Malam setelah menghilangnya Yasna, Tante Oliv, ibu Yasna kerumah Rei. Ternyata tante Oliv datang untuk menanyakan keberadaan anaknya. Rei mengatakan apa adanya kepada Tante Oliv. Setelah mendengarkan semua penjelasan Rei, Tante Oliv langsung membawa Rei kekantor polisi.
Malam itu Rei disibukkan dengan ikut dengan orang tuanya dan orang tua Yasna kekantor polisi untuk dimintai keterangan atas menghilangnya Yasna. Itu membuat perasaan dan pikirannya bercampur aduk. Ia tidak hanya merasa sedih karna kehilangan temannya itu tapi juga ia takut akan nanti menjadi tersangka sebab yang terakhir bersama Yasna adalah dia. Rei mencoba rileks tapi tetap saja lututnya gemetaran saat polisi melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepadanya.
"Jadi Yasna bersikap aneh saat makan dikantin? Matanya tertuju kepada seseorang diluar kantin? Kamu tau siapa orang yang dia lihat?"Tanya Pak Polisi sambil mengetik keterangan-keterangan dari Rei
"Iya pak, tapi dia tidak cerita apa-apa ke saya pak. Jadi saya tidak terlalu menghiraukan itu. Biasanya kalau ada seauatu dia langsung cerita pak" jawab Rei
"Oke, sekian saja malam ini nak. Kamu boleh pulang dulu malam ini besok pasti kamu sekolahkan? Bapak hanya ingin minta mohon kamu mengingat apakah Yasna memiliki musuh atau tidak dan jangan sesekali berbohong dalam kesaksian karna kamu tau itu dosakan?"
"Baik pak, tapi memang setau saya Yasna tidak ada musuh pak. Malah banyak orang disekelilingnya"
"Hmm.. Baiklah saya antar ketempat orang tuamu"
Setelah keluar dari ruangan itu aku langsung memeluk ibu dan spontan saja aku menangis. Tante Oliv mengusap kepalaku, polisi sedikit berbincang dengan ibu dan Tante Oliv.
"Mungkin nanti bisa dikatakan penculikan bu, dari keterangan anak ibu sudah jelas terakhir Yasna berjalan sendiri pulang, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari keberadaan Yasna"
"Baik pak, tapi anak saya tidak bersalahkan pak?" Tanya ibu Rei
"Sejauh ini belum bu, saya yakin dia jujur dan cerita apa adanya. Baiklah, sekarang silahkan kembali pulang bu kasian juga anaknya sudah malam. Pasti dia lelah dan takut setelah dari ruangan tadi"
"Terimakasih pak, malam" tante Oliv mengakhiri percakapan malam air matanya tak terbendung saat keluar dari kantor polisi. Lalu kami pun langsung diantar pulang dengan mobilnya.
Didalam mobil aku tertidur setelah menangis tadi, jadi aku tidak terlalu mendengarkan apa yang ibu dan tante Oliv bincangkan.
Setelah sampai dirumah aku langsung melompat ke tempat tidur tanpa mengganti baju dan kembali melanjutkan tidurku***
30 September 2098, pukul 09.00
"Jadi kalian harus berhati-hati saat pulang terutama bagi perempuan dan kalian tidak boleh pulang sendirian. Bapak harap anak laki-laki tolong jika sempat antar atau temani teman-teman yang perempuan atau kalau kalian malu mintalah dijemput oleh orang tua. Tapi dengar jangan kalian yang laki-laki ini nanti yang membuat masalah, mengerti ananda semua?." Bapak Kepala sekolah mengumpulkan semua murid dilapangan memberikan pengumuman sebab menghilangnya salah satu murid perempuan.
"Baik paaaak.." Sahut seluruh murid
"Baik hanya ini yang bapak sampaikan pagi ini dan kembali kekelas masing-masing. Selamat belajar." Kepala sekolah menutup baris pagi ini.
Semua murid kembali ke kelas untuk memulai pelajaran. Seharusnya jam pelajaran sudah dimulai jam setengah delapan dan tidak biasanya murid dibariskan dilapangan kecuali hari Senin untuk upacara. Sudah pasti disebabkan karena menghilangnya Yasna kemarin.
"Taaa.. Itaa.. Itaaaa" teriakku memanggil Zanita ditangga yang mengarah kelantai dua.
"Hei Rei! Kamu ngapain teriak-teriak gitu? Ngos-ngosan lagi" cetus Zanita yang keliatan bingung sambil menepuk keningku.
KAMU SEDANG MEMBACA
(CERITA INI HIATUS)
Fantasy5 orang sahabat termasuk anak terkenal disekolahnya dan membuat orang-orang disekelilingnya iri dengan persahabatan mereka. Disanalah mereka mendapat petaka. Dimana salah satu orang, Endi "Si Jenius berkacamata" menanamkan kebencian dan rasa iri ter...