Minggu, 29 Agustus 2012, pukul 11:00
Kami berkumpul di suatu tempat yaitu di depan sekolah dan menunggu Grab Car (mobil travel) karna perjalanan kami menuju ke tempat bangunan tua itu sangat jauh sekitar beberapa KM lah ,hehe dan 4 jam kemudian kami sampai di sana dan ketika sampai ………
“Ih apa bener ini tempatnya Mia?” Kata Rino.
“Iya bener ini tempatnya No.” Ucapku.
“Iiihh ko eike jadi lapar yaa, apa gak ada makanan apa di sini,uuuh..” Kata Rino.
“Aaaah, shit kau.” Ucapku.
“Di sini tempatnya agak seram yaa.” Kata Diah.“Iya lah namanya juga bangunan angker yaa rada seram.” Kata Bella.
“Tapi kan gak semua bangunan angker itu seram, masih ada kok bangunan angker yang gak seram.” Kata Diah.
“Iih di sini bukan waktunya untuk debat Indonesia, eh, malah pada debat, sekarang mending kita cari petunjuk ke masyarakat sekitar sini, pasti ada yang tau.” Kata Adin.
“Bener juga tuh.” Ucapku.
“Ayo!” Kata Adin.
“Ayo kemana?” Kata Rino.
“Ayo cari petunjuknya lah, huuh.” Grutu Adin.
“Iya tau, maksud eike tuh kemana kita mencari masyarakat di sekitar sini, kan belum ketemu kampung/perdesaannya gitu toh.” Kata Rino.
“Hmm, iya deh iyaa Rino..” Kata Adin.
“Eh kalian, aku menemukan suatu desa.” Kata Iim.
“Mana, kami tidak melihatnya.” Saut kami berlima.
“Itu di sana…” Kata Iim.
“Dimana…?” Saut kami berlima lagi.
“Issh, itu tu… di belakang bangunan itu” kata Iim sambil menunjuk ke arah perdesaan itu.
“Yaudah atuh selow aja atuh, tadi kan kamu tidak menunjuknya hanya mengucaapkannya.” Kata Rino yang tiba-tiba keluar logat sundanya.
“Iim hanya tersenyum kecil”.
“Yaudah, ayo kita kesana, mungkin kita bisa menemukan petunjuk di sana” Ucapku.
Sesaat sampai di perdesaan tersebut.“Eh, tunggu dulu dah.” Kata Bella.
“Kenapa emang?” Ucapku.
“Kalian coba lihat nama desa ini.., di sini tertulis "Desa Pekerja.” Kata Bella sambil memegang papan kayu yang bertuliskan nama desa tersebut.
“Emangnya ada apa dengan nama desa tersebut?” Kata Adin.
“Tak tau, tapi menurutku ini menjadi sebuah misteri juga buat kita.” Kata Bella.
“Hmm, lebih baik kita masuk kedalam desanya aja dah.” Kata Rino.
“Iya,iya,iya, ayo.” Ucapku sambil melanjutkan langkah yang sempat terhenti tadi.
*Di saat melakukan perjalanan sambil tenggok kanan kiri melihat rumah-rumah di desa itu……..
“Hmm, di antara rumah-rumah yang lain sepertinya cuman rumah ini yang bagus dan mewah.” Kata Adin yang tiba-tiba berhenti di depan rumah tersebut.
“Mungkin saja itu rumah kepala desa di sini, ayo kita kunjungi rumah itu.” Ucapku.
“Tapi hati-hati yaa masuknya siapa tau aja itu bukan rumah kepala desa tapi rumah,hiii.” Kata Diah dengan gaya orang ketakutan.
“Iih kamu yaa, jangan bepikir yang negatif dong, positive thingking aja kaya eike ugghh..” Kata Rino dengan gaya yang sok-so’an berpikir positif, padahal sama aja berpikir negatif juga.
“Sssssshhhhtt.” Kata Adin memberi peringatan untuk diam.
Saat berada di depan pintu rumah mewah tersebut.“Tok,Tok,Tok, permisi pak.” Saut kami ber-enam.
Lalu seseorang datang dari dalam rumah tersebut dan membukakan pintu.
“Eh,, kamu-kamu ini siapa yah, sepertinya kalian ini pendatang baru di sini.” Kata bapak itu.
“Emm, maaf pak kami ingin bertanya, apakah benar bapak kepala desa di sini?” Ucapku mewakili 5 temanku yang lain.
“Oh benar nak, saya kepala desa di sini, panggil saja saya pak kades, hmm emangnya kalian kesini ada perlu apa nak?” Kata pak kades.
“Jadi gini pak, menurut masyarakat, bangunan tua depan desa ini masih menjadi misteri mengapa di sebut bangunan angker, nah kami sebagai tim detektif di sekolah kami ,ingin memecahkan misteri ini pak.” Ucapku.
“Benar itu pak.” Kata Rino.
“Karena sampe sekarang belum terungkap misteri angkernya bangunan itu.” Ucapku lagi.
“Hmm, kalau begitu masuk dulu dari pada kalian berdiri terus di luar.” Kata pak kades.
“Emang kita dari tadi berdiri terus yaa di luar, eike kira tadi duduk.” Kata Rino.
“Iiih, jangan mabok deh.” Grutu Diah.
“Yaudah kalau bgitu mari masuk, hari mau menjelang malam, sebaiknya kalian untuk saat ini nginep dulu di rumah bapak.” Kata pak kades.
“Makasih banyak pak, kami jadi merepotkan bapak.” Saut kami ber-lima.
“Engga kok nak, hmm kamar kalian ada di lantai atas di pojokan dekat dengan tangga yang kalian naiki, maapkan saya ya nak bila kamar itu masih berantakan, makhlum itu bekas kamar anak saya.” Kata pak kades.
“Hmm, kalau boleh tau emang sekarang anaknya kemana ya pak?” Kata Diah.
“Nah itu dia, dia hilang sejak.. sejak.. bangunan di depan sedang di bangun, saya sudah menelpon polisi namun sampe sekarang polisi blum menemukannya.” Kata pak kades.
“Lalu istri bapak?” Kata Adin.
“Istri saya lagi di kampung sampe sekarang. Kalau kalian lapar, kalian ke dapur saja, di sana banyak makanan, tempatnya di samping ruang tamu ini, sebelah kanan ya nak” Kata pak kades yang langsung pergi ke kamarnya.
“Asiiikk, ada makanan..banyak pula,eike dari tadi lapar parahh,ughh ayo kita makan.” Kata Rino yang langsung pergi ke dapur duluan.
Tiba-tiba bela berbisik…
“Aku penasaran dengan hilangnya anak pak kades, ini menjadi misteri juga untuk kita.”
“Hmm, kau benar.” Ucapku.
“Iim, kau kenapa?” Ucapku yang lalu tak sengaja melihat raut muka Iim yang sedih.
“Tidak, tidak apa-apa.” Kata Iim.
“Woiii, kalian cepatlah ke dapur ,eike udah gak tahan ini mau makan, udah lapar tau.. Ayo kita makan bersama.” Kata Rino.
Karna teriakan Rino yang sangat kencang, membuat kami berlima kaget dan yang paling parah gelas yang ada di meja sampingku pecah..
Hadeuuh..kalau ketauan pak kades bisa berabe ini urusannya..tapi untungnya aja belum ketahuan,hehe……..
“Sip lah sip.” Saut kami berlima lalu pergi ke dapur.
#Terimakasih telah membaca cerita saya :D ..
silahkan voment ya..wkwk
Masih ada kelanjutan dari misteri ini.. :) pada part berikutnya..#selamatmembaca.. ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Bangunan Angker [ END ]
Mystery / ThrillerHai namaku Mia, aku masih duduk di bangku kelas 10 SMA. Aku ingin bercerita tentang misteri bangunan angker yang sering disebut-sebut oleh masyarakat sekitar. Mereka hanya mengatakan bahwa bangunan itu adalah bangunan tua yang sudah lama ditinggalk...