Part 2 - Menemukannya

35 12 13
                                    

Nggak usah basa basi lagi.. Happy reading guys :)

-----

Novel menatap sekelilingnya sambil memegang selembar kertas putih yang penuh dengan tulisan tangan Ibunya, dimana terdapat alamat lengkap sebuah panti asuhan tempat seorang gadis bernama Lady itu tinggal.

Dia menarik nafas panjang karena merasa gugup, bingung nantinya harus mengatakan apa pada gadis remaja itu. "Semoga keputusan yang gue ambil ini bener. Demi Ibu, gue nggak boleh egois" putus Novel akhirnya berusaha berpikir dewasa sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam bangunan putih yang kokoh dan teduh didepannya. Tempat ini bangunannya tidaklah mewah, sangat sederhana namun terasa hangat dan penuh cinta, itulah yang dirasakan Novel saat berada didalam panti asuhan tersebut.

"Permisi.." ucap Novel bingung melihat betapa tenangnya kondisi rumah itu, tidak ada tanda-tanda orang yang akan datang menghampirinya. "Permisi.." ulangnya dengan volume suara yang lebih keras sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia memegang erat tas ranselnya karena terlalu gugup.

"Maaf, anda siapa?" tanya seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba muncul dibelakangnya membuatnya terperanjat. Horror sekali, itulah yang dipikir Novel saat ini.

"Saya Novel. Maaf sebelumnya kalau saya masuk tanpa disuruh. Soalnya tadi saya lihat pintunya sedikit terbuka, jadi saya langsung masuk aja. Maafkan kalau saya sedikit lancang, tapi kedatangan saya kesini ingin mencari seseorang"

"Tidak apa-apa" ucap wanita itu ramah sambil mempersilahkan Novel duduk dikursi yang ada diruang tamu lalu meninggalkannya sejenak untuk membuat minuman.

Novel melihat sekeliling ruang tamu dan melihat banyak sekali bingkai foto yang terpasang di dinding. Senyuman bahagia menjadi figure utama dalam foto-foto tersebut serta tawa mereka yang sangat menyejutkan hati. Novel ingat, dia juga pernah tersenyum bahagia seperti itu sebelumnya, sebelum kedua orang tuanya meninggal dunia.

"Maaf yah menunggu lama" teguran wanita tadi membuat lamunan sedihnya langsung buyar.

"Tidak masalah"

"Jadi maksud kedatangan anda kesini ingin mencari seseorang?" tanya wanita itu mengulang kata-kata Novel tadi. Sepertinya dia adalah pemilik panti asuhan ini.

"Iya" jawabnya singkat.

"Siapa?"

"Seorang gadis bernama Lady, apa benar dia ada disini?"

"Lady?" wanita itu sedikit terkejut mendengarkan nama Lady keluar dari mulut Novel. "Memang benar kalau dia ada disini, dia adalah salah satu anak asuh kami" akhirnya apa yang ingin didengarkan Novel sedari tadi diucapkan juga oleh wanita itu. "Tapi kalau boleh saya tau, ada keperluan apa anda mencari Lady?".

"Saya ingin menjemputnya" hanya itu yang bisa keluar dari mulut Novel saat ini, dia bingung harus mengatakan apa. Tidak mungkin juga dia bilang ingin mengasuh anak yang bernama Lady itu, terkesan aneh dan tidak masuk akal jadi mungkin kata menjemput adalah pilihan yang tepat saat ini. "Lady adalah adik saya, dia anak dari Ibu saya yang sudah meninggal"

Wanita itu terkejut kembali sambil berkata, "Saya turut berduka atas meninggalnya Ibu anda" Novel tersenyum tulus membalasnya.

Dia kemudian memberikan surat yang dibuat Ibunya kepada wanita itu untuk dibaca agar lebih meyakinkan, bahwa kedatangannya ini bukanlah untuk hal-hal yang jahat melainkan sebuah amanah yang mesti dia penuhi agar Ibunya bisa tenang beristirahat diatas sana.

