PROLOG

78 12 2
                                    

Diam bukan berarti Feby ngga berjuang untuk bisa dekat dengan Firman.

Febyana Messi Rastanti seorang gadis yang jatuh cinta kepada kakak kelas.

Pertemuan mereka bukan karena betatap mata ataupun tidak sengaja bertabrakan seperti dikisah novel-novel.

Pertemuan Feby dengan Firman berawal ketika mereka di tempatkan satu bangku ketika ulangan.

Awalnya Feby tidak menyukainya karena ketika melihat dia, Firman begitu terlihat sombong dan angkuh sebagai kakak kelas yang baru duduk di kelas 8.

Sampai akhirnya rasa benci itu berakhir dengan rasa cinta yang sampai kini masih tersimpan dengan baik.

"Dek ini punya lo." Menyodorkan pulpen hitam di depan wajah Feby.

"Iya kak makasi." Jawab Feby singkat.

Dan akhirnya ulangan telah berakhir dan kegiatan berlajar dan mengajar akan kembali normal.

Artinya tidak ada lagi duduk sebangku dengan Firman.
Dan perasaan aneh itu muncul di hari terakhir ulangan.

Namun perkiraan Feby salah mungkin karena takdir atau memang disengaja entahlah tapi Feby disatukan kembali saat ulangan.

Satu kelas namun tidak sebangku,   Firman duduk sama Fena sedangkan Feby duduk di barisan lain tetapi tepat di samping Firman.

Setiap hari semakin sulit bernapas rasanya. Jantungnya ingin copot karena teralu cepat berdetak.

Teman-temannya  mengolongkan Feby sama seperti alien bodoh yang tiba-tiba jatuh dari planet yang tidak ketahui namanya.

menjadi anak yang pendiam dan terlihat alim itu bukan tipe Feby. Tapi kali ini  Feby bisa berubah seperti itu secara dratis ketika berada disamping Firman.

Bahkan untuk menoleh ke samping agar bisa menanyakan jawaban yang ia tidak tau kepada Fena saja, Ia tidak bisa melakukanya.

Karena setiap kali kepalanya ingin menoleh, rasa gugup itu terus menjadi-jadi karena harus betatap mata dengan Firman. Ia harus terlebih dahulu  melihat Firman baru bisa berbicara dengan Fena.

Alhasil ia hanya bisa mencuri  perhatian Fena, saat Firman sedang berbicara dengan temannya yang berada di belakangnya.

Dengan begitu, kedua mata mereka tidak akan bertemu.

"Fen, timbangan itu maksudnya timbangan kue kah!" Tanya Feby pelan.

"mungkin gue juga bingung maksudnya apa??" Jawab Fena binggung.

"Cari timbangan dek di rumah gue ada, mau timbangan apa kue, berat badan, atau timbangan bawang." Firman tiba-tiba menyambung pembicaraan.

Fena dan Feby hanya bisa tertawa ketika mendengar penyataan Firman.

Dan itu adalah kali kedua Feby bisa berbicara dengan Firman walaupun niatnya tidak seperti hanya ingin usil menyambung pembicaraan.

Selama Feby duduk di kelas 7 Feby hanya sesekali ataupun beberapa kali bertemu dengan Firman. Menatapnya dari jauh dan menjadi pengagum rahasia.

Dan seiring berjalannya waktu kini Feby sudah duduk di kelas 8, tidak ada yang berubah termasuk perasaannya terhadap Firman.

Aku Feby akan kuceritakan kisah cintaku untuk Firman melalui sebuah surat.

...........👣👣👣...........

Writing In a LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang