Chapter - 1

136 30 11
                                    

~~~

Dua orang Murid SMA Angkasa itu kini sedang memanjat pagar belakang sekolahnya karena mereka terlambat datang, kebiasaan anak nakal jika terlambat enggan untuk masuk ke area sekolah melewati gerbang justru mereka lebih memilih memanjat pagar. Aneh

"NADINE! DAREN! KALIAN TERLAMBAT LAGI?!" Teriak Bu Falia salah satu guru yang killer di SMA Angkasa, Nadine dan Daren sudah sangat sering berurusan dengannya.

"Na, lari na!" Seru Daren pada Nadine. Daren memanggil Nadine dengan sebutan Nana. Sedangkan Nadine sering memanggil Daren dengan sebutan Renno, ia mengambil nama belakang Daren pada nama lengkapnya yaitu Darenno Tristan Aldan.Terdengar lucu memang, tapi itulah yang terjadi.

Hap..

Mereka berdua sudah melompat turun dari pagar Sekolah yang tingginya kurang lebih 2 meter.

Daren lalu menarik tangan Nadine membawanya ikut lari agar tak berurusan lagi dengan Guru BK.

"Jangan lari kalian!" Wajar saja Bu Falia tak ingin kehilangan jejak Daren maupun Nadine, letak pagar yang di panjat oleh keduanya tidak bisa jangkau oleh CCTV sekolah.

SMA Angkasa salah satu sekolah yang terpopuler banyak yang menginginkan untuk bersekolah disini, tapi banyak dari mereka yang mengikuti tes itu tak lulus hanya murid-murid yang ber-IQ tinggi yang dapat masuk di sekolah ini.

Mendengar teriakan Bu Falia Kecepatan lari Daren dan Nadine meningkat, saat tiba depan kelas mereka buru-buru masuk dan duduk di bangkunya masing-masing.

Dewi Fortuna masih berpihak pada mereka, syukurlah mereka tak tertangkap oleh Bu Falia dan suasana kelas kini masih gaduh-- guru yang piket terlambat masuk.

"Hosh..hosh untung bu Falia gak dapet kita." Ujar Daren dengan ngos-ngoshan karena lelah.

"He'eh." Begitupun dengan Nadine.

"Tumben lo berdua datang telat." Ujar Rey sambil memakan Waffer coklat Tango
Yang ia beli di kantin bersama Adri tadi sebelum jam pelajaran pertama berbunyi.

Nadine langsung merebut minuman botol dari tangan Adri dan meneguknya hingga tandas, sungguh Nadine sangat capek harus berlari-larian seperti tadi.

"Nad, minuman gue itu!" Adri mulai geram.

"Nanti jam istirahat gue gantiin." Ujar Nadine santai.

Daren? Ia langsung merampas Air mineral dalam kemasan botol yang sedang di minum oleh Rio-- ketua kelas XI IPA 3.

Terlihat raut wajah kesal Rio, tapi Daren berhasil membujuknya agar tak marah. Daren berkata bahwa akan menggantikannya nanti.
.
.
.
Bel istirahat berbunyi, Nadine dkk memilih pergi ke kantin. Sesuai janjinya Nadine menggantikan minuman Adri yang diminumnya tadi, begitu dengan Daren yang menggantikan Air Mineral Rio yang diminumnya tadi.

Setelah 15 menit waktu istirahat mereka kembali ke kelas melanjutkan kegiatan belajar-mengajar.

~~~

Tak terasa sudah 8 jam berada disekolah dan menjalankan kewajibannya sebagai seorang siswa, kini bel pulang berbunyi seluruh siswa yang berada dikelas bersorak gembira karena waktu yang dinanti-nanti tiba juga.

Setelah memberi hormat kepada guru mata pelajaran terakhir, mereka lalu berhamburan keluar kelas dan pulang ke rumah masing-masing, ada yang berjalan kaki, memakai kendaraan yang mereka bawa dan ada juga yang menaiki Angkutan Umum.

Jika siswa yang lain langsung pulang ke rumah, lain halnya dengan keempat siswa yang masih berada di dalam kelas XI IPA 3. Ini seperti ritual wajib mereka sebelum pulang sekolah, mereka menyempatkan diri untuk sekedar bercerita membahas tentang kejadian hari ini atau apapun.

"Gila! Gue kira kita bakal lolos dari Bu Falia, Eh tahu nya kita ketahuan juga sama dia." Nadine mengomel sambil mengikat tali sepatu Airmax nya terlepas.

"Lo gak bisa lolos kalau berurusan sama Bu Falia." Sahut Rey yang masih fokus dengan komiknya.

"Bete nih gue." Ujar Daren dengan muka tak bersemangat.

"Ke Rumah pohon?" Saran Nadine.

"Oke juga tuh. Gimana kalau kalian berdua tanding?" Ujar Adri kepada Daren dan Nadine.

"Not bad, Yaudah yuk!" Daren lalu berdiri dari tempat duduknya disusul dengan Nadine, Rey dan Adri.

Mereka menuju tempat parkir, dapat mereka lihat disana hanya terdapat satu mobil bugati Mewah berwarna hitam milik Adri.

"Adri kita semua numpang dimobil lo ya?" Tanya Daren pada Adri yang ingin memasuki mobilnya.

"Lo berdua ke sekolah gak bawa kendaraan?"

"Gak. Makanya kita telat tadi karena kaga bawa kendaraan jadi harus nunggu bus." Jelas Nadine

"Boleh. Tapi, bayar." Adri hanya menyengir sambil menggaruk-garuk pangkal kepalnya yang tak gatal.

Nadine dan Daren menatap Adri dengan tatapan mautnya.
"Gak deng, gue cuma bercanda. Yaudah masuk! Dar, lo yang nyetir ya." Pintah Adri langsung melemparkan kuncil mobilnya pada Daren, ia lalu memutari mobil dan duduk di jok penumpang samping driver, sedangkan Nadine dan Rey duduk di jok penumpang dibelakang.

Perjalanan ke Rumah pohon memang tak terlalu jauh, tapi sungguh Nadine sangat mengantuk.

"Pinjem pundak lo ya, Rey? Gue ngantuk."

"Hm." Rey hanya membalas dengan gumaman lalu Nadine menyandarkan kepalanya ke bahu Rey.

"Gue berasa kayak supir masa." Ujar Daren agak keras sambil melihat keadaan penumpang yang berada di jok belakang dengan kaca spion.

"Cuma sehari aja, Ren. Jangan berisik gue mau bobo-- capek." Ujar Nadine pelan sambil menutup matanya.

Adri sedang sibuk dengan Handphone nya begitu pula dengan Rey.

Daren hanya berdecak sebal dengan perkataan Nadine.

To be Continued.

~~~

Pendek? Masih permulaan :v

Kalau ada yang berbaik hati kasih kritik sama saran tentang cerita ini. Kalau gak ada sempatkan untuk mencet tombol buat vote :v

Sekian dan Terima Gaji

#authormasihabalabal

Strong (Cause You!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang