[1] Kejadian Aneh

85 13 1
                                    

Saat aku terbangun, aku merasa sangat aneh. Ini kamarku kah? Kelihatannya beda sekali. Aku langsung berdiri tepat di depan cermin. Syukurlah aku kembali seperti semula.

Tubuhku mulai kesakitan kembali. Jantungku berdebar kencang, bulu kudukku merinding, mataku panas karena teringat kejadian di mimpi, otakku rasanya mau meledak. Pusing sekali rasanya.

Seketika aku langsung berteriak memanggil Ibu. Tapi,, saat Ibu datang.. Kenapa bayangannya tidak ada? Apa aku hanya berhalusinasi? Dan.. Bagaimana juga aku bisa sampai di ranjang? Apakah ada yang membawaku kesini atau ini masih bermimpi?

Kuperhatikan wajah ibu yang datar. Sepertinya beliau terlihat aneh? Aku pun mulai membuka mulut. Mengajaknya bicara sepatah demi sepatah kata. "I..i..ibu? A.a..pa yang sebenarnya terjadi?" kataku gugup. Seperti dugaanku, beliau hanya diam layaknya orang bisu. Aku takut. Aku sangat takut. Apa itu benar Ibuku?

Kemudian datanglah ayahku. Aku senang sekali akhirnya bisa melihat ayah. Tapi,, bukankah ayah sudah tiada? Ah, mungkin aku salah liat? Ya Tuhan, aku ingin kehidupanku yang normal! "Kembalikan keadaanku seperti semula!" teriakku kepada mereka.

Mereka pun berhadapan saling bertatapan seperti sedang bicara dari hati ke hati. Dan Ibu mulai menengok kepadaku. Ayah mendekat, dan terus mendekat. Tubuhku rasanya aneh, bergerak dengan sendirinya seperti magnetik yang menghampiri tangan ayah. Beliau menyeretku sampai pintu. Lalu mendorongku keluar.

"Arghh!! Apa-apaan ini!" teriakku ketakutan. Diluar rumah ada angkasa? Kemana bumi dan seisinya? "Ibu, ayah! Tolong aku!" Tapi ayah langsung menutup pintu rumah dan tak bicara sepatah kata pun. Aku takut.. Apa yang akan terjadi denganku setelah ini?

Aku terjatuh entah kemana. Dari angkasa menuju angkasa, tak tahu kemana perginya. Tubuhku melemas. Rasanya aku tak bisa merasakan oksigen yang ku hirup. Pandanganku kabur dan.. Apa itu seorang lelaki? Kenapa dia menghampiriku?

Dia memakai jubah astronot dan menangkapku. Lalu memberikanku oksigen. "Sepertinya ingin menolongku?" Pikirku dalam hati. Siapa dia? Dari mana dia berasal? Kenapa dia menolongku? Pertanyaan yang banyak menumpuk di pikiranku. Aku,, ingin segera keluar dari sini..

Tiba-tiba ia mendekapku erat, seperti hendak membuatku tenang. Jantungku berdebar kencang, seperti orang yang sedang jatuh cinta. Oh sungguh hangat rasanya pelukan ini. Daripada aku harus menghadapi kenyataan dunia, lebih baik aku terus seperti ini.

"Siapa kamu?" aku pun mulai memberanikan diri untuk bertanya. Lalu dia menatapku, seakan ingin berbicara tetapi tak bisa. Aku terus memandang matanya. Jika ini mimpi, sekarang aku ingin menghafal tatapannya, agar pada saat aku bangun dan bertemu dia aku tahu bahwa itu adalah dia yang sekarang ini.

"Jangan tinggalkan aku! Jika engkau pergi, bawalah aku bersamamu! Aku,, ingin selalu disisimu seperti ini selamanya." bisikku ke telinganya sambil menitikkan air mata. Dia seperti mengangguk pelan dan tersenyum. Matanya seakan menyuruhku untuk mempercayainya.

Dia membawaku pergi entah kemana. Aku pasrah dan bergantung pada lelaki ini. Mungkin, hanya dia yang bisa kupercaya saat ini. Jika benar ini mimpi, kuharap suatu saat nanti, aku benar-benar bertemu dia dan mengingat kebaikannya terhadapku.

The Magic Dreams

The Magic DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang