Bab Satu

118 22 14
                                    


Kayla POV.

Aku tak menyangka bila jantungku bisa berdebar sekencang dan secepat itu. Butuh waktu yang cukup lama untuk menormalkan lagi detak jantungku. Melangkah cepat dengan kakiku yang tidak semampai. Bel sekolah sudah terdengar sejak aku sampai ke sekolah.

Tiba di kelas, aku meletakkan tas punggungku di kursi lalu duduk sambil mengeluarkan buku pelajaran pertama. Jenny menghampiriku dengan membawa buku mtk di tangannya.

"Key, gue pinjem buku MTK lo ya? Tadi malem gue lupa ngerjainnya," pintanya.

Aku sudah tahu kalau PR ku bakalan dipinjem sama temen, tapi yasudahlah. aku mengeluarkan buku MTK "Pasti bukan lupa, tapi males iya." dengan cepat Jenny langsung mengambilnya.

"Tahu aja lo Kay." sambil tersenyum lalu kembali ke mejanya.

Aku menghela nafas, sepertinya hujan akan berlangsung seharian. Rambutku yang sedikit basah, kelas yang terlihat banyak sekali bekas jejak-jejak kaki yang membuat lantai kotor, suara mengeluh dari siswi yang piket hari ini. Aku memejamkan mata sambil menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan.

Aku membuka mataku, lalu memakai kacamata berframe warna putih yang membantuku dalam belajar, mataku memang minus, biasanya saat berpergian aku memakai kontak lens dan sebelum ke kelas aku melepaskan kontak lensku. Hanya pada saat belajar saja aku memakai kacamata.

Aku menatap jam yang ada di depan kelas, apa mungkin jam pelajaran pertama akan kosong. Kalau begitu bisa gawat. Mereka akan memutar lagi drama korea dan memaksaku untuk ikut menontonnya, padahal aku begitu tak menyukai hal itu. Seperti dalam neraka saja. Terlebih lagi kalau sedang mengobrol dengan Jenny dan Melani pasti tidak ada habisnya membahas tentang Korea, aku hanya diam dan tidak menyimak.

"Pak Gun gak dateng cuuuy!!" teriak seorang siswa di dekat pintu dan disambut dengan senang yang lainnya.

"Wahh, pasti bentar lagi." rutukku.

"Kay ayo kita nonton drama Korea..." Melani sambil membawa laptop dengan raut wajah yang senang.

Sepertinya mereka senang melihatku menderita.

Melani menggeser bangku dan meja agar menempel dengan mejaku, kemudian ia meletakkan laptopnya lalu menghidupkannya. "Oh iya gue mau minjem PR MTK lo dulu, boleh gak?"

"Boleh, tapi kamu jangan ngajak aku untuk nonton drama Korea, oke?"

"Hmm.. baiklah.. mana bukunya?"

"Masih sama Jenny"

"Jenny!!!" pekiknya sambil berlari ke arah Jenny.

Aku hanya menggelengkan kepalaku melihat tingkah Melani.

Kemudian aku menoleh ke belakang melihat seorang lelaki yang sedang bertopang dagu dan menatap luar jendela. Aku mengamati lelaki setengah bule ini memiliki alis yang tebal hampir menyatu dengan mata tajam hazel berwana biru, hidung mancung, dan rambutnya cokelat sepertinya baru dipotong dengan potongan lebih pendek dan banyak yang bilang dia Robbie Amellnya kelas 11 IPA 1. Itulah tampang sahabatku yang bernama lengkap Fahmi Hamdan Ghufron. Yap, memang wajah yang tampan membuat dia selalu didekati cewek-cewek satu sekolah, dan aku dekat dengannya karena dari TK, SD, SMP, bahkan SMApun selalu bareng dan dapat kelas yang sama pula, well dia juga yang selalu ngajak ngobrol, ngerjain pr bareng, ortu dia dan ortu aku juga saling kenal, and then pada akhirnya kita jadi sahabatan.

When Girl Meet Strange Boy [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang