Hari ini rasanya sangat melelahkan bagi seorang gadis bernama Valerian Park. Kuliah sambil bekerja paruh waktu tidaklah mudah, apalagi menjelang akhir semester seperti sekarang. Wanita yang lebih akrab dipanggil V tersebut harus lebih cermat dalam mengatur waktu antara kuliah, kerja dan mengerjakan tugas, hingga seringkali V berharap untuk dapat membelah diri seperti amoeba ataupun punya jurus seribu bayangan supaya semuanya dapat selesai dengan cepat.
V bekerja di sebuah restoran yang terletak di jajaran ruko pasar malam Busan yang menghidangkan kuliner lokal khas Korea. Restoran tersebut selalu saja ramai oleh pengunjung sehingga tak ada sedikitpun waktunya untuk bersantai selama bekerja. Beruntung, karena V yang masih berstatus sebagai mahasiswa, sang pemilik memperbolehkannya pulang setelah jam 9 malam, 2 jam lebih cepat dibandingkan dengan jam operasional pegawai reguler. Beruntung sekali baginya memiliki majikan yang begitu pengertian.
V berjalan dengan lesu di tengah jalan pasar malam yang penuh sesak oleh ratusan pengunjung yang datang untuk berbelanja maupun sekedar wisata kuliner. Karena terlalu lelah, ia sampai tidak menyadari, ada seseorang yang mengikutinya dari belakang sedari tadi .
pria yang menutupi wajahnya dengan tudung jaket warna hitam itu berjalan terseok-seok seperti orang yang tengah mabuk berat sampai sekarat, mengimbangi langkah targetnya dari jarak dua meter. Matanya yang tajam menatap V seperti senapan, menunggu waktu yang tepat untuknya menyerang.
Namun waktunya tidak banyak. Sudah bukan waktunya lagi ia bersabar sembari menunggu korban memasuki kawasan yang lebih sepi.
Merasakan napasnya semakin tersendat, pria bungkuk itu mempercepat langkah, kemudian menarik lengan V dengan kasar hingga V tersungkur dalam pelukannya. Untuk beberapa saat, telinga V berdenging, nyaris pingsan...
Ketika sang pria bertudung mulai mendekatkan wajahnya ke wajah V.
V hanya samar-samar melihat lelaki itu, selain karena jalanan yang agak gelap, juga karena sang pria yang menyembunyikan wajahnya dengan sempurna menggunakan tudung jaket berwarna hitam.
Namun V yakin, sekilas ia melihat banyak kerutan di leher maupun pipi pria itu. Seperti melihat seorang kakek tua berusia 90 tahunan lebih.
"Harabeoji... Apa yang hendak anda--" Tanpa sempat melanjutkan pertanyaannya, pria itu sudah menempelkan bibirnya dan melumat bibi V dengan lembut namun dalam. (Harabeoji= Kakek)
'Aku siapa? Aku dimana? Apa aku masih perawan?' Batin V linglung.
Bagi V, itu merupakan ciuman pertamanya. Tindakan vulgar ini membuat V jadi mengkhawatirkan banyak hal secara berlebihan, bahkan sampai mempertanyakan status 'gadis'nya sendiri. Maklum, dia adalah seorang noob jika menyangkut kegiatan seperti ini.
Tak pernah sekalipun ia menduga bahwa ciuman pertamanya tersebut direnggut oleh seorang kakek-kakek!! Hal ini membuat harga dirinya jatuh, sampai ke dalam jurang yang paling dalam. Saat itu, V hanya bisa memejamkan mata sambil meratapi pahitnya hidup. Seluruh tubuhnya lemas, seiring bibir sang kakek yang terus bergerak mengulum bibirnya seperti orang kelaparan, V dibuat nyaris hilang kesadaran.
Seolah tertidur pulas, ia tak lagi dapat mendengar suara apapun selain helaan napas sang pria. Ciuman itu mendadak, menakutkan, sekaligus memabukkan. Ia ingin mendorong pria itu jauh-jauh, namun entah mengapa gerakan lembut lidah dan permukaan bibir pria itu seperti menimbulkan candu tersendiri yang malah membuatnya terlena, bahkan menginginkan lebih.
Sangat menghipnotis sampai ia lupa akan segalanya, bahkan dirinya sendiri.
Namun, tak bisa ia pungkiri bahwa ada yang janggal dengan ciuman itu. Entah mengapa, ia seperti merasakan tekstur bibir pria ini semakin lama semakin berubah. yang tadinya kering, kini terasa sangat lembut. Yang tadinya keriput, kini terasa begitu kencang dan kenyal. Dengan anehnya, ia merasa seperti tengah menyentuh adonan roti yang sedang dipanggang dalam oven, yang makin lama semakin mengembang, namun bedanya, ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat. hanya beberapa detik saja. Apakah ini hanya imajinasinya?
Setelah beberapa saat, V memberanikan diri untuk menatap wajah pria yang tengah mengulum bibirnya itu. Begitu melihat sosok di depannya, ia malah dibuat terkejut dan bertanya-tanya. 'Astaga!! Jadi dia bukan kakek-kakek? Tapi aku sangat yakin, barusan aku melihat banyak keriput di wajahnya! Apa aku salah lihat? Apa karena di sini terlalu gelap? Atau aku yang memang sudah terlalu lelah sampai pandanganku jadi terganggu?' Batin V seraya memperhatikan pria yang wajahnya kini hanya berjarak satu inchi darinya itu.
Kini V malah dibuat terpukau oleh keindahan yang terpancar secara tak biasa dari wajah sang pria. Kulit pipinya yang begitu halus menyembul sedikit di bawah tudung jaket, hidungnya yang mancung sampai menekuk ketika harus beradu dengan permukaan pipi V, rahang tajam yang membingkai wajahnya menambah kesan tegas dan 'seksi', bentuk matanya yang indah dengan eyelid ganda, terpejam dengan cara yang luar biasa elegan, ah, bulu matanya lumayan lebat juga, dan bibir mungilnya terasa lembut bergerak di atas bibirnya....
Bibirnya...
'Bibirku!!' Batin V meneriakkan sesuatu yang kembali ia sadari.
Mulai dari situ ia seolah telah ditampar keras-keras hingga kini mulai tersadar bahwa tidak seharusnya ia malah terbawa suasana, di saat pria asing dan misterius--namun luar biasa seksi dan mempesona--di depannya ini sedang melecehkannya secara terang-terangan.
Dengan sekuat tenaga lutut V menendang area vital sang pria untuk pembelaan diri hingga pria itu meringis kesakitan dan melepaskan ciumannya. Tendangan tersebut mampu membuat sang pria bersimpuh di atas aspal. Mengerang dengan suara beratnya yang entah kenapa, juga terdengar sangat menyenangkan untuk didengar.
Memang sepertinya tak ada yang 'biasa' dari segala hal yang ada pada pria jangkung bertudung hitam di depannya teraebut. semuanya berada pada skala keindahan di atas rata-rata. Seolah Tuhan sengaja menuangkan 3x effort nya ketika menciptakan pria ini.
Sambil gelagapan, V berusaha sekuat tenaga untuk dapat mengalihkan perhatiannya dari segala keindahan fisik lelaki yang tengah ber"lutut menahan sakit di hadapannya tersebut. "Apa-apaan kau ini? Pacar bukan suamipun bukan, berani-beraninya kau menci--" V seketika menghentikan pembicaraan karena tak sanggup mengucapkan kata yang sama sekali belum pernah ia ucapkan seumur hidupnya itu.
Setelah mendengar V mengomel, sang pria tak dikenal tersebut beranjak berdiri lalu membuka tudung jaket yang sedari tadi menutupi wajahnya.
***
Jangan lupa vote ★ dan comment 💬. N biar kalian tau kapan updatenya, tambahin juga cerita ini di reading list/library kalian yoooo, atau kalau share cerita ini or follow akun author juga ndak papa ⊙﹏⊙ *muluk2
Wokeh sekian dulu cuap-cuap dari author. Sampai jumpa di part 2 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard on My Lips (completed)
RomanceBagaimana perasaanmu jika kau tiba-tiba dicium oleh seorang lelaki tampan yang tidak kau kenal di tengah jalan? Marahkah? Kesalkah? Bahagiakah? Tahukah kamu siapa dia? Ada maksud apa orang asing itu tiba-tiba melakukannya? Siapkan hatimu ketika mem...