6. KELUARGA

9.1K 860 18
                                    

JACOB POV

Aku sudah dalam perjalanan menuju rumah Ibu. Daripada merepotkan Ibu atau Lucy, aku memilih memesan uber untuk mengantarkanku.

Aku tiba di depan rumah berwarna biru muda dengan jendela berwarna putih. Kesannya sangat damai. Belum berubah dari terakhir aku ke sini. Aku langsung masuk ke rumah dan melihat Ibuku sedang memasak.

"Hello Mom!!!" Seruku. Ibu langsung berbalik dan tersenyum kepadaku.

"Ya ampun, Jake! Ko ga ngabarin? Tiba-tiba muncul!" Serunya sambil berjalan menghampiriku dan memelukku.

"Kan aku udah bilang, Bu. Sabtu aku kesini pas Ibu telfon." Sahutku.

Ibu hanya tersenyum lalu kembali ke meja dapur.

"Ibu masak apa?" Tanyaku.

"Ayam bakar sih rencananya."

"Rencananya?"

"Iyaa, kalo ibu males bakar paling entar di goreng." Jawab Ibuku. Ibu emang kaya gitu, suka tiba-tiba ganti topik menu. Untung ayamnya ga berubah jadi kambing. Hahahahaha.

"Udah sana ke kamar kamu. Ibu mau lanjut masak." Kata Ibu mengusirku.

Aku segera menuju kamarku. Masih sama, namun bersih dan rapi. Ibu memang rajin. Aku membaringkan tubuhku di kasur. Di pesawat tadi aku tidak bisa tidur karena seorang bapak disebelahku tidur mengorok. Jadi aku hanya mendengarkan lagu-lagu. Sekarang saatnya aku untuk tidur.

Saat bangun, aku menyadari kalau aku memeluk seseorang, di peluk lebih tepatnya. Aku menunduk dan melihat orang ini. Aku langsung mempererat pelukanku. Aku rindu gadis kecil ini. Lucy, adik perempuanku.

"Aku kangen sama Kakak!" Bisiknya, ia tahu sepertinya kalau aku sudah bangun.

"Kakak juga kangen, mangkanya pulang!"

"Halah. Di telfon juga sama Ibu. Kalo ga ditelfon mana inget pulang." Katanya sambil melepaskan pelukannya. Ia mengubah posisinya jadi menghadap langit-langit kamar.

"Sorry! Tapi asli deh. Kakak beneran kangen." Kataku.

Ia berbalik lagi menghadapku dan menenggelamkan wajahnya di dadaku. Aku langsung memeluknya erat.

"Punya pacar baru ya Kak? Mangkanya ga inget pulang!"

"Pacar baru dari Hanoi! Sibuk de, sumpah!"

"Aku kenalin sama temen aku, mau?"

"Gausah ah! Kamu kerja gimana?" Tanyaku.

"Gitu aja ka. Pusing aku." Jawabnya. Lucy ini lulusan ekonomi, ia bekerja di sebuah hotel, bagian keuangan kalo ga salah. Ga terlalu ngerti juga aku.

"Ya sama. Pusing juga! Kamu kenapa sih gamau jadi manager di Seven Sheaves?" Tanyaku.

"Ga asik. Mending di hotel."

"Iyee cowonya ganteng-ganteng. Lo gebet aja semua!" Seruku.

Hubunganku dengan adikku ini memang sangat dekat. Dia bahkan pernah cerita kepadaku kalau ia sudah tidak perawan dari umur 19 tahun. Well! Aku marah, cuma ya mau gimana lagi. Akhirnya aku hanya menasehatinya untuk selalu hati-hati. Practice safe sex, dan jangan sampe pulang ke rumah dalam kondisi hamil kalo dia gamau aku rontokin giginya. Jahat ya? Gapapa itu cuma anceman doang ko. Gabakal beneran.

"Aku single ka!" Serunya.

"Bullshit! Lo single, tapi temen tidur ada aja kan? Awas yaa kamu kalo keseringan di apartment terus ninggalin Ibu sendiri." Kataku.

DESTINY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang