Finding Pikachu

1K 99 5
                                    


Gadis itu tersenyum. Bukan senyum centil atau cantik yang dimanis-maniskan, tapi senyum sungkan yang terlihat sangat sopan. Badannya membungkuk hampir 90° dengan telapak tangan kanan yang ditempelkan didada. 4 detik dia membungkuk dan senyuman itu masih terpasang di wajahnya. Rambutnya kini sepanjang dada bewarna gelap, hitam. Matanya coklat dengan pupil hitam di tengah, tanpa lensa kontak.

Cantik? Di Korea, banyak sekali gadis bahkan pria yang terlihat lebih cantik darinya.

Pintar? Entahlah. Karena terlalu ceroboh, dia berfikir bahwa mungkin saja dia tidak seberapa pintar. Menjatuhkan barang, terpeleset, tersandung, menumpahkan makanan, sampai tidak sengaja sedikit melukai teman, lalu jatuh. Sial atau apalah. Dia juga kurang paham.

"Sana." Dia menolehkan kepalanya. Sesaat setelah tahu siapa yang memanggil, dia lalu membungkuk dan tersenyum sopan.

"Ah, iya senior?" Tanyanya dengan sopan. Si pemanggil malah mendengus dan terkikik kecil.

"Untuk yang paling cantik." Sebuah bandana Kuning dengan telinga pikachu telah berpindah ke tangannya. Dia menunduk menatap kuping lucu itu dan mengernyit bingung. Saat dia mendongak sang pemberi telah lari ke arah tengah panggung dimana rekan-rekannya memberi lambaian tangan untuk semua penggemar. Teman-teman Sana tersenyum melihat interaksi keduanya.

Bagi Mark, telinga pikachu sangatlah berarti. Itu adalah favoritnya, kesukaannya. Sama halnya dengan Sana, gadis itu adalah favoritnya, kesukaannya, bahkan cintanya. Dia hanya ingin seorang Sana tau itu. Tidak sembarang orang dapat memiliki telinga pikachu milik Mark, apalagi si empunya langsung yang memberi. Sejelas itu.

Sedangkan yang ada dipikirkan Sana hanya satu. 'Jadi, ini untuk yang paling cantik?Aha, Aku tahu' dilihatnya sang pemberi dengan pandangan yang sulit diartikan. Lalu kakinya melangkah santai, menghampiri seorang gadis muda yang menurutnya paling cantik.

Semua orang menahan napas saat bandana itu terpasang dengan apik di kepala yang bukan seharusnya.

"Ini untuk Tzuyu yang paling cantik."

Senyumannya merekah sambil lalu.
Dan ketika berpapasan dengan seniornya, dia berkata pelan yang dirasa cukup untuk didengar Mark seorang. Dan beberapa rekannya yang mencuri dengar.

"Kak, Mark. Dia memang yang paling cantik"

Mark melihat Tzuyu dan tersenyum masam. Pasalnya lagi-lagi Sana salah paham. Sedangkan semua orang berusaha untuk mencairkan suasana yang mendadak sedikit kering, teman-teman Mark yang menggiring pemuda itu menenangkan pikiran. Dan teman-teman Sana yang hanya mampu memasang senyum aneh sambil bertingkah seolah semua itu biasa, sedangkan Tzuyu hanya memasang wajah kebingungan, karena dia memang benar-benar tidak tahu apa yang terjadi.

Bonus :

Note: Hehehe, maaf karena halamannya ternyata salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note: Hehehe, maaf karena halamannya ternyata salah. Jadi ini sebelum The Orange.

Pekain Adek. (OSH. JJK. MT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang