Hari ini maggie beserta mahasiswa dan mahasiswi oxford sangat bahagia dan bangga atas diri mereka karena mereka bisa melewati 4 tahun beruturut - turut untuk kuliah semester 1 dan sekarang mereka bisa lulus dengan hasil yang begitu memuaskan bagi mereka. Orang tua mereka yang telah menunggu kedatangan putra - putri kebanggaannya dilura gedung pun langsung memeluk erat anaknya. Begitu pula gheana, ibunda maggie. Ia menyambut maggie dengan tangan yang direnggangkan lalu memeluk putri kebanggaannya itu yang ia harapkan menjadi orang yang selalu membanggakan ibunya dan adiknya.
Ya mungkin sebagin dari kalian bertanya - tanya dimana ayah maggie ? Akan author jelaskan. Edward adalah ayah maggie dan genie crankline serta suami dari gheana waren. Edward telah meninggalkan gheana beserta anak - anaknya selama 8 tahun terakhir ini demi menikahi seorang gadis bernama maarica.
Flashback on.
.
Gheana's POV
.
Malam ini edward pulang dengan keadaan seperti biasa. Mabuk dan terlihat kacau. Ya, belakangan ini da memang sering pulang dengan keadaan mabuk. Aku sudah bertanya padanya kenapa dia menjadi pemabuk sekarang, padahal dulu saja dia tidak mau menyentuh yang namanya beer. Tapi dia menjawabku dengan pukulan keras dipipi ku. Aku juga bertanya pada teman kerjanya, dan mereka memberi tahu aku bahwa edward sudah dipecat 2 minggu yang lalu. Aku frustasi, kenapa dia tidak bilang padaku kalau dia sudah dipecat ? Tapi, selama 2 minggu ini dia selalu mencukupi kebutuhan bulanan. Dari mana dia mendapatkan uang untuk membayar sekolah maggie dan genie serta mencukupo kebutuhan bulanan 2 minggu terakhir ini ? Dan setahuku dia tidak punya tabungan."Mom, apakah dad belum pulang ?" tanya genie yang sekarang memeluk tubuhku dari samping. "Mom tidak tahu gen, sudahlah kau masuk saja ke kamarmu dan tidur. Besok kau harus pergi sekolah" tidak, wajah anak bungsuku itu sudah merengut, setiap malam dia selalu menanyakan ayahnya. "Baiklah mom, night" ucapnya sambil berjalan serta mengerucutkan bibir pinknya dan mengucek matanya. "Night, baby" aku mengecup lembut keningnya.
Ya, empat hari ini edward tak kunjung pulang. Kemana dia ? Anak - anak selalu mencarinya. Aku tidak bisa diam terus begini. Aku harus mencarinya. Kuputuskan mengambil mantel hijau ku dan keluar rumah tanpa sepengetahuan anak - anak. Aku mendatangi rumah teman lamanya dan mereka menyambutku.
"Lea, apakah kau benar - benar tidak tahu dimana edward ? Aku-- aku sudah lelah mencarinya kemana - mana dia tidak pulang empat hari belakangan ini, anak - anak terus menanyai nya. Aku bingung harus apa" ucapku ditengah aku menyeruput teh hangat buatan lea. "Aku benar - benar tidak tahu ana, terakhir aku melihatnya sering bertemu dengan maarica." aku tersentak kaget, siapa maarica ? Apakah suamiku memiliki hubungan gelap ?.
"Si-- siapa maarica ? Aku tidak mengenalnya sebelumnya" ucapku gemetaran. Lea memelukku dari samping "maarica adalah anak dari bosku, dia terlihat selalu memperhatikan edward saat dia tengah bekerja. Maarica terlihat menyimpan rasa pada edward, semua karyawan juga merasakan hal itu. Terakhir sebelum edward di pecat, maarica sering membawakan makan siang untuk edward. Dan ..." lea menggantung pernyataannya. "Dan apa lea? Jelaskan padaku" lea mulai menghela napas panjang dan melanjutkan penyataannya tadi "baiklah, sebelumnya aku minta maaf jika membuatmu terluka. Maarica-- maarica sempat menyatakan perasaannya pada edward didepan seluruh karyawan dan mencium edward didepan karyawan. Aku-- aku juga kaget melihatnya ana, tapi edward-- edward tidak berusaha melawan maarica tetapi malah menyatakan bahwa dia juga mencintai maarica." hatiku teriris, pria itu. Pria dari anak - anakku mengkhianatiku. Dia membuat hubungan gelap dibelakangku....Pagi hari yang cerah, mentari menampakkan sinar kemilaunya. Namun hatiku tetap pada suasana yang sama seperti semalam. Aku berusaha menutupinya dari anak - anakku. Mereka tidak boleh tau.
.
7 tahun kemudian
.
"Mom, aku sudah tidak tahan dengan semua ini. 7 tahun belakangan ini mom selalu terlihat murung. Dan ya, dad juga tidak pernah pulang kerumah. Ada apa ini mom ? Kemana daddy ? Kenapa dia tidak pulang selama ini ?" pertanyaan yang bertubi dilimpahkan maggie pagi ini. Apakah hari ini aku harus jujur ? Ya, sebaiknya aku jujur. Maggie juga sudah dewasa, patut untuk mengetahui kebrengsekan ayahnya.Aku menceritakan semuanya pada maggie. Maggie menangis terisak sambil memelukku. "Mom, kenapa mom menyembunyikan ini selama 7 tahun belakangan ? Mom seharusnya memberi tahu aku dan genie sehingga kami tak perlu menunggu pria bajingan itu pulang dengan seluruh harapan kami untuknya mom. Mom, kalau begitu, aku berjanji padamu akan menemukan pria bajingan serta istri jalangnya itu suatu saat. Aku berjanji akan membuat dia menceraikan mu mom, aku berjanji." maggie memelukku semakin erat.
8 tahun berlalu kini aku mulai terbiasa hidup tanpa edward. Aku pindah dari toronto ke london untuk tinggal dirumah ayahku. Ya, ayahku seorang pengusaha, sejak aku ditinggalkan edward ayahku menyuruhku tinggal di london bersamanya agar kehidupanku serta anak - anakku terjamin dan aku tak perlu bekerja. Maggie pindah kuliah ke oxford. Begitu pula genie. Kini hidupku sudah bahagia, cukup dengan ayah dan anak - anakku yang setidaknya menyayangiku dengan tulus.
.
Flashback off.
.
.
Maggie's POV."Mom, malam ini aku akan menghadiri farewell party dengan temanku, boleh ya?" aku merengek pada ibuku agar dibolehkan untuk pergi ke farewell party hari ini. "Dimana mag? Ingatlah kau perempuan dan bahaya untuk perempuan menghadiri acara seperti itu" tutur ibuku dengan menonton televisi. "Oh ayolah mom, acara ini diadakan di rumah temanku, namanya natt. Dia baik padaku dan disana juga banyak teman dekatku aku yakin aman bersama mereka. Ayolah mom boleh ya?" aku memasang wajah puppy face kali ini. Dan akhirnya ! Mom ku mengangguk tanda memperbolehkan. "Ya baiklah, kau boleh pergi malam ini. Tapi ingat, jangan pulng lewat jam 10 malam mengerti ?" aku mengangguk lantas mencium pipi kanan ibuku.
Yes, malam ini aku berdandan secantik mungkin untuk menghadiri acara farewell party. Aku mengenakan gaun berwarna hitam selutut dan tanpa lengan. Serta high heels hitam dan tas sling bag hitam milikku. Aku berdandan semenarik mungkin, aku membiarkan rambut pendekku teruntai begitu saja. Yap ! Aku sudah siap sekarang. Karena rumah natt tidak jauh dari rumahku, aku memutuskan untuk jalan kaki saja.
