Chapter 3: Love

780 93 31
                                    

[Mark]

"Bambam! kau kembali ke kamarmu! Jangan keluar sampai aku mengizinkanmu," ucap wanita itu berteriak.

Bambam dengan wajah ketakutan, memalingkan wajahnya melihat kearahku.

"Kembalilah, tidak apa-apa.." ucapku pelan.

"Aku bilang cepat kembali!" teriaknya lagi dengan nada yang lebih tinggi.

Bambam berdiri, menundukan kepalanya tidak berani menatap wanita di hadapannya dan mulai melangkahkan kakinya cepat ke arah luar.

Setelah memastikan Bambam masuk ke ruangannya, wanita yang kami panggil ibu itu menatap tajam ke arahku.

"Jelaskan semuanya Mark!" perintahnya.

Aku berdiri, lalu mendudukan badanku di pinggiran tempat tidur.

"Aku lelah mom.."

"Aku lelah terus di paksa melakukan sesuatu yang aku tidak suka,"

"Melakukan semua hal yang kalian paksakan padaku,"

"Itu semua sudah takdirmu. Takdirmu sebagai putra sulung keluarga Tuan. Tidak ada yang kami paksakan," responnya kemudian.

"Tapi apakah kalian tidak peduli dengan kebahagiaanku?"

"Bahagia? Kebahagiaanmu adalah membuat kami bahagia. Itu adalah kewajibanmu sebagai anak,"

Aku tidak tahan lagi, benar-benar tidak tahan lagi!

"Tidakkah kalian bisa membiarkan aku melakukan hal yang aku suka walaupun hanya sekali?" teriakku kemudian.

"Hal yang kau suka? Seperti mencium Bambam? Hell Mark! Dia adikmu! Kau dan Bambam lahir dari rahim yang sama, punya dna yang sama, dan bahkan jenis kelamin yang sama! Dia saudara kandungmu! Saudara yang seharusnya kau lindungi, bukan kau rusak masa depannya"

"Tapi aku mencintainya mom!"

"Cinta? Buka matamu Mark. kami tidak ingin anak kami menjadi gay apalagi menjalin hubungan sedarah, tidak! Itu akan menjadi aib mengerikan seumur hidup"

"Bisakah kalian sedikit peduli dengan kebahagiaanku? Sedikit.." aku merendahkan suaraku dan menunduk.

"Tidak usah banyak bicara lagi. Biarkan kami yang mengatur semua untukmu...'

"Gunakan setelan ini, kami tunggu kau di bawah 1 jam lagi," ucapnya sambil melemparkan sebuah setelan jas hitam ke tempat tidurku.

Ia melangkah keluar kearah pintu dan berjalan memunggungi ku dan saat dia memegang knop pintu ia berhenti dan kembali menatap ke arahku.

"Kau harus menjaga jarak dengan Bambam, jika kau ingin tetap melihatnya di rumah ini. Jika tidak, aku akan langsung mengirimnya pulang ke tempat nenek kalian di Thailand."

Seketika aku memalingkan pandanganku dari tatapan nenek sihir di depanku ini.

"Jangan anggap ini hanya gertakan Mark! aku akan mengirimnya langsung tanpa sepengetahuanmu. Jadi turuti saja semua perintah kami," ucapnya lalu benar-benar hilang di balik pintu.

"ARRRRGGHHH" aku berteriak, menghempaskan semua benda yang ada di sekitarku, membuatnya jatuh terpecah belah.

Kenapa? kenapa semuanya serba tak adil?

Kenapa semuanya terjadi padaku?

Kenapa harus aku?

Kenapa ...

Aku menghempaskan tubuhku ke atas tempat tidur, memandang langit-langiit kamar yang berwarna gelap, tapi tidak segelap kehidupanku.

Kehidupan yang menyakitkan.

Another World // Markbam [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang