Part 3

2.1K 58 9
                                    

Pagi ini hujan deras sekali. Cynthia meloncati parit kecil menuju koridor kelas. Benar-benar menyebalkan. Meski diantar mobil, debagian sepatu Cynthia basah oleh genangan air yang dilewati saat menuju gedung sekolah dari tempat parkir.

Sekolah masih sepi. Bahkan satpam belum datang. Aneh , pikir Cynthia.

Langkah Cynthia terhenti ketika melihat seorang gadis tak asing duduk di bangku taman.

Ngapain dia duduk di situ sendirian ? Pikir Cynthia.

"Hei! Ngapain hujan-hujan kamu disitu? Ayo masuk!" Teriak Cynthia kearah gadis yang sedang duduk itu.

"Cynthia! Ngapain kamu teriak-teriak begitu pagi-pagi?!" Tanya Pak Harry yang tiba-tiba muncul dan membuat Cynthia kaget.

"Pak Harry?"

"Ayo kamu cepat ke kelas!" perintah Pak Harry, guru IPS yang terkenal super ramah dan ganteng .baru kali imi Cynthia melihatnya marah.

"Tapi pak.. dia kehujanan begitu , bajunya pasti sudah basah semua, dia bisa sakit pak. Lagian kelas masih sepi kok," jawabku.

Cynthia tanpa memedulikan Pak Harry langsung saja menghampiri gadis itu meski sedang hujan deras , Cynthia ingin mengajaknya kedalam .

Dasar bodoh! Kenapa dia tetap diam mematung disana sih? Padahal sudah basah kuyup begitu ! dia ini benar-benar aneh! Geram Cynthia dalam hati.

"Cynthia , kembali kamu! Ini perintah!" Teriak pak Harry. Cynthia tetap tidak menghiraukan pak Harry.

Akhirnya , Pak Harry mengejar Cynthia dan akhirnya mereka bertiga hujan-hujanan.

Cynthia berhenti beberapa langkah dari gadis itu. Ia terkejut , ada sesuatu yang tidak beres. Sesuatu yang tidak mengerikan.

Apa? Itu..d-darah!

Tangan cynthia menuding rok gadis itu. rok itu berlumuran darah, lalu kedua betisnya, kaus kaki yang sudah berubah menjadi warna merah, sepatu yang basah oleh darah, rerumputan disekitar gadis itu berubah menjadi merah.

Cynthia menoleh ke pak Harry yang berdiri di belakangnya  takut, wajah Pak Harry seketika berubah menjadi pucat lalu cepat berbalik, berlari cepat meninggalkan Cynthia.

"P-pak! Tunggu!"

Cynthia ingin berlari namun tiba-tiba ia terjatuh. Tangan gadis itu menahan pergelangan kaki Cynthia dengan cengkeramannya yang kuat.
Cynthia berusaha sekuat tenaga, namun kakinya tak bisa digerakkan sama sekali. Sebagian darah yang telah bercampur air hujan mengalir ke arahnya dan membasahi ujung sepatunya.

"Hentikan , Nara! Kenapa kamu jadi seperti ini? Lepaskan.. akh.. TOLOONG!!!" teriak Cynthia.

Cengkeraman Nara semakin kuat. Cynthia sampai menutup matanya karena tidak berani melihat lagi. Pergelangan kaki Cynthia sampai berdarah karena cengkeraman Nara yang begitu kuat.

"TOLOOOONGG!! PAK HARRY!!" teriak Cynthia sekeras-kerasnya.

"Cyn..cynthia?"

Kini Nara menyentuh tangan Cynthia..

"HENTIKAN!! TOLONG!!"

"Cynthia!"

Cynthia terbangun. Dilihatnya sekelilingnya , ada mama didepannya , dan.. tentu saja Cynthia berada di kamarnya.

"Mama! Ya Tuhan, serem banget!" Kata Cynthia dan langsung menutup wajahnya dengan bantal.

"Yaudah , nih kamu minum dulu!" Kata mama Cynthia sambil memberi segelas air hangat yang langsung diteguk Cynthia.

"Ngimpi apaan sih kamu, sampai pucat begitu?"

Cynthia menaruh gelas minuman di meja samping  tempat tidurnya . "Aduh ma, ceritanya panjang .aku males nyeritainnya. pokonya serem banget." Jawabku.

"Yaudah.. lain kali kamu doa sebelum tidur. Mama mau bikin sarapan dulu ya!"

" iya ma"

Sepeninggal mamanya, Cynthia memikirkan mimpi itu lagi. Kenapa selalu mimpi tentang cewek itu? Kenal saja tidak, aku hanya tau nama dan kelasnya. Bahkan aku tidak dekat dengan Nara.

KRIING!!KRIING!! Ponsel Cynthia berbunyi. Cynthia meraih ponselnya dan tersenyum begitu melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Halo , kenapa Rey?"

"Enggak , cuma kangen aja, hehehe. Gimana kabarmu beb?" Tanya Rey dari balik telepon.

"Baik-baik aja kok. Gue lebih suka di Medan sih, soalnya ada lo dan temen-temen . dan.. gue ngerasa kurang betah aja disini,"

"Mungkin lo belum terbiasa,"

"Iya , bener juga. Oya , gue mau nyeritain sesuatu ke lo Rey."

"Apa?"

Cynthia pun menceritakan seluruh kejadian mimpinya pada Rey.

"Sudahlah,Cyn. Mimpi itu kan cuma bunga tidur. Lo kangen berat sama gue kali , makanya sampe mimpi buruk gitu.. bwahaha," canda Rey. Terdengar tawanya yang renyah di horn telepon. Ketawanya benar-benar garing dan terdengar menyebalkan.

"Ihh , Rey! Gue serius tau! Lagian yang aneh, mimpi itu datang dua kali sama-sama cewek itu yang gue impiin , sama-sama ada darah juga, diseluruh kakinya."

"Oke, oke sorry ,honey. lebih baik besok lo ceritakan sama gadis itu, liat responnya. Setelah itu, kalau memang mengganggu.. yah nggak usahlah kenal terlalu jauh. Toh dia gak begitu dekat sama kamu,"

"Hmm bener juga lo. " jawab Cynthia.

"Udahan dulu ya beb , gue mau pergi nongkrong dulu sama cs gue. Udah telat nih, mumpung hari minggu , liburan"

"Oke deh , byee " jawab Cynthia kemudian menutup teleponnya.

***

Keesokan harinya , Cynthia bertemu Nara di lorong sekolah. Mereka sempat berpas-pasan namun hawanya dingin dan canggung.

"Ehm.. kak , kita bisa ngobrol sebentar ya?" Ujar Cynthia . Cynthia meraih tangan Nara, tapi ia sedikit tersentak. Ia baru kali ini menyentuh tangannya. Rasanya daging tangannya begitu dingin. Dingin dan lembek.

"Nanti aja ya, aku ada ulangan makanya buru-buru," jawab Nara. Cynthia segera melepaskan pegangannya dan membiarkan Nara pergi.

Kenapa mulutku seperti terkunci untuk hal yang ingin kukatakan dari semalam lalu kakiku tak mampu kugerakkan padahal aku berniat mengejarnya?

"Heh! Ngapain lo melamun disini sendiri? Gak denger apa ? Udah bel dari tadi!" Kata seseorang yang tiba-tiba menepuk bahu Cynthia .

"Eh? Beneran?" Cynthia kaget dan langsung berlari ke kelasnya.

***

Bersambung













MISTERI TOILET SEKOLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang