Hingga pukul 3 dini hari, V masih saja terjaga. Berkali-kali ia melihat bibirnya yang masih berdenyut dari pantulan cermin. Ia sama sekali belum melupakan sedikitpun momentum dari kejadian di pasar malam tadi malam, hal ini membuat perasaannya campur aduk.
Kesal karena pria itu telah dengan seenaknya mencium tanpa izin.
Marah karena mereka bahkan belum saling mengenal satu sama lain untuk melakukan hal seimtim itu.
Dan... agak senang, mungkin, karena dicium lelaki tampan tentulah menjadi impian mayoritas wanita dalam fantasi liar mereka.
V, yang bahkan tak pernah sekalipun merasakan rasanya ditaksir oleh seorang pria, mengingat fakta bahwa ia baru saja dicium pria tampan membuat jantungnya berpacu seperti suara kaki kuda berlari.
Tapi... "Pria tampan? Hhah!! Aku bahkan tidak pernah sama sekali bermimpi untuk memiliki pacar seorang pria tampan!! Pria yang mau menerimaku apa adanya saja sepertinya sudah lebih dari cukup bagiku, itupun kalau ada. Bukankah ini terlalu melampaui realita yang seharusnya terjadi pada 'si-bukan-siapa-siapa' sepertiku ini? Ini kan bukan negeri dongeng! Tapi kenapa aku bahagia? Hahaha.. Aku pasti sudah gila!!" Seru V disusul dengan gelak tawanya.
"JANGAN BERISIIIIKKKKK!!! MAU MATI??" Teriak adiknya, J, dari kamar sebelah, merasa terganggu dengan suara tawa V yang membahana.
V sama sekali tidak menggubris peringatan adiknya yang baru saja terbangun karena kehebohannya itu. Bukannya tidak peduli, hanya saja V bahkan benar-benar tidak mendengar suara adik laki-lakinya tersebut. V terlalu hanyut dalam pikirannya sendiri saat ini.
"Pria itu pasti tidak waras!! Pasti matanya terserang glukoma sampai hampir buta dan tidak bisa melihat wajahku dengan benar!! Tapi..."
Tiba-tiba V teringat sepatah kata manis dari Jung 'terima kasih atas ciuman pertamamu', sontak saja timbul pertanyaan baru dalam benak gadis berusia 20 tahun itu.
"Astaga!! Darimana dia tahu bahwa itu adalah ciuman pertamaku? Dia pasti orang yang benar-benar berpengalaman dalam melakukan hal-hal begituan!! YA AMPUN.. AKU MALU!!! HWAAAA!!!" Teriak V lagi hingga memenuhi seantero rumah dimana hanya ada ia dan adiknya yang sedari tadi mencoba untuk terlelap namun selalu gagal karena kakaknya yang terus meracau sendirian seperti orang yang sudah kehilangan kewarasannya.
Kali ini V benar-benar memancing emosi J. Dengan derap langkah penuh kemarahan, J mendatangi kamar V kemudian melempar bantal yang ia bawa ke wajah kakaknya.
"Noona!! Kau tahu ini sudah jam berapa? Berisik sekali kau!! Sekali lagi kau berteriak, aku tidak akan segan-segan menyekapmu dengan bantal sampai kau tak bisa bernapas dan berteriak lagi untuk selamanya!! Mengerti?" Geramnya dengan nada penuh ancaman. Setelah itu J menutup pintu kamar V keras-keras dan kembali tidur. (Noona: sebutan kakak perempuan bagi laki-laki).
"Nanti kau bakal masuk penjara!!!" Sahut V dengan lantang.
"Bodo amat!!" Balas J.
"Heol!! Galak sekali adikku yang satu itu!!"
Sampai saat matahari sudah menggantung di ufuk timur, V masih berkutat dengan pertanyaan besar dalam pikirannya yang semrawut. Apa alasan pria bernama Jung itu menciumnya?
***
Sudah seminggu berlalu semenjak insiden di pasar malam yang membuat V kesulitan tertidur nyenyak hingga sekarang. Kantung matanya semakin menghitam menyerupai mata sadako, wajahnya yang memang biasa-biasa saja kini menjadi semakin terlihat luar biasa--kacaunya.
"Ada apa sih denganmu akhir-akhir ini?" Tanya Hani--teman setia V di kampus--saat makan siang di kantin.
"Kalaupun aku memberitahumu alasannya, kau pasti tidak akan mempercayaiku." Jawab V malas sambil memainkan makanan di piringnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard on My Lips (completed)
RomanceBagaimana perasaanmu jika kau tiba-tiba dicium oleh seorang lelaki tampan yang tidak kau kenal di tengah jalan? Marahkah? Kesalkah? Bahagiakah? Tahukah kamu siapa dia? Ada maksud apa orang asing itu tiba-tiba melakukannya? Siapkan hatimu ketika mem...