Sebelas

188 6 0
                                    

Kepulan asap rokok yang keluar mengudara melalui mulutku sedang menari gemulai bersama angin, sejenak beriak-riak riang, namun perlahan membuai hilang bersama rintik hujan yang terus jatuh di pertengahan November ini. Tanah membasah, mengeluarkan wangi bumi yang khas dan unik, kesukaanku, yang senantiasa menyejukkan segenap panca indra.

Hujan selalu membawa memori tersendiri. Jadi ingat pada sebuah kisah filsafat Yunani Kuno dari abad ke-6 SM, yang mengatakan bahwa tetesan air yang membasahi semesta ini berasal dari air mani Hefaitos (dewa di langit) yang sedang bercinta dengan Gaia (bumi). Sebuah kisah mitologi Yunani yang kemudian berkembang menjadi logos (rasio) sebagai dasar peletak ilmu pengetahuan alam tentang proses terjadinya hujan.

Berawal dari tanah Yunani, pemikiran-pemikiran ilmiah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan. Memang, ilmu pengetahuan selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi para pemujanya. Bukan begitu? Ahh, malam yang sunyi dan indah di tanah Bali.

"Katanya mau berhenti merokok!" Tama menyapaku dengan hangat.

"Maaf Tam, dingin."

Tanpa basa basi, Tama mendekapku dengan lembut. Menimbulkan sensasi hangat dalam diriku.

"Thank you."

"Anytime, dear."

***

Ketika hatimu jatuh pada seseorang. Ada banyak keajaiban yang datang padamu, yang seolah menjadikanmu tahu segalanya tentang dia. Karena hati yang melihat, hati yang mendengar dan hati yang merasakan. Dua tahun yang lalu, tanpa disengaja aku bertemu kembali dengan Tama di Bali. Ketika aku sedang menemani Bunda dalam perhelatan Ubud dance festival. Tanpa aku tahu, Villa mewah tempat tinggalku selama di Ubud adalah milik keluarga Tama. Ubud merupakan salah satu wilayah di bali dengan landscape yang sempurna. Pemandangannya eksotis dengan lembah tropis yang menakjubkan. Selain itu villa ini memiliki panorama persawahan yang dikelilingi oleh perbukitan. Sawah berundak khas Bali ini sering juga disebut dengan subak. Villa ini bagai istana yang menjelma di tengah hutan. Udaranya masih bersih, tenang dan damai.

Damai.

Yang aku butuhkan adalah damai. Kedamaian dalam hati dan pikiranku yang terus saja merasa kalut dan terpuruk. Sore itu, aku memutuskan untuk bersepeda mengelilingi sawah di sepanjang sungai, yang aku tahu, kesemua itu masih masuk ke dalam wilayah villa mewah ini. Bisakah aku mengatakan bahwa pertemuanku kembali dengan Tama kali ini juga merupakan sebuah keajaiban? Bagaimana kalau jawabannya adalah: Aku menjadi sponsor tunggal Ubud dance festival, karena aku ingin bertemu kembali denganmu, Seruni. Aku yang mengirimkan undangan untukmu atas nama Ubud dance festival.

Tama?

***

Sejak saat itu, aku merasakan bahwa Tama kembali gencar melakukan pendekatan demi pendekatan. Kalau motifnya hanya sekedar kasihan melihatku yang seperti sekarang, maaf, aku tidak butuh belas kasihnya.

Dengan berbagai cara Tama mencoba meyakinkanku bahwa kesalahan di masa lalu adalah sebuah kecerobohan remaja semata. Namun dengan berbagai cara pula aku bergeming padanya. Enak saja.

Sampai suatu ketika, Tama angkat bicara tentang semuanya.

"Kau menyukai warna biru karena laut. Kau melukis karena kau tahu bahwa itu adalah hal yang bisa membuatmu bahagia. Kalau aku jatuh cinta padamu, akan tumbuh naluri untuk menjagamu, membahagiakanmu dengan apapun yang mampu aku berikan. Namun juga akan tumbuh perasaan takut kehilanganmu. Rupanya, jatuh cinta adalah perasaan yang begitu indah sekaligus menyiksa pada waktu yang bersamaan. Orang-orang bilang masa laluku berantakan. Tapi aku memilih untuk berjalan pelan meninggalkan. Jejak itu memang tidak akan hilang, oleh karenanya, biarkan. Bagaimanapun, dia adalah bagian dari kita. Mungkin, kita tidak akan pernah menjadi seperti sekarang tanpa perannya dulu. Bukankah dalam hidup, kita bisa belajar dari dua hal? Yang baik dan yang buruk? Bawa serta bersamamu kebaikan-kebaikan itu menuju masa depan yang lebih baik. Tinggalkan keburukan-keburukan itu sebagai pengingat akan kehadiran kita di masa yang telah lalu. Kita sama. Hanya lain cerita saja. Kau juga mungin tidak akan sanggup membayangkan betapa aku berjuang dengan jalan hidupku saat ini. Hanya demi kembali bersanding denganmu, setidak-tidaknya menjadi layak untukmu, untuk kau juga perjuangkan kebahagiaan untukku. Aku siap menerimamu apa adanya. Aku tidak akan pernah memintamu untuk menghapus Narendra dalam hati dan ingatanmu. Aku hanya minta sedikit ruang untuk bisa kembali hadir dalam hatimu. Biarkan aku seperti ini adanya, aku yang telah menjadi kuat dalam kesendirianku memuja semua yang ada pada dirimu. Kamu mungkin nggak pernah tau, segimana aku sayang sama kamu. Bukan perkara mudah memang menghadapi sebuah hati yang telah dibentengi oleh rasa amarah bertahun-tahun lamanya. Terlebih lagi, menghadapi sebuah hati yang telah penuh dengan kenangan-kenangan akan masa lalu. Kalau boleh aku bertanya, apa masih ada sedikit saja ruang kosong di hatimu yang bisa aku tempati? Iya, sedikit saja Run. Karena hanya itu yang aku butuhkan untuk dapat bersemayam di sana. Aku nyaris gila menghadapi sikap dingin kamu yang seperti ini."

Aku bergeming.

***

Dengar Seruni,

Ada terlalu banyak hal-hal kecil yang mungkin tak kau sadari keberadaannya, namun aku sadar. Nyatanya, itu semua belum mampu menyembuhkanmu dari luka.luka yang entah seberapa jauh telah menyeretmu dan seberapa dalam telah menenggelamkanmu dalam pusaran arus kecewa.

Sejujurnya aku khawatir, bahkan amat khawatir. Jika kau terus mempertahankan sikap dinginmu seperti ini, akan tumbuh sebuah naluri yang tak lagi terdeskripsi. Naluri untuk menjadikanmu istri.

Penuh cinta,

TAMA-gochi

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang