7. KOMA

8.3K 857 13
                                    

SWISTA POV

Aku masih menunggui Josh yang belum sadar. Ia sudah selesai di operasi, hanya saja sudah 2 hari ia belum sadar. Ia masih di ICU sekarang.

Mama sedang keluar mencari makan, Violet? Ia kembali ke pekerjaannya sebagai pengacara sibuk yang hanya sedikit memiliki waktu luang. Papa sudah ada tugas lagi.

Jadi hanya aku dan Mama yang bisa menjaga Joshua. Aku membawa laptopku ke ruangan ini, memangkunya sambil mengerjakan tugasku yang sudah deadline.

Tak berapa lama Mama kembali, ia tersenyum melihatku.

"Aku keluar ya Ma?" Kataku. Mama hanya mengangguk.

Aku duduk di lantai koridor ruang ICU, sibuk dengan kerjaanku mengedit. Sungguh, aku butuh nikotin! Aku menutup laptopku, memasukannya ke tas jinjing lalu masuk ke ruangan untuk izin keluar.

"Ma! Aku ke kantin yaa."

"Oke sayang." Hanya itu jawabannya.

Aku segera keluar. Sejujurnya, aku kurang suka rumah sakit, aku tidak suka bau steril yang bertebaran disini. Aromanya aneh menurutku.

Sesampainya di kantin aku memesan ketoprak lalu duduk di bangku luar. Aku mengeluarkan rokok dan zippo dari tasku dan menyulutnya. Menyenangkan rasanya bisa bertemu rokok lagi.

Tak berapa lama ketoprak dan es jerukku datang. Aku menyesap es jeruknya sedikit kemudian melanjutkan menghabiskan rokokku sebelum makan.

Aku membuka laptopku lagi, memakan ketoprak sambil berusaha menuntaskan kerjaanku. Ketoprak sudah habis namun tugasku belum rampung. Alhasil aku membakar lagi rokok.

Sudah enam batang dan tugasku belum selesai juga. Arghhh! Aku ingin berteriak. Aku lelah! Sudah dua hari aku tidak pulang ke kost-an. Dua hari pula aku tidak mandi karena terus menjaga Joshua.

"Kapan sih Swis kamu ngelakuin hal yang Papa suka?" Aku kaget mendengarnya.

Aku mendongkak dan melihat Papa sudah berdiri di sampingku. Saat beliau duduk aku segera mematikan rokokku. Papa melihat beberapa puntung rokok yang ada di asbak.

"Kamu tuh yaa. Rokok, miras. Apa lagi Swis yang belum kamu coba?" Tanya Papa.

"Narkoba Pa! Aku belum coba narkoba!" Jawabku santai. Papa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu ga pulang?" Tanya Papa.

"Mana bisa pulang, Josh aja belum ada perkembangan."

Papa diam tak membalas perkataanku. Aku langsung memfokuskan diri mengedit lagi. Tinggal dua cover lagi dan aku sudah bisa mengirim kerjaanku ini ke editor.

Aku menoleh, Papa masih diam di sampingku, matanya terfokus ke arah laptopku.

"Kenapa Pa?"

"Jadi itu kerjaan kamu? Bikin cover buku? Edit cover?" Tanyanya.

Aku mengangguk.

"Belajar dari mana?"

"Belajar sendiri, coba-coba." Kataku.

"Kenapa ga ambil kuliah jurusan itu aja?" Tanyanya.

"Hahaha! Kaya boleh aja. Papa lupa? Papa kan yang gabolehin aku kuliah itu, mangkanya aku kabur." Kataku menyindirnya.

Papa menatapku tajam. Aku menatapnya sesaat kemudian kembali ke laptop dan menyelesaikan cover terakhir.

Setelah selesai, aku langsung mengirimnya ke atasanku. Aku melihat jam di tanganku. Sudah jam 6 sore. Berarti 5 jam aku di sini.

DESTINY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang