Drake menatap dingin mahluk bersisik putih yang memiliki kulit transparan dengan netra merahnya. Leher dan kedua kakinya dikelilingi oleh rantai besi yang tersambung ke langit-langit kastil.
Mahluk setinggi tiga meter itu menggeram marah ketika netra merahnya bertemu dengan manik kelam Drake.
Dengan ekspresi datar Drake mulai mengeluarkan cambuk bergerigi miliknya.
CETAR ...
ARGHHH ...
Teriaknya nyaring, kala cambuk bergerigi itu berkali-kali menghantam sekujur tubuhnya yang mulai terkoyak dengan darah berwarna hitam pekat yang mengalir perlahan di sepanjang tubuh bersisiknya.
KREK ...
Terdengar suara tulang patah, saat Drake secara perlahan menarik dua sisi mulutnya berlawanan arah, hingga rahang bertaring itu terlepas dan sebagian jatuh ke lantai dengan bentuk tidak beraturan.
Tubuh mahluk bersisik itu bergetar hebat, dengan semburan darah yang semakin deras mengalir hingga akhirnya diam tak bergerak. Meninggalkan banyak percikan cairan hitam pekat pada wajah dan kemeja putih Drake yang tersenyum puas.
"Berikan mayatnya pada dragon kesayanganku," ucap
mahluk bertubuh sedingin es itu sebelum melangkah pergi dari ruang bawah tanah.++++
Ashleen membuka matanya perlahan saat merasakan kehangatan sinar sang surya menerpa parasnya.
Seorang anak kecil tampak duduk di hadapannya, menatap Ashleen serius dengan sinar matanya yang tampak polos.
Ketika pandangannya bertemu dengan Ashleen, anak itu pun berlari keluar kamar sambil memanggil kedua Orang tuanya.
Tidak lama kemudian, muncul seorang wanita berusia sekitar dua puluh tujuh tahun, dengan membawa nampan berisi semangkuk sup dari daging ikan yang telah di asap, di tambah sebuah piring kecil berisi roti kering.
"Makanlah Nona agar tenagamu pulih kembali," ucap wanita di depannya tersenyum ramah.
"Terimakasih," balas Ashleen tak kalah ramah.
"Oh iya, boleh aku tahu siapa namamu?" Tanyanya sopan.
"Tentu saja, perkenalkan namaku Ashleen," jawab Ashleen sopan, "maaf, kalau boleh aku tahu nama kamu sendiri siapa?" Ucap Ashleen, balik bertanya.
"Namaku Nera, warga sekitar biasa memanggil kami dengan nama keluarga Steen," jawab Nera lembut, sambil memeluk nampan kosong tempat dia tadi membawakan Ashleen sarapan.
"Kamu sepertinya berasal dari tempat yang sangat jauh, apa kau berasal dari kota kecil Maucklyn?" Sejenak Nera terdiam, tampak ragu untuk berucap, sampai akhirnya wanita itu kembali berbicara, "aku dengar, para penduduk di sana sangat suka berpakaian aneh," ucap Nera hati-hati.
"Maucklyn?" Tanya Ashleen bingung.
"Bukan, aku berasal dati kota ini juga tepatnya dijalan Paradise, jaraknya mungkin sekitar sepuluh kilometer dari area pemakaman," ucap Ashleen lagi dengan nada biasa, walau dia sedikit heran dengan reaksi wanita didepannya yang terlihat bingung dan terkejut.
"Kamu sedang bercanda kan Ashleen?" Tanyanya sedikit takut.
"Tentu saja aku serius," jawab Ashleen yakin.
"Tapi anda sejenis dengan kami, apa kau telah berhasil melarikan diri dari kastil menyeramkan itu, bisa kau beritahukan caranya pada kami?" Tanyanya penuh harap.
"Maksudmu apa? Kastil, aku samasekali tidak mengerti. Di sana hanya ada gedung perkantoran dan apartment, termasuk perumahan tentu saja." Jawab Ashleen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Portal
Vampireapa jadinya jika kau tanpa sengaja terjatuh di dimensi dunia lain, dengan berbagai mahluk yang tidak pernah kau duga. Mimpi terburuk dari kejadian paling buruk yang kau hadapi. Sampai akhirnya, kau malah bertemu mahluk paling kejam dengan sejuta pes...