Hari ini, kelas Ji Rim ada pelajaran olahraga. "Anak-anak, hari ini kita akan bermain bola basket. Masing-masing murid memilih tim. Satu tim berjumlah 6 orang. Yeoja dengan yeoja begitupun dengan yang namja. Silahkan pilih tim kalian!" ujar Kim seonsaengnim, guru olahraga kelas Ji Rim.
Seketika para murid heboh memilih timnya. Tangan Ji Rim ditarik seseorang. "Kau setim denganku saja." ujar Hye Seok, yeoja yang menarik tangan Ji Rim.
Sementara Ji Rim hanya mengangguk. "Ya, semuanya sudah mendapat tim?" tanya Kim seonsaengnim. "Ne!" sahut para murid kompak. "Ya kalian bisa bermain sekarang!!"
Skip....
Permainan bola basket berlangsung seru. Sekarang adalah pertandingan untuk pemenang, yaitu tim Ji Rim yang diketuai oleh Kim Ji Won melawan tim yang diketuai oleh Jung Eunji.
Tiupan peluit menandakan permainan dimulai. Hye Seok melempar bola yang ditangkap dengan baik oleh Ji Won.
Ia segera mengoper bola kepada Ji Rim yang sialnya justru direbut oleh Naeun. Yeoja berambut kecoklatan itu melempar bola ke ring dan......
"Yeeeay!" teriakan itu menggelegar di lapangan ketika bola orange itu masuk ke ring.
Naeun dan teman-teman timnya berkumpul dan berpelukan sebagai selebrasi.
Selesai selebrasi, permainan kembali dilanjutkan. Kini, Eunji yang mendribble bola menuju ring lawan.
Tapi bolanya berhasil direbut oleh Seohyun. Kemudian Seohyun mengoper bolanya kepada Hye Seok yang diterima dengan baik olehnya. Hye Seok melempar bolanya ke ring dan.......
Masuk!
Hye Seok berlari ke timnya dan berhigh five ria, menghasilkan dengusan sebal dari tim lawan. Permainan kembali berlanjut.
Ji Won mendribble bola dan mengopernya kepada Ji Rim. Ia memantulkan bola itu dan bersiap memasukkannya ke ring. Ia melompat dan........
Tubuhnya terjatuh ke tanah karena terdorong oleh Eunji yang menyebabkan bolanya membentur ring dan menggelinding entah kemana.
"Argh.." ringisnya. Ji Rim melihat ke arah lututnya yang berdarah. Celana trainingnya sedikit robek sehingga memperlihatkan lukanya. Tangannya juga sedikit lecet.
Eunji yang melihat itu malah memberikan senyuman sinis kepada Ji Rim. "Kau tidak apa-apa?" tanya Hye Seok khawatir.
"Ne. Nan gwenchana." jawab Ji Rim sambil tersenyum. "Tapi... Lututmu berdarah." ujar Hye Seok.
Ji Rim hanya tersenyum, meyakinkan Hye Seok jika ia baik-baik saja. Ia mencoba berdiri dan hampir terjatuh jika saja ia tidak ditahan Hye Seok. "Kau harus ke UKS untuk mengobati lukamu." ujar Hye Seok.
"Tidak perlu. Nanti juga sembuh sendiri." tolak Ji Rim. "Jangan keras kepala! Lukamu harus diobati. Kalau tidak nanti bisa infeksi!" omel Hye Seok membuat Ji Rim sedikit meringis.
"Ada apa, Shin Ji Rim?" tanya Kim seonsaengnim. Ia menghampiri Hye Seok dan Ji Rim. "Lutut Ji Rim berdarah, saem." jawab Hye Seok.
"Kau harus ke UKS." ujar Kim seonsaengnim. "Aku akan mengantarnya saem." tawar Hye Seok.
"Biar aku saja yang mengantarnya." seluruh pasang mata menatap ke arah namja yang tadi bersuara. Ia menghampiri ketiga orang itu.
"Kau yakin, Lay?" Lay mengangguk. "Ne, saem." Hye Seok menatap Lay sebentar.
Lay segera menggendong Ji Rim ala bridal style, yang langsung menuai tatapan kaget dari Ji Rim. "Aku permisi dulu, saem." pamit Lay. Ia segera pergi menuju ruang UKS.
"Turunkan aku." ujar Ji Rim. "Kakimu sakit. Kau tidak akan bisa berjalan dengan benar jika kakimu sakit." ujar Lay.
Ji Rim mempoutkan bibirnya. "Ahh, turunkan aku. Aku bisa berjalan sendiri." pinta Ji Rim dengan sedikit aegyo.
"Lebih baik kau diam saja daripada aku menjatuhkanmu. Kau berat dan kalau kau terus bicara, kau jadi tambah berat."
Ji Rim kembali mempoutkan bibirnya. Kemudian hening datang menyelimuti mereka.
Tak lama kemudian mereka tiba di ruang UKS. Lay mendudukkan Ji Rim di tepi ranjang. Ia sendiri duduk di depan Ji Rim menggunakan kursi yang tersedia di ruangan itu.
"Bagaimana kau bisa jatuh?" tanya Lay. "Kurasa aku didorong." jawab Ji Rim sekenanya. Lay mengangguk mengerti. Kemudian hening kembali datang.
Ji Rim memperhatikan wajah serius Lay saat mengobatinya. Dilihat seperti ini.... Lay tampan juga.
Ji Rim menggeleng cepat. Apa yang ia pikirkan?! "Sudah puas memperhatikan wajahku?" Ji Rim mendelik kaget.
"S-siapa yang memperhatikanmu? Percaya diri sekali kau!" ujar Ji Rim gugup. Lay terkekeh. "Lain kali, kau harus hati-hati."
Ji Rim mendengus sebal. "Seharusnya kau mengatakan itu pada orang yang mendorongku." ujarnya kesal. Lay kembali terkekeh.
"Kurasa kau sudah bisa berjalan sendiri. Aku kembali ke kelas dulu." ujar Lay kemudian pergi meninggalkan Ji Rim di UKS sendiri.
"Ya, Lay! Tunggu aku!" Ji Rim melompat turun dari ranjang.
Ia mengernyitkan dahinya saat rasa sakit itu sudah hilang sepenuhnya. Ia memperhatikan lututnya.
Matanya membulat saat melihat luka di lututnya sudah tidak ada, bahkan seperti tidak pernah ada. Yang tersisa hanyalah celana trainingnya yang sedikit robek karena terjatuh tadi.
Ji Rim menatap pintu ruang UKS yang sedikit terbuka dengan tatapan yang sulit diartikan. "Bagaimana....... Bisa?"
-TBC
Hai semuaa maaf ya baru update sekarang 🙏🙏🙏makasih banget buat kalian yang udah sempetin baca+vote cerita ini keep voment ya guys terimakasih 🙏🙏💞💞💞💞💞💞💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You....
Fanfiction"Siapa kau sebenarnya?" -Shin Ji Rim "Jika aku mengatakan yang sebenarnya, maukah kau tetap disisiku?" -Zhang Yixing