AYOO MERAPAT. PART 4 nya udah adaaa..
-----
Lady tidak pernah berhenti memandangi pantulan dirinya dicermin. Tidak ada yang istimewa sebenarnya, hanya saja pakaian seragam yang dikenakannya saat ini membuatnya merasa sangat bahagia. Dia senang bisa mendapatkan kembali kesempatan untuk merasakan kehidupan sekolah yang sebelumnya tertunda karena kondisi keuangan dari panti asuhan merekayang tidak stabil, sehingga Lady hanya bisa bersekolah sampai tamat SMP saja.
Mungkin benar kata Bunda Rani, kalau Lady berhak untuk mendapatkan semua ini dari Ibu kandungnya, sebagai ganti karena telahmeninggalkan dirinya di panti asuhan dulu.
Lady mengambil tas yang dibelinya bersama Novel kemarin di mall, kemudian bergegas menuju ke ruang makan untuk menyantap sarapan pagi bersama Novel yang beberapa malam ini telah memenuhi mimpi indahnya.
Namun ketika melihat tangga, dia langsung teringat dihari pertamanya datang ke rumah ini dan jatuh terpleset. Lady masih sangat mengingat rasa sakit itu dan big no untuk yang kedua kalinya.
Relax..Relax..Relax.
"Pagi kak Novel" Novel yang sedang mengunyah saat itu menjadi tersedak mendengar panggilan baru untuk dirinya. Lady dengan gesit mengambil air minum untuk kakaknya itu. "Thanks.." ucapnya membuat Lady tersenyum di pagi hari.
"Pagi Bi Ijah.." sapa Lady ramah seperti biasa.
"Pagi juga Nak Lady. Ayokk sarapan dulu".
"Tentu Bi" sambil menarik kursi tepat di samping Novel biar mereka bisa berdekatan. Modus di pagi hari nggak papakan.
Lagian juganggak ada undang - undang yang melarang bagi orang yang kepengen modus sama laki laki yang disukainya.
Namanya juga usaha.
Apapun akan Lady lakukan untuk mendapatkan perhatian dari kakaknya itu.
"Aku nanti berangkat ke sekolah bareng kak Novel boleh yah?" Lady memang mendaftar di sekolah yang sama dengan Novel, jadi nantinya kakaknya itu akan menjadi senior di sekolahnya. "Aku takut tersesat nanti" lanjutnya, walaupun ada motif tersembunyi dari permintaan ini, tetapi dia tidak bohong tentang takut tersesat di jalan, karena dia bukanlah tipe orang yang bisa menghafal dan menguasai semua jalan yang ada di Jakarta dengan cepat, apalagi Jakarta itu kota yang besar dan luas banget.
"Tentu, kenapa tidak" Novel menyanggupinya sambil memberikan gadis itu segelas susu hangat.
OMG.. kok Novel bisa tau minuman kesukaannya, pikir Lady kegeeran.
Padahal Novel hanya sekedar perantara, karena setiap pagi Bi Ijah memang selalu membuat susu hangat sebagai pelengkap sarapan.
Tapi Lady sudah terlanjur terenyuh dengan perhatian kakak laki-lakinya itu. Selain Bunda Rani, belum ada yang pernah memberikannya perhatian seperti ini.
Dia semakin jatuh hati kepadanya.
Lady merasa tidak salah memilih untuk memberikan hatinya kepada kakaknya itu.
"Kenapa kamu senyam senyum gitu?" tanya Novel memergoki dirinya.
"Ehh? Itu.. Anu.. Hhmm... susu buatan Bi Ijah enak sekali" dustanya.
Dan seperti biasa, Novel hanya tersenyum menanggapinya, tetapi senyuman itu mampu mengalihkan dunianya sampai langit ke tujuh.
"Bi, kami berangkat dulu yah, ayokk.." ajak Novel sambil mengenakan ranselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel for Lady
RomanceKarena pesan terakhir dari sang Ibu, membuat Novel harus terikat dengan gadis berumur enam belas tahun bernama Lady yang besar di panti asuhan, namun gadis itu tumbuh dengan sangat baik berkat kasih sayang yang didapatkannya dari tempat itu. Ban...