, terlihat jelas semua pemandangan sekolah dari lantai 2.

Setidaknya dengan hal hal sederhana seperti ini bisa membuat moodnya kembali perlahan.

Meet You | KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang