2. TERBANGUN

13.7K 1K 26
                                    

SWISTA

Aku terbangun, pukul 8 pagi menurut jam kecil di atas nakas. Aku bangun dan duduk di kasur memandang ke kamar abu-abu ini. Ruangannya rapi, tapi kosong. Gak ada barang macem-macem di tualet selain jam tangan dan parfum. Jam tangan pria dan parfum pria. Kemudian ada lemari putih besar dan ada pintu lain yang aku yakin itu kamar mandi.

Shit. Aku pasti ada di kamar cowo. Tapi siapa? Aku gak inget apa-apa semalem. Aku liat tas dan sepatu flat-ku ada di sofa seberang kasur. Turun dari kasur dan aku baru sadar kalo aku bukan pake baju yang kupakai kemaren. Aku pake kaos polos warna abu dan celana katun kotak-kotak. And shit. Aku gapake bra. Ini siapa yang gantiin?

Aku coba keluar dari kamar dan melihat ruangan lain. Lebih terang tapi tetep nuansa abu. Ada sofa yang keliatan berantakan karena ada bantal dan selimut diatasnya. Di meja ada sebotol bir.

Aku jalan ke ruangan lain, lalu mencium aroma masakan.

Kemudian aku melihatnya.

Badannya keker, ada tattoo yang memenuhi lengan kirinya. Tapi tangan kanannya polos. Dia tinggi untuk ukuran cowo, atau mungkin aku yang kependekan. (tinggiku cuma 157, fyi)

"Sorry, hello!" sapaku

Dia menoleh and oh my god. Demi dewa manapun, dia ganteng banget. Mukanya kaya blasteran gitu tapi tetep Indonesia. Aku susah deh jelasinnya yang jelas dia ganteng banget-banget.

"Eh, udah bangun?" Katanya. Shit suaranya merdu banget. Nada suaranya santai tapi nenangin.

"Eh iya, tapi sorry. Lo siapa yaa?" Tanyaku.

"Gue Jacob. Lo?" Katanya balik bertanya.

"Gue Swista." Jawabku.

"Oh well, Swista. Laper? Gue lagi bikin makanan." Katanya nyantai terus balik badan lagi.

Aku diem dongo. Mandangin dia masak. Kemudian aku mendengar perutku sendiri bunyi. Aku berjalan maju, memutuskan untuk duduk di kitche island. Aku suka tempat ini. Kitchennya keren. Lengkap dengan mini bar. Terus langsung nyambung sama meja makan yang di desain cuma buat 4 orang. Elegan.

Aku ngegigit-gigit kuku, kebiasan bodoh yang susah dihilangkan. Ada banyak pertanyaan dikepalaku. Aku penasaran dia siapa. Bukan namanya, tapi sosoknya.

"Ayo makan!" Katanya sambil meletakkan2 piring sarapan di meja, bikin aku kaget.

"Eh thanks yaa. Sebelumnya gue penasaran nih, gue di mana ya?"

"Lo di apart gue, tenang aja kalo lo mikir yang macem-macem jawabannya kita gak macem-macem ko. Gue tidur di sofa semalem, lo tidur di kamar gue." Jelasnya sambil menunjuk sofa dengan dagunya.

"Oh I see. Terus yang gantiin gue baju siapa?" Tanyaku.

Dia diem sebentar. Kemudian jawab.

"Gue. Sorry sebelumnya. Abis di baju lo ada muntahan. Tapi gue berani sumpah gue gak ngapa-ngapain lo." Jelasnya lagi.

Shit. Padahal kalo dia mau apa-apain aku juga gapapa ko. Kece gini orangnya.

"Udah gausah bengong. Makan aja!" katanya.

Aku suka mendengar suaranya. Lembut. Merdu. Seksi.

Aku memandang piring yang dia letakkan tadi, ada sosis, smoked beef dan mashed potato. Aku melirik ke arahnya, dia lagi asik makan. Shitttt kenapa aku tiba-tiba pengen pegang rahangnya yaa? Ada brewok tipis gitu tumbuh. Sumpah sexy banget.

"Dimakan!" Katanya. "Ga gue racun ko."

Aku senyum kemudian menyantap makanan yang dia bikinin ini. Enak.

DESTINY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang