Pagi ini, sebelum matahari beranjak lebih naik, murid-murid sudah harus bangun dan mengikuti aktifitas pagi ini.
"Liq, bangun oeyy" kata Elang menggoyang kaki Aliq. "Elaahh, ni bocah kebo amat sih" ucap Elang lagi mendapati Aliq yang tak kunjung bangun.
"Liq, Prisill lagi nyiapin sarapan sama Azka tuh" ucap Elang memancing. Benar saja, Aliq langsung bangun mendengar ucapan Elang.
"Masa sih?" tanya Aliq menaikkan sebelah alisnya.
"Liat aja noh diluar, gue juga mau keluar bantuin Jessy" jawab Elang sebelum keluar tenda. Tanpa banyak berpikir Aliq pun ikut keluar.
Di area memasak, Prisill terlihat sendiri sedang berkutat dengan bahan-bahan disekitarnya, serius membolak-balik masakan diatas penggorengan dengan spatulanya, membuat Prisill lebih cantik bagi Aliq walau ia tau Prisill belum mandi. FYI, memasaknya menggunakan kompor kecil ala pendaki gunung.
Saat Aliq berjalan mendekat, ntah darimana asalnya, Azka sudah berada lebih dekat dengan Prisill, menghentikan langkah Aliq."Stop stop, cukup Ka" perintah Prisill pada Azka yang membantu menuangkan air kedalam masakannya.
"Oke, emm perlu apa lagi nih? Gue cariin" tawar Azka.
"Emm, bisa tolong tumbuk bahan buat sambalnya aja gak? Nih udah gue siapin, tinggal ditumbuk aja. Gak usah terlalu halus" kata Prisill pada Azka, menunjukkan bahan sambal yang memang sudah siap atas cobek.
"Bisa bisa, tapi tolong dicontohin dulu gimana cara numbuknya?" tanya Azka.
"Nih, bawangnya dulu" kata Prisill memberi contoh. "Trus cabenya.... aawwshh" kata Prisill tiba-tiba memejamkan matanya. Tampaknya ia terlalu kuat menumbuk sehingga air dari cabe terciprat ke matanya.
Aliq yang melihat kejadian itu refleks hendak melangkah, namun ternyata Azka lebih dulu membantu Prisill. Memberi Prisill air bersih untuk membersihkan matanya. Aliq menghentikan langkahnya lagi, berbalik kemudian pergi dari tempat itu.
Ditempat lain, rupanya Jessy, Kyky dan Elang bertugas untuk membereskan tenda bersama anak-anak lainnya. Agar setelah makan, mereka bisa langsung pulang. Karena panitia tidak ingin sampai di Jakarta terlalu malam.
"Jess, gue ambil minum dulu ya, haus nih" ucap Kyky setelah mencabut pasak-pasak yang mereka gunakan semalam.
"Iya deh, gue juga ya, Elang sekalian" kata Jessy nyengir dan diberi acungan jempol oleh Kyky sebelum dia berlalu.
"Emm, Jess, boleh nanya gak?" tanya Elang kemudian.
"Mau nanya apa Lang?" tanya Jessy.
"Gue baru sadar, temen lo yang satunya lagi, yang tinggi itu kenapa gak ikut camping?" tanya Elang sambil melipat tendanya.
"Ohh, Calvin? Dia gak boleh sama bokapnya katanya" jawab Jessy merapikan tasnya.
"Udah segede itu? Masih dikhawatirin? Anak mami ya?" kata Elang menoleh pada Jessy.
"Emm, gak juga sih. Biasanya juga bokap dia tuh ngijinin, tapi emang nyokapnya selalu khawatir kalo dia pergi jauh" jelas Jessy tersenyum.
"Tapi kan, banyak temennya?" tanya Elang lagi. Jessy hanya mengangkat bahunya dan kembali merapikan tas yang lainnya.
Di area memasak...
"Nyil, minta..." kata Kyky berhenti. "Ya elah, katanya masak, taunya pacaran" sambung Kyky yang melihat Azka sedang mengusap mata Prisill menggunakan tissue.
"Paan sih Ky, kena cabe nih. Perih tahu" omel Prisill yang sudah mendingan.
"Tak seperih hati Aliq, beehh" sambar Kyky yang mengambil minuman didekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Or Love
ФанфикSinopsis.. . . Aliq si tengil, Prisill si centil, Kyky si tomboy, Calvin si jenius dan Jessy di pintar, 5 sahabat yang sudah bersama-sama sejak kecil, bahkan sudah seperti saudara. Kini mereka sudah memasuki tahun terakhir di SMA mereka, dimana seb...