"Aku pulang~" ujar Lay. Ia mengganti sepatunya dengan sandal rumah lalu menutup pintu. Ia mencium bau wangi dari dapur. Langkah kaki Lay membawanya ke dapur.
"Hyung, kau masak apa?" tanya Lay pada seorang namja yang sedang memasak. "Daging." jawabnya singkat. Lay duduk di kursi meja makan. Namja itu meletakkan dua piring steak di meja makan. "Selamat makan!" ujar Lay lalu makan dengan lahap.
"Bagaimana sekolahmu?" tanya namja itu. "Biasa saja." jawab Lay sekenanya. "Kau bohong." ucapan namja itu membuat Lay menghentikan aktivitas makannya. "Kalau sekolahmu biasa saja, kenapa sedari tadi kau terus tersenyum?" tanya namja itu.
"Ah, itu..." Lay menggaruk belakang kepalanya. "Kau menyembunyikan sesuatu?" tanya namja itu. "Kau memang pandai menebak pikiran orang, hyung." cibir Lay. "Aku......bertemu dengan yeoja yang selama ini kucari."
"Uhuk!" Namja itu tersedak mendengar ucapan Lay. "Waeyo, hyung?" tanya Lay. "Ya, kau sadar apa yang kau katakan, huh?" tanya namja itu. "Ada apa, hyung??" tanya Lay lagi.
"Kau masih bertanya ada apa? Ya, Zhang Yi Xing, aku sudah sering bilang kau harus melupakan yeoja itu. Jangan pernah mencarinya lagi. Kau jangan pernah berurusan dengan manusia apalagi terlibat cinta dengan mereka tapi kenapa kau tidak pernah mau mendengarkanku? Atau jangan-jangan kau mau sekolah lagi karena ingin mengejar yeoja itu???" oceh namja itu.
"Suho hyung....."
"Aku sudah memperingatkanmu jadi kalau ada sesuatu yang terjadi nanti, aku tidak mau ikut campur." ujar Suho lalu bangkit dari duduknya dan menuju ke kamarnya. Lay menghela nafas. "Apa makhluk seperti kita tidak pantas mendapatkan cinta??"
****
Hari ini hari Minggu. Hari dimana semua orang dibebaskan dari sekolah ataupun pekerjaan mereka. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Lay dan Ji Rim untuk mengerjakan tugas. Mereka akan mengerjakan tugasnya di rumah Ji Rim.
"Hmm....sepertinya ini rumahnya. Alamatnya sama dengan di kertas ini." gumam Lay sambil melirik potongan kertas kecil di tangannya. Ia menekan bel yang terletak di sebelah pintu.
"Ne, chakkaman!!" sahut sebuah suara dari dalam. Pintu terbuka dan tampaklah seorang yeoja yang tak lain adalah Ji Rim.
"Oh, kau sudah datang rupanya." ujar Ji Rim. "Apa kau sudah menunggu lama??" tanya Lay. "Ani. Tidak juga. Silahkan masuk." ujar Ji Rim sambil membuka pintu rumahnya agar Lay bisa masuk. "Kita kerjakan di kamarku saja." ujar Ji Rim sambil berjalan menuju kamarnya diikuti Lay yang mengekor di belakangnya.
"Rumahmu sepi sekali." komentar Lay. "Ne. Rumahku memang sepi. Eomma menginap di rumah halmoni hingga bulan depan. Appa ada urusan bisnis di luar kota. Oppa ku juga pergi bersama teman-temannya." jelas Ji Rim. Lay menganggukkan kepalanya mengerti.
Mereka pun sampai di kamar Ji Rim. Ia membuka pintu kamar. "Masuklah. Aku mau ke dapur dan membawa beberapa camilan." ujar Ji Rim. "Ne." sahut Lay. Ia memasuki kamar Ji Rim.
Kamar itu didominasi oleh warna biru. Ada rak buku yang penuh oleh buku-buku bacaan Ji Rim. "Dia benar-benar suka membaca." gumam Lay. Ia melihat-lihat koleksi buku Ji Rim.
Namun, ada satu buku yang menarik perhatian Lay. Ia mengambil buku itu. Buku dengan cover berwarna merah gelap dengan judul 'Life a Werewolf'. Tubuh Lay membeku. Apa Ji Rim mempercayai werewolf??
"Lay??" Ji Rim berjalan menghampiri Lay dengan nampan berisi setoples cookies dan dua gelas jus jeruk. "N-ne??" sahut Lay sedikit gugup.
"Kenapa kau hanya berdiri di disitu? Kajja kita kerjakan tugasnya." ujar Ji Rim. Lay meletakkan kembali buku itu ke tempatnya semula lalu menyusul Ji Rim yang sudah duduk manis di atas karpet berbulu. Lay duduk disebelah Ji Rim.
"Eumm.....Ji Rim?" panggil Lay. "Hmm??" sahut Ji Rim pendek karena sedang asyik dengan buku tugasnya.
"Apa kau........percaya pada werewolf??" tanya Lay hati-hati. Gerakan tangan Ji Rim yang bergerak lincah diatas buku terhenti seketika. "Kenapa kau bertanya seperti itu?" Ji Rim bertanya balik.
"Ta-tadi aku melihat buku tentang werewolf di rak bukumu." jawab Lay. Ji Rim mengangguk.
"Aku suka hal-hal yang berbau fantasy supranatural, salah satunya werewolf. Tapi aku belum pernah melihat werewolf jadi aku tidak begitu percaya." jelas Ji Rim. "Kalau kau bertemu dengan werewolf, apa kau akan takut??" tanya Lay lagi.
"Kau ini bicara apa sih??" tanya Ji Rim yang mulai bingung dengan tingkah Lay. "Aku....juga p-punya ketertarikan pada werewolf jadi aku bertanya." jawab Lay.
"Entahlah. Aku sendiri tidak bisa memastikan aku takut atau tidak. Aku belum pernah lihat secara langsung jadi aku tidak bisa langsung mengatakan aku takut atau tidak takut." jelas Ji Rim lagi. Kini Lay yang mengagguk.
"Aish, gara-gara membicarakan werewolf, tugas kita jadi terbengkalai." ujar Ji Rim sambil terkekeh. Lay ikut tersenyum. Mereka pun kembali mengerjakan tugas.
Jika kau tahu jati diriku yang sebenarnya, maukah kau tetap berada di sisiku?
-TBC
Part 3 udah di publish yeay!! 🙌🙌 makasih yang udah sempetin baca ff gaje buatanku ini :") tolong di voment yaa voment dari kalian sangat berharga buat aku^^
고마워요~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You....
Fanfiction"Siapa kau sebenarnya?" -Shin Ji Rim "Jika aku mengatakan yang sebenarnya, maukah kau tetap disisiku?" -Zhang Yixing