Dia kemudian memberikan surat yang dibuat Ibunya kepada wanita itu untuk dibaca agar lebih meyakinkan, bahwa kedatangannya ini bukanlah untuk hal-hal yang jahat melainkan sebuah amanah yang mesti dia penuhi agar Ibunya bisa tenang beristirahat dia...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benar, ini Lady" ucap wanita itu saat memandangi foto yang diberikan Novel kepadanya. Dia terlihat bahagia memandangi foto tersebut. Sepertinya Lady ini adalah orang yang istimewa baginya. "Ikut saya" ajaknya tiba-tiba sambil memberikan foto dan suratnya kembali yang ditaruh Novel kedalam tas kemudian mengikuti wanita itu yang sepertinya menuju ke halaman belakang panti asuhan ini.

Ketika sampai di tempat yang dituju, Novel melihat ada beberapa anak laki-laki dan perempuan yang sedang bermain disana, mereka sedang bermain kejar-kejaran sambil tertawa bersama. Tetapi yang paling menarik perhatiannya adalah, sosok gadis remaja yang berambut panjang yang kini tengah menggendong salah satu anak perempuan dan memutarkannya. "Itu yang namanya Lady, orang yang sedang anda cari" sahut wanita disampingnya yang juga ikut menikmati pemandangan didepannya. Karena pemandangan ini memang sayang untuk dilewatkan begitu saja.

"Lady.." panggilnya membuat Novel langsung menengang, mentalnya belum siap untuk pertemuan ini. Dia tidak pernah ketemu dengan gadis itu sebelumnya, apa yang mesti dikatakannya jika gadis itu bertanya kepadanya. Bisakah dia menjawabnya dengan tenang? Demi tuhan, saat ini dia benar-benar gugup apalagi melihat gadis itu semakin mendekat dengan senyuman diwajahnya.

"Ada apa Bunda Rani?" akhirnya gadis itu sampai juga dihadapannya, membuat Novel secara spontan mengalihkan pandangannya kearah yang lain untuk menghindari kontak mata langsung dengan gadis itu. Fix, dia belum siap untuk keadaan seperti ini. "Dasar pengecut" maki Novel pada diri sendiri.

"Ada yang mencari kamu sayang" jawab wanita yang ternyata bernama Rani itu, Novel lupa menanyakannya tadi.

"Siapa?" tanya Lady bingung lalu mata bulatnya melirik ke arah Novel yang sedari tadi berdiri seperti patung di museum. Lady kemudian bermain mata dengan Bunda Rani seakan berbicara. "Dia?" bundanya mengangguk tersenyum dan terkikik melihat tingkah konyol Novel saat ini.

Memalukan, batin Novel yang merasa sedang dipandangi dengan tatapan aneh oleh Lady dan Bunda Rani.

"Hhmm, anda mencari saya?" tanya Lady membuat Novel mau tidak mau harus mengakhiri kegiatan membisunya itu.

"Iya" jawab Novel seadanya.

Novel berusaha fokus untuk menatap gadis yang saat ini sedang bertanya kepadanya, beberapa detik kemudian dia kembali terdiam mengamati wajah dari gadis itu. Lady itu memiliki tipe wajah yang penuh dengan senyuman, selalu ceria walaupun sekarang ini dia sedang terlihat bingung dengan kening yang berkerut, karena menunggu penjelasan lebih lanjut darinya.

Matanya yang bening seperti mengintimidasinya untuk segera membuka mulut.

"Aku datang untuk menjemput kamu Lady. Kamu harus ikut pulang bersamaku" ucap Novel to the point membuat gadis yang memiliki lesung pipit itu sangat terkejut. "Ibuku ingin kamu tinggal bersamaku, maksudku Ibu kita." ralatnya.

Novel hanya bisa tersenyum kaku membalas keterkejutan dari gadis itu.


------

Haloo...haloo, hy..hy.. abaikan. hehe.

akhirnya part dua selesai juga, walaupun dikit. hehe, soalnya mikirnya lama. wkwk.

seperti janji gue sebelumnya, gue bakalan rajin2 ngepost buat kalian semua. gilsss baik banget nggak. hihi.

biar gue tetap semangat, semoga cerita gaje gue ini nyelip dislh satu bacaan perpustakaan kalian, ngarep tingkat tinggi..

okay, jgn jadi silent readers. pliss tinggalkan jejak dengan vote dan comen supaya tentram hidup kita semua (nggk jelas).

Novel for LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang