Tok tok!
"Hyejin-ah" pintu kamar Hyejin terbuka, menampakan sosok wanita paruh baya berparas cantik yang memiliki mata coklat hazel serupa dengannya.
"Nne eomma?" Otomatis Hyejin menghentikan aktivitas nya ketika ibu nya memanggil.
"Bisa kau Tolong bantu eomma mengganti lampu teras? Eomma lihat lampu itu sudah redup dan hampir tak menyala kemarin." Pinta ibunya.
Hyejin mengangguk lalu segera menutup laptopnya setelah mengaktifkan mode sleep.
Menuruni tangga menuju lantai 1, ia berjalan menuju gudang untuk mengambil tangga lipat lalu menaruh nya di teras depan.
"Eomma, persediaan lampu nya ada dimana?" Tanya Hyejin.
"Kalau tidak salah Eomma taruh di laci di bawah Tv" jawab ibunya.
Hyejin berjalan mendekati laci yang berada di bawah Tv tersebut dan menemukannya. Dia pun mengambil lampu tersebut dan mulai menaiki tangga lipat yang ada di teras depan.
"Cha, selesai." ucapnya setelah berhasil mengganti lampu teras.
"Terima kasih Hyejin-ah, kau memang yang terbaik" ucap ibunya tersenyum hangat membuat Hyejin tersenyum.
Ia paling suka melihat ibunya tersenyum dengan tulus walaupun hanya sebatas hal kecil yang ia lakukan.
Meskipun sekarang senyuman hangat itu jarang terlihat, tergantikan oleh tangisan kelu di malam hari setiap malam nya.
Menangisi seseorang yang melupakan keluarganya demi mengumpulkan kertas berbentuk persegi panjang bernominal fantastis.
Oke cukup, Hyejin tak sudi membahasnya.
Mungkin di sekolah Hyejin sangat dingin pada orang-orang, berbeda dengan di rumah. Ibunya adalah satu-satunya orang yang bisa melihat Hyejin tersenyum riang serta gembira selama ini.
Jika bukan karena ibunya, Hyejin tak akan seceria ini saat berada di rumah. Ia sangat menyayangi ibunya.
"Oh? Eomma membuat puding?" Tanya Hyejin saat melintasi dapur.
"ya, Eomma membuat puding cokelat kesukaanmu." Ucap ibu nya.
Hyejin tersenyum girang lalu mencomot sebuah puding kecil yang berbentuk bulan sabit.
"Seperti biasa enak eomma!" Seru Hyejin.
Lagi-lagi ibunya tersenyum, lalu ia pun mengeluarkan sebuah wadah berbentuk persegi dari lemari pendingin dan memberikannya ke Hyejin.
"Hyejin-ah, Bisakah kau berikan ini pada tetangga baru kita?"
Tetangga?
"Bukankah rumah itu kosong?" Tanya Hyejin heran.
"Sekarang tidak lagi, Kemarin rumah itu sudah dibeli dan sekarang sudah ditempati oleh pemiliknya yang baru."
"Eomma bertemu dengan pemiliknya kemarin, namanya nyonya Min. Ia sangat ramah pada eomma, jadi eomma ingin memberikan sesuatu padanya dan keluarga nya." Jelas ibunya.
Hyejin mengangguk-anggukan kepalanya lalu mengambil alih wadah persegi yang lumayan besar itu.
"Baiklah aku akan mengantarkan nya" ucap Hyejin, memakai sendal biru kesayangan nya lalu berjalan menuju rumah di sebelah nya.
GUK!
Terkejut, Hyejin membalikan badan nya saat sebuah gonggongan mengangetkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You | Kth
FanfictionAku sedingin es. Membeku karena dingin nya malam. Padat, dan kokoh juga menawan. Tak ada yang bisa menghancurkanku. Terkecuali saat dia datang, Sang matahari. Dia menghancurkanku. Membuatku mencair dengan perlahan. Mengubah segalanya yang kuyakini...