Tak lama aku berjalan, aku sampai dirumah natt yng terbilang mewah ini. Terlihat banyk mobil terparkir dihalaman rumahnya yang luas. Artinya sudah banyak yang datang di dalam sana. Aku segera masuk kedalam. Menakjubkan jarang sekali aku melihat suasana seperti ini. Ya aku memang jarang datang keacara party seperti ini, mungkin ini adalah keempat kalinya aku datang ke party. Didalam aku bertemu banyak temanku, kita bercanda, berdansa, makan, minum anggur, dan diantara mereka juga ada yang merokok.
Aku melihat kearah jarum jam, masih jam 9. Ada satu jam lagi untuk bersenang - senang. "Mag !! Come here !" aku mencari sumber suara itu. Ah ! Itu natt, aku segera menghampirinya "ya what's wrong natt ?" aku berbicara sedikit kencang karena dentuman musik begitu kencang sehingga aku sulit mendengarkan. "Mag, benny menunggumu disana" benny ? Kenapa lagi dia memanggilku, kita sudah selesai. "Ah tidak natt, aku tidak mau menemuinya." ucapku membuat natt menyerengitkan dahinya "oh ayolah mag, aku tahu dia memang brengsek tapi setidaknya dengarkanlah penjelasannya" benar juga, tapi aku masih tidak mau menemuinya. Tapi aku masih mencintainya, ku ingin mendengarkan penjelasannya tapi aku juga malas melihat wajahnya lagi. Aku memutuskan menemuinya sebentar dibelakang taman rumah natt dan menghindari keramaian.
"Ada apa lagi?" tanyaku membuat benny menolehkan wajahnya kearahku "mag, akhirnya kau datang juga" kini dia berjalan menuju kearahku. Kini dia menatapku "baiklah cepat katakan apa yang mau kau katakan aku tak punya banyak waktu" ucapku menyeringai kearah lain. "Mag dengarkan penjelasanku. Diantara aku dan kendall tidak ada apa - apa percayalah. Aku menciumnya karena-- karena-" aku menghentakkan tangannya yang sedaritadi menggenggam erat tanganku. "Stop it ! Hentikan semua sandiwaramu ben. Aku sudah tahu semuanya. Baillah terserah apa yang mau kau katakan aku tidak peduli. Sekarang biarkan lah aku menjalani hidupku sendiri. Kita sudah berakhir" mood ku hancur. Aku berlari melewati kerumunan dan aku menabrak seseorang "hey mag !? Are you okay ?" venelly, aku tak menjawab pertanyaannya. Aku berlari kencang keluar rumah natt.
'Kenapa ben ? Kenapa kau membuatku jatuh cinta lalu kau jatuhkan aku kedalam jurang yang curam. Kau jahat ben, aku benci padamu'
Aku menangis sambil berjalan ditrotoar, aku sengaja tidak pulang. Aku tidak mau ibuku melihat mataku sembab. Aku pergi kearah luar komplekku. Saat ditengah jalan kepalaku pening sekali, mataku buram aku tidak bisa melihat dari kejauhan. Kini semuanya gelap, aku tak melihat apapun."Hey, hey bangunlah !" aku mendengar suara baritone yang asing ditelingaku. Aku ingin melihat siapa itu tapi mataku terasa berat sekali, aku tak bisa melihatnya. Perlahan aku buka mataku sedikit kulihat pria itu, tak jelas pandanganku buram, dan seketika semuanya gelap gulita.
.Wahhh siapa nih yang dimaksud maggie !? Nahhh kelanjutannya tunggu di next chapter bae 😅 Thanks all. Love all❤
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FAVORITE MONSTER ( Harris J & Maggie crankline )
Fanfictionsesuatu yang tidak bisa disangka, namanya cinta. benci bisa dirubah menjadi cinta, tetapi cinta susah untuk dirubah menjadi benci. dan itu terjadi pada seorang direktur muda Harris J yang galaknya minta ampun bisa menikahi seorang maggie crankline